Chereads / Reinkarnasi menjadi Putri Pedang / Chapter 16 - Mengetahui Identitasmu

Chapter 16 - Mengetahui Identitasmu

"Sampai kapan Nyonya akan menyembunyikan jati diri Nyonya dari Tuan?. Suatu saat pasti Tuan akan tahu siapa Nyonya sebenarnya". Lingling mengatakan hal yang membuat Li Mei merasa jengkel. Pria mana yang meninggalkan malam pernikahan dan justru sedang duduk dengan wanita lain.

"Jaga bicaramu Lingling, Aku adalah Putri sekaligus menantu Kerajaan Huanran. Menyembunyikan identitasku juga untuk menjaga kehormatan dari dua negara. Lagi pula tidak ada bedanya antara dia tahu atau tidak, itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa kami menikah karena sebuah politik dan kesepakatan".

Li Mei membuka pakaiannya dan Lingling mengambil perban untuk membalut luka yang sudah mulai membiru. "Luka Nyonya sudah membiru, sepertinya ini bukan luka biasa".

"Jangan banyak bicara atau bertanya, ini hanya luka karena racun. Tidak akan semudah itu membunuhku. Cepat ambil pakaianku".

Lingling pergi mengambik pakaian untuk Li Mei. Disaat Li Mei ingin mengambil air di meja samping ranjangnya tiba-tiba dia terbatuk.

Khuk.. Khuk..

Li Mei menutupi mulut dengan telapak tangannya dan darah begitu saja keluar dari mulutnya.

Lingling yang kembali dengan pakaian untuk Li Mei kaget melihat telapak tangan Li Mei penuh darah dan masih tersisa darah di bibirnya. "Nyonya.. Apakah Nyonya mengeluarkan darah?. Apa yang harus aku lakukan Nyonya". Tanya Lingling panik. Dia membantu Li Mei memakai pakaiannya, dan mengantar Li Mei ke kamar mandi untuk menghilangkan darah yang ada di tangan dan mulutnya.

Wajah Li Mei terlihat pucat, dia kembali berbaring menunggu penawar obat yang sedang Hao Cheng cari.

"Yang Mulia Putra Mahkota tiba..!". Teriak penjaga Mansion.

"Li Mei, jika Zhu Jian mencariku, katakan aku sudah tidur. Dan ingat, jangan mengatakan apapun tentang apa yang terjadi padaku". Li Mei langsung menarik selimut dan pura-pura tertidur. Lingling menundukkan wajah dan berjalan kedepan untuk menyambut Zhu Jian.

Dari luar Zhu Jian datang di ikuti Lingling, dia perlahan mendekati ranjang dan duduk disamping Li Mei yang pura-pura tertidur. "Maaf Tuan, Nyonya sudah tidur karena kelelahan. Silahkan Tuan kembali lagi besok". Kata Lingling, dia bingung bagaimana caranya membuat Zhu Jian pergi agar dia tidak mengungkit tentang wanita bercadar.

"Kamu keluarlah, aku akan menemaninya disini. Lagi pula ini adalah malam pernikahan kami". Kata Zhu Jian. Dia membelai kening dan rambut Li Mei.

Karena titah Putra Mahkota, terpaksa Lingling keluar dan tidak bisa membantu LiMei lepas dari Zhu Jian.

'Zhu Jian kurang ajar, disaat aku menginginkanmu pergi, mengapa kau justru disini?. Kemana saja kau disaat aku menunggumu?. Cih…! Sampai kapanpun aku tak sudi jika harus berada di sampingmu. Lebih baik aku melajang seumur hidup dari pada aku harus menemani pria tidak berperasaan sepertimu'. Umpat Li Mei dalam hati.

"Maafkan aku meninggalkanmu begitu saja, seseorang mengatakan kepadaku bahwa kamu menungguku semalaman di kamar pengantin kita". Zhu Jian mencium kening Li Mei dan menyadari bahwa suhu tubuh Li Mei sangat tinggi. Zhu Jian memperhatikan wajah Li Mei dan terlihat pucat. "Li Mei, Apakah kamu baik-baik saja?". Zhu Jian mulai panik.

Li Mei mulai kehilangan kesadaran kembali, sepertinya efek dari pil pelemah racun sudah tidak bekerja. Tubuhnya kini menggigil dan keringat dingin mulai bercucuran kembali. Tiba-tiba saja Li Mei mengigau. "Jangan tinggalkan aku.. Aku mohon..". Li Mei mengigau dan tanpa sengaja tangannya menggenggam tangan Zhu Jian.

"Aku ada disini. Li Mei bertahanlah!!. "Penjaga, panggilkan tabib Istana sekarang juga..!". Teriak Zhu Jian pada penjaga yang ada di luar mansion dengan panik.

Dari luar penjaga mansion masuk "Baik Tuan. Saya akan panggilkan Tabib Istana sekarang juga". Kata penjaga Mansion, lalu pergi tanpa mendengar balasan dari Tuannya.

"Aku harus memastikan siapa kamu sebenarnya". Zhu Jian membuka pakaian di bagian tangan kanan Li Mei dan melihat ada perban yang membalut lengannya.

Seketika Zhu Jian mengangkat tubuh Li Mei dan memeluknya. "Li Mei, kamu yang sudah menyelamatkanku. Mengapa kamu menyembunyikannya dariku?". Zhu Jian semakin panik melihat kondisi Li Mei yang semakin melemah.

Ukhuk.. Ukhuk..

Li Mei kembali batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Sepertinya racun sudah menyebar kebagian dalam tubuh.

Zhu Jian menyeka bibir Li Mei yang berdarah dan kembali menutup aliran Chi milik Li Mei untuk menghambat penyebaran racunnya.

Tidak lama Tabib Istana datang dan memberi salam pada Zhu Jian. "Tuan, Izinkan hamba memeriksa kondisi Nyonya". Dia mendekat dan memeriksa denyut nadi serta kondisi fisik Li Mei.

"Bagaimana keadaanya Tabib?". Tanya Zhu Jian cemas.

"Kondisi Nyonya saat ini sedang kritis. Kemungkinan besar Nyonya terkena racun mematikan dari bisa ular yang sudah di ekstrak. Penawar racun ini yaitu bunga krisan yang baru mekar, karena tergolong langka dan Kerajaan bahkan tidak memilikinya di kebun obat Istana".

Zhu Jian membaringkan Li Mei kembali, dia berdiri dan memandang Tabib dengan serius. "Cepat katakan..!! Dimana aku bisa mendapatkan Penawar bunga Krisan itu berada?".

"Di puncak bukitt Wu di sebelah barat daya Kerajaan Huanran. Tapi bukit Wu Terkenal dengan hewan spiritual yang memiliki kekuatan dan tidak mudah melewati mereka".

"Jing Ming..!" panggik Zhu Jian.

Jing Ming sang pengawal pribadi masuk, "Ada apa Tuan memanggil saya?".

"Kamu kerahkan pasukan dan jaga Mansion Putri Mahkota, Jangan biarkan siapapun masuk. Aku akan pergi mencari penawar racun untuknya".

"Izinkan hamba ikut, Tuan sedang terluka dalam. Jika terus memaksakan diri, kondisi Tuan akan semakin memburuk".

"Kamu tetap disini untuk menjaga Putri Mahkota selama kepergianku. Usahakan agar berita ini tidak sampai tersebar keluar apalagi sampai ke telinga Pangeran Kedua dan istrinya. Aku tidak ingin Li Mei menuai bahaya karena ulah mereka". Zhu Jian pergi meninggalkan Mansion.

'Li Mei, bertahanlah.. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sisiku'.