"seperti orang berjalan di atas air!!!!! itu mustahil"
Eden kembali mengusap mata, mencoba memejamkan mata sedikit lebih lama dan tenyata ia terbangun dari tidur lelapnya sore itu.
'syukurlah ini hanya mimpi'
ucap Eden dalam batinnya.
pelan-pelan Eden beranjak dari tempat duduk untuk bersiap pulang.
hari sudah mulai gelap, debur ombak semakin kencang, angin laut aroma nya asin dan juga lembab, Eden begitu menyukainya 'menyegarkan'
gumam Eden.
sesampainya di rumah, ibu sudah selesai menyiapkan makan malam.
"aku pulang"
ucap Eden
"Eden bergegaslah mandi, ibu sudah menyiapkan makan malam"
sambut ibu.
"dia selalu saja pulang terlambat"
sahut adel
"tentu saja, aku kan bukan nona disiplin seperti mu"
jawab Eden meledek Adel
"apa kau bilang"
ucap Adel jengkel
"sudahlah biarkan kakak mu membersihkan diri"
ucap ibu Eden.
sejujurnya antara Eden dan Adel meskipun bersaudara tapi mereka tidak bisa mengungkapkan rasa sayang satu sama lain, bila khawatir maka akan diungkapkan dengan mengeluh seperti yang di ucapkan Adel. meskipun begitu mereka sama sekali tidak pernah bertengkar, Adel adalah adik yg baik dan sangat perhatian pada keluarga.
setelah selesai makan Eden pergi menuju kamar tidur untuk beristirahat.
* * *
keesokan harinya Eden melakukan aktivitas seperti biasa, berangkat sekolah, sore hari membantu menyusun hasil bumi, kemudian pulang. .
* * *
hari ini adalah kurang 3 hari perayaan festival, pantai sudah ramai dengan turis luar negeri. pantai thalsa ini sangat terkenal dengan air jernih dan pasir putih.
Eden ingin sekali ikut berenang tapi urung dilakukan karena ia harus ikut membantu menghias hasil bumi.
saat mulai lelah Eden kembali mendekat ke bibir pantai dan mulai berjalan pelan sambil melihat ikan kecil, bintang laut, kerang yang terkena surutnya ombak.
ada sesuatu terlihat, seperti cahaya, karena penasaran Eden mencoba mendekat, ternyata sebuah cincin dengan mata Ruby berwarna merah,
"seperti nya ini terjatuh, mungkin milik turis yang tadi berenang disini"
gumam Eden.
Eden meletakkan kembali cincin tersebut di tempat yang mudah terlihat untuk berjaga-jaga bila ada seseorang yang akan kembali untuk mencarinya.
sebenarnya terlihat indah dan Eden ingin mengambil nya tapi ia tak berani karena cincin tersebut bukan miliknya.
* * *
hari berikutnya adalah hari Sabtu, hari libur tapi Eden harus berangkat menghias hasil bumi lebih pagi, padahal ia sangat ingin bermalas-malasan dan menonton kartun.
"ibu, dimana Adel?"
tanya Eden pada ibu
"Adel sudah berangkat sejak pagi tadi"
jawab ibu
"apa?! sejak kapan dia pergi, kenapa dia cepat sekali. aku harus segera menyusul nya" langkah Eden semakin cepat, ia begitu terburu-buru karena sudah terlambat.
sesampainya di aula semua sudah memulai pekerjaan nya masing-masing, Eden merasa tidak enak hati tetapi ia harus tetap membantu.
hari menjelang sore, senja mulai menunjukkan sinarnya, sebelum pulang Eden kembali menyusuri pantai dan ia melihatnya lagi, cincin itu, masih berada di tempat yg sama.
Eden memutuskan untuk mengambil nya.
Adel diam-diam mendekati Eden,
"sedang apa kau"
sembari menepuk pundak Eden untuk mengejutkannya
"aku sedang mengambil benda ini"
sambil menunjukkan cincin bermata Ruby pada Adel
Adel kemudian menjawab "model nya kuno sekali, cocok sesuai dengan selera mu..hahaha"
"apa kau bilang, dasar.."
sahut Eden gemas
"aku akan membawa nya pulang"
imbuh Eden
"terserah, aku yakin pemilik asli nya membuang cincin itu untuk mu hahaha"
ucap Adel sambil meledek Eden
"hei kemari kau dasar menjengkelkan"
ucap Eden sambil berlari mengejar Adel.
"ngguuuuuuuunnggggg"
suara dengungan berbunyi dan membuat telinga semua orang sakit beberapa saat.
suara ini hanya 5 detik saja tetapi sudah membuat penduduk kota berhamburan. apakah ini pertanda akan datangnya tsunami atau pertanda lain???