hari demi hari terus berlalu, Minggu berganti Minggu, bulan berganti bulan, Adam Lewis tak juga kembali ke kediaman keluarga Lewis.
kabar pun tak kunjung datang, orang tua Anna Lewis mulai khawatir dengan keadaan putra tertua mereka.
mereka merasa bersalah terkadang bertanya-tanya apakah cara mereka membesarkan Adam Lewis keliru hingga membuatnya sakit hati dan tak kunjung kembali.
kedua orang tua Anna Lewis terus menyalahkan diri mereka atas ketidakpulangan Adam Lewis.
selama itu pula Anna Lewis terus memperketat latihan dan mengasah kemampuannya.
bukannya tak peduli, Anna Lewis lebih memilih untuk mengobati rasa khawatir terhadap kakaknya yang telah lama menghilang tanpa adanya kabar dengan cara berlatih dan terus berlatih.
di hutan Utopialah tempat Anna Lewis melakukan latihan bersama Jose, kemampuan pedangnya kini terus meningkat.
pada satu titik Anna Lewis mengingat bisikan pendeta agung, terbersit dalam pikirannya untuk menyembunyikan busur panah kesayangannya di hutan Utopia.
awalnya busur panah tersebut adalah senjata biasa yang hanya melesatkan anak panah, namun kini busur panah tersebut telah diberkati oleh pendeta agung dengan menyatukan benda suci berbentuk batu Rubi berwarna merah.
pada awalnya pendeta agung mengatakan sebagai hadiah atas terpilihnya Anna Lewis, dan batu Ruby merah ia ambil dari salah satu cincin suci miliknya yang telah diberkati selama bertahun-tahun setelah ia menjadi pendeta.
namun ada alasan sebenarnya dibalik pemberkatan pendeta agung terhadap senjata Anna Lewis yaitu agar panah tersebut dapat menjadi senjata pelindung bagi keturunan Anna Lewis yang nantinya juga akan menjadi penuntun keturunannya tersebut untuk bertemu dengan pendeta agung di masa depan.
hingga kini Anna Lewis tak begitu menghiraukan busur panah tersebut karena fokusnya sedang tertuju pada latihan menggunakan pedang suci.
Anna Lewis bahkan tak tahu bahwa busur panah tersebut memiliki kekuatan spesial yaitu sebagai bumerang saat menyerang (yang kini digunakan Eden sebagai senjata rahasia).
ia sama sekali tak penasaran bahkan tak pernah sekalipun mencoba menggunakan busur setelah pemberkatan, malah ia kini menyimpannya di sebuah goa di hutan Utopia.
* * *
"jadi katakan apa sebenarnya rencana mu? sudah berbulan-bulan aku mengikuti mu tapi kau tak kunjung memberitahukan cara mendapatkan kekuatan naga!!"
ucap Adam Lewis penuh emosi
"sudah ku bilang kau harus menunggu kan?"
ucap Rosemary sambil menghidupkan rokok yang ia pegang
"cih.. menunggu dan menunggu, ku rasa kau hanya bermain-main dengan ku!"
tegas Adam Lewis yang kemudian menghunuskan pedang ke arah Rosemary.
"tenang lah, kau memang benar-benar memiliki temperamen yang buruk"
jawab Rosemary mencoba menenangkan Adam Lewis
"kita harus menunggu dia membuat ikatan dengan naga kemudian kita rebut darinya"
imbuh Rosemary yang membuat Adam Lewis sadar akan rencana bagus tersebut, ia kemudian menarik pedangnya dan mendekat pada Rosemary.
"ku harap kau tidak gegabah, tunggu adik manis mu mengambilnya, akan lebih mudah jika kita merebutnya"
ucap Rosemary sambil tersenyum pada Adam Lewis kemudian mematikan Putung rokoknya.
Adam Lewis setuju dengan rencana tersebut, ia akan menunggu sampai Anna Lewis berhasil membuat ikatan.
ia sungguh tak sabar untuk merebut kekuatan tersebut dari adiknya.
* * *
hari ini adalah hari dimana seminggu menuju purnama, hari yang telah ditetapkan agar Anna Lewis berangkat menuju gunung Tarsa untuk membuat ikatan dengan naga.
ia berangkat bersama Jose dan beberapa kesatria putih dari kuil suci yang secara khusus diperintahkan oleh pendeta agung sebagai pelindung selama perjalanan Anna menuju gunung Tarsa.
perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih lima hari dan tak ada halangan berarti selama perjalanan berlangsung.
sedikit mencurigakan bagi Anna Lewis karena ia bersama rombongan dengan mudahnya sampai ke tempat tujuan.
Anna Lewis mencoba membuang jauh-jauh pikirannya tersebut dan berfokus pada tugasnya.
hari ke enam di sekitar gunung Tarsa, Anna Lewis dan Rombongan mulai mencari jalan menuju tempat naga api tinggal.
seharusnya ada sebuah pintu yang terhubung dengan tempat naga tinggal namun pintu tersebut tidak dapat di lihat dengan mata telanjang melainkan hanya bisa di lihat oleh utusan yang di takdirkan.
Anna Lewis sempat bingung, saat ini ia merupakan kesatria terpilih namun ia malah tak bisa menemukan pintu tersebut.
ia tak habis pikir dengan kejadian aneh ini, hingga membuatnya melamun memikirkan apakah ada sesuatu yang salah dengan ramalannya, ia terlihat begitu linglung.
dari kejauhan Jose melihat Anna Lewis kemudian mendekat dan membangunkannya dari lamunannya tersebut.
