Sesampainya dirumah sakit Orchid Hospital City, Dhyta segera di masuk an kesebuah kamar, untuk menjalani pemeriksaan lanjut, saat itu ada orang yang memakai kacamata dan mengenakan jubah berwarna putih bersih, juga mengenakan masker, yang masuk keruangan, untuk memeriksa Dhyta.
Tak lama kemudian, dokter itu keluar dari kamar tempat Dhyta deperiksa tadi, dan mengobrol dengan Bundanya Dhyta
"Pak...
Maaf, kami tak bisa melanjutkan pemeriksaan ini", Dokter berbicara dengan sangat hati-hati
"A...apa yang Dokter bicarakan?...
Aku tak mengerti, bisa tolong jelaskan?...", suara Anita bergetar, dan dia menangis tersedu-sedu
" Pak..
Bisa tolong ikut saya ke ruangan saya?..., ada hal harus saya bicarakan pada anda",ajak seorang Dokter itu, dengan nada yang sangat serius
"Baik Dok", Ayah Dhyta menerima ajakan Dokter itu, Ayah Dhyta berjalan dibelakang Dokter itu, mereka berjalan dengan langkah yang sangat tergesa-gesa
Disaat itu Anita masih menangis, jadi Dokter tidak membolehkanya ikut keruangannya. Dokter berpikir, Ayahnya akan bisa menjelaskanya ke pada istrinya saat istrinya sudah mulai tenang.
"Pak...
Sepertinya anak anda harus menjalani perawatan khusus, dan kami hanya memiliki sedikit peralatan dari yang dibutuhkan untuk mengobati anak anda", Dokter berbicara pada Ayahnya Dhyta dengan hati-hati, sembari Dokter menunggu jawaban dari Ayahnya Dhyta, Dokter mengecek kembali hasil pemeriksaan Dhyta, dengan cermat, tanpa ada yang terlewat.
"Lalu...
Apa yang harus saya lakukan untuk menyembuhkan anak saya?...", dia bertanya, mengharap penjelasan lebih dari Dokter
"Sepertinya anak anda perlu ke Rumah Sakit khusus untuk tumornya"
"A...apa!", Dokter tersentak kaget, sama kagetnya dengan Ayahnya Dhyta
"Tu...tumor Dok?...",tanyanya lagi, untuk memastikan
"Iya Pak"
"Baiklah Dok, akan saya bawa anak saya ke Dokter spesialis khusus, akan saya lakukan yang terbaik untuk anak saya, dan terima kasih Dok, atas bantuannya untuk hari ini, saya permisi", ayahnya Dhyta menuju ke pintu dan akan keluar dari ruangan itu, tapi suara Dokter itu menghentikannya
"Pak, sebaiknya anda memberi tau istri anda nanti, biarkan dia tenang terlebih dahulu, dan anak anda Dhyta, bisa dirawat disini terlebih dahulu"
"Terima kasih Dok, akan saya usahan yang terbaik"
Dan ayahnya Dhyta pun keluar dari ruangan Dokter itu, dan melihat istrinya dihibur oleh Jack, dia pun sudah tak menangis seperti sebelumnya, dan Ayahnya Dhyta diam" mendengarkan pembicaraan mereka dari balik tembok
"Tante...
Tante tau tidak apa yang terjadi saat aku diperjalanan tadi?..."
"Kenapa?...
Ada apa?...", tanya Anita sambil mengusap air matanya, dan membelai rambut Jack
"Saat Jack keluar dari rumah, mama bilang agar aku lompat setinggi-tingginya saat ada semut lewat?..."
"Lalu?...", Anita bertanya sambil tersenyum simpul pada Jack, yang berusaha menghiburnya
"Saat itu Jack melihat semut yang berkerumunan di sisa-sisa makanan yang jatuh, dan Jack melompat karena ingat kata-kata Mama, tapi Jack bilang ada curut bukan ada semut, dan orang-orang yang lewat memperhatikan Jack sambil tertawa, Jack kan malu ditertawa'in
hehe...",Jack bercerita kepada Anita sambil dia memperagakannya
Tanpa sadar Anita tertawa terbahak
-bahak sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa, suaminya tersenyum yang melihat istrinya tertawa, dia jadi tak tega untuk memberi tau istrinya bahwa putri satu" nya mengidap tumor.