"guru, aku rasa ada yang salah dengan ramalannya"
ucap Anna Lewis lirih namun juga ragu
"jangan berpikir yang tidak-tidak, lebih baik kita cari lagi"
jawab Jose mencoba menghilangkan pikiran buruk Anna Lewis.
setelah hampir dua belas jam mencari pintu tersebut di temukan, Anna menemukannya saat senjata suci tiba-tiba berubah menjadi burung dan menuntunnya menuju sebuah dinding batu besar.
disanalah pintu utama menuju naga api, tak berlama-lama Anna Lewis langsung menghancurkan batu besar tersebut dan dibaliknya terdapat sebuah lorong yang sangat gelap.
merekapun memutuskan untuk mendirikan camp dan menunggu sampai besok untuk masuk dan melaksanakan tugas.
hari ke tujuh, tepat saat purnama Anna Lewis mulai untuk melaksanakan tugasnya.
ia masuk ke dalam goa sendiri tanpa ada yang menemani, hal ini merupakan pesan dari pendeta agung bahwa hanya Anna Lewis lah yang harus masuk sendiri.
akan berbahaya jika orang lain mencoba ikut masuk, sebelumnya pernah ada kejadian mengerikan ketika seorang kesatria dengan asal masuk, lalu dari dalam goa tersembur lava panas yang menyebabkan gunung Tarsa meletus hingga membuat bencana yang begitu dahsyat.
kini Anna Lewis melangkah sendiri, ia terus menelusuri terowongan dengan berbekal obor di tangan kiri dan juga pedang di tangan kanan nya.
ia terus bersikap waspada mengingat baru pertama kali memasuki terowongan tersebut.
banyak persimpangan yang ia temui, pada awalnya Anna Lewis tak bisa menentukan arah yang ia tuju, ia sempat berhenti dan berfikir, ia bahkan berharap bahwa burung suci akan membantunya lagi namun harapan itu sia-sia.
setelah menunggu lama, burung suci tetap pada wujudnya sebagai pedang.
Anna Lewis kemudian berfikir, ia mulai merasakan udara dari masing-masing persimpangan lorong, ada hawa panas yang muncul dari salah satunya, berbekal intuisi Anna Lewis berjalan mengikuti hawa panas tersebut.
kini langkahnya semakin jauh dan dalam menuju tempat yang tidak ia ketahui.
benar intuisinya, hawa panas menuntunnya sampai pada sebuah goa besar penuh dengan permata, emas, berlian yang berkilauan dan juga berbagai senjata di sana.
pemandangan itu begitu menakjubkan namun juga sangat menakutkan.
emas-emas itu bergerak naik turun seolah s dangdut bernafas, Anna Lewis mengawasi sekitar, ia berjalan pelan dan turun menuju emas yang seolah bernafas.
"kriiiciinggg...kriiiciinggg..sssrrkkkk..."
suara Anna Lewis menuruni sebuah bukit dan tak sengaja terpeleset pada gunungan emas yang membuatnya menimbulkan suara berisik.
"wuusss....ggrrrr....grrrrrr"
suara nafas besar dan geraman berasal dari gunungan emas yang mulai bergerak ke atas semakin tinggi,
"kkkrrriiiiiiiciing... kriiiciinggg....."
suara emas, berlian, berhamburan, dari sanalah muncul sosok naga api.
begitu besar dan gagah dengan kulit berwarna merah memancarkan hawa panas bagi siapa saja yang berada disekitarnya.
matanya tertuju pada Anna Lewis, ia melihatnya dan sesekali menggeram.
Anna Lewis dengan teguh berdiri dan tak sekalipun berpaling, ia terus menatap pada naga tersebut.
sang naga api mendongak ke atas menyemburkan api dari dalam mulutnya.
semburan tersebut menyebabkan seisi tempat bergetar hebat, bahkan menyebabkan serpihan-serpihan dari atap yang berjatuhan ke bawah.
kondisi di luar pun sama, kesatria putih dan Jose merasakan getaran dari luar seperti gempa bumi.
sedangkan pendeta agung yang berdiri mengawasi dari menara pengintai kuil suci melihat gunung Tarsa menyemburkan lahar dan menyala merah.
"aku harap dia berhasil membuat ikatan"
ucap pendeta agung.
sang naga terus menyemburkan api hingga mengelilingi seisi ruang, ia kemudian mengepakkan sayap dan mulai terbang.
pemandangan itu seolah sang naga sedang mengambil kuda-kuda dan siap menyerang Anna Lewis.
Anna Lewis tengah bersiap menghadapi naga api, ia tak tau apa yang harus di lakukan karena tak ada petunjuk yang pasti bagaimana caranya untuk membuat ikatan dengan sang naga.
ia meneguhkan hati, merenggangkan kaki, memegang kedua pedang di depannya seolah siap menerima serangan dari naga api.
sedangkan dari atas sang naga mulai mengatur posisi dan melihat kearah Anna Lewis.
naga api berhenti kemudian terbang menukik mengarah pada Anna Lewis yang terlihat tak kenal takut menghadapinya.
"hiyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
teriak Anna Lewis menandakan kesiapannya menerima serangan tersebut dan
"Boooooooommmmmmmmmmmmm"
suara ledakan membangunkan siapa saja yang mendengarnya.
sebuah ledakan besar terjadi, tak ada yang tau apa yang terjadi di dalam gunung Tarsa.