Chapter 7 [Part 3]
2 Hari kemudian, Julio masih belum dapat, ia kebingingan harus melamar kemana lagi, hampir setiap cafe ia hampiri, akan tapi ia pasti di tolak.
"Baiklah, kurasa ini akan jadi yang terakhir untuk hari ini."
Julio masuk ke cafe, ia melamar disana, Julio tidak bisa berharap lagi, ia sudah menduga kalau ia akan di tolak lagi akan tetapi…
"Baiklah, kamu di terima, karena paruh waktu… jam kerja kamu hanya 6 jam… dari pukul 8 pagi, aku juga tidak bisa memberimu bayaran seperti yang lain. tapi jika kamu bekerja keras dan bisa membawa banyak pelanggan, mungkin bisa ku naik kan sedikit upah mu. Bagaimana kamu setuju?"
Julio pun terlihat sangat senang, ia langsung menyetujuinya. Julio di perbolehkan pulang hari ini dan bekerja besok. Julio pun berlari dengan penuh rasa gembira menuju rumahnya.
***
Pukul 16.30, Julio sudah pulang dan sudah menyiapkan makanan yang enak untuk makan malam mereka, ia sangat bersemangat untuk menyiapkan makanan ini. Tak lama Chelsea pun pulang, Chelsea di sambut oleh Julio. Chelsea merasa sedikit bingung dengan Kakaknya yang terlihat sangat gembira.
"K-Kakak kenapa? Sepertinya Kak Julio keliatan sangat senang hari ini?"
"Umm… kamu mandi dulu sana, nanti Kakak kasih tahu."
Chelsea mengangguk dan langsung pergi ke kamar mandi.
Setelah itu, Chelsea duduk di meja makan dan menatap Kakaknya yang terlihat sangat bahagia hari ini.
"Jadi… ada apa?"
Julio menunduk sebentar, lalu ia pun berbicara "Aku… diterima!"
"Eh?"
Chelsea tidak mengerti apa yang Julio bicarakan.
"Kak Julio punya pacar!?"
Ia salah paham, ia mengira Julio di terima oleh seorang perempuan dan mengira kalau Julio punya pacat.
"Akhirnya… Aku kira Kakak ku ini tidak memiliki daya tarik… aku senang." ucapnya yang terharu akan kesalahpahaman.
"B-Bukan itu… Tapi, perkataanmu itu menyakitkan tahu!"
"Eh? Bukan ya? Lalu apa?"
"Yang aku makusud, aku di terima kerja!"
"Ah... eh!? Eeeeeeeeeeeee!?"
kesalahpahaman itu pun menghilang, Chelsea terlihat lebih terkejut dari sebelumnya karena mendengar Julio sudah dapat pekerjaan, Chelsea langsung mendekati Julio dan memeluknya. Mereka sangat senang karena dengan ini, keluarga kecil mereka sudah bisa mengatasi masalah keuangan keluarga mereka. Itu lah yang mereka pikir.
Chelsea dan Julio langsung makan dengan penuh rasa kebahagiaan. Setelah itu, Chelsea membantu kakaknya membereskan piring bekas mereka makan malam.
"Haaah, akhirnya masalah keuangan kita bisa terselesaikan." ucap Julio.
"Iya… kalau begitu semangatlah untuk besok, kakak!"
Julio hanya tersenyum mendengar perkataan adiknya itu. Setelah mereka selesai membersihkan piring, mereka pergi ke kamar dan tidur.
***
Keesokan harinya.
Julio, bergegas pergi bekerja, ia sangat bersemangat karena ini pekerjaan pertamanya. Saat sampai di tempat, Julio melihat toko masih tutup akan tetapi di dalam sudah ada pegawai yang bersiap-siap untuk membuka toko ini.
"Permisi."
"Ah kamu, cepat pergi ke belakang dan pakai seragam mu, sebentar lagi kita akan buka!"
Julio mengangguk dan langsung bergegas memakai seragam yang sudah di sediakan.
Pukul 07.00 cafe sudah buka, tugas pertama Julio membagikan selebaran kepada orang-orang yang ada di jalan.
Julio yang jarang tersenyum di depan orang yang tidak ia kenal, kini ia harus tersenyum agar banyak yang berminat untuk mengunjungi cafe nya.
"Ayo kunjungi cafe kami! Disana kami menyediakan berbagai macam aneka kopi dan teh dan juga berbagai makanan. Ayo kunjungi cafe kamiiii!"
Julio mencoba sekeras mungkin untuk menarik perhatian orang-orang yang melintas, akan tetapi mereka mengabaikan Julio dan hanya ada beberpa yang mengambil selebarannya. Julio tidak sendiri disana, ia di temani dengan rekan kerjanya. Karena sudah lama mereka berdiri membagikan selebaran, rekan kerja Julio pun mengajak Julio kembali ke cafe. Cafe juga terlihat sudah mulai ramai, Julio kini bertugas untuk mengantarkan pesanan, Julio sempat kewalahan menangani pelanggan. Namun, ia tetap berusaha agar tetap memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Pukul 13.00
Cafe mulai sepi, Julio juga pamit pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, ia pergi mandi. Setelah itu, ia tertidur. Ia terlihat sangat kelelahan hari ini. Tetapi, Julio tidak bisa mengeluh, karena mungkin ini akan menjadi kesehariannya. Itulah yang ia pikirikan.
Di sore hari, Julio terbangun. Ia lupa belum menyiapkan makan malam untuk adiknya dan dirinya. Ia pun bergegas cuci muka dan langsung mencari bahan untuk memasak.
Chelsea pulang, Julio sedang duduk di ssofa sepertinya rasa lelahnya itu masih belum menghilang di dalam dirinya.
"Ka-Kakak tidak apa-apa?"
"Aku baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan."
Chelsea pun tertawa kecil lalu mengusap kepala Kakaknya.
"Semangatlah!" ucapnya dengan senyuman manis terlukis di wajahnya.
Setelah itu mereka makan malam dan pergi tidur.
***
Keesokan harinya semua berjalan lancar, Chelsea bersekolah dan Julio pergi bekerja, Julio sudah terbiasa dengan pekerjaannya, meskipun baru 2 hari ia bekerja dengan hari ini. Keesokan harinya juga begitu, Julio bekerja tanpa hambatan. Julio bekerja tanpa ada masalah menghampirinya, tanpa ada keluhan dari pelanggan yang ia layani, tanpa ada kecelakaan kerja... itulah yang ia pikirkan.
Akan tetapi…
"Apa ini!?" tanya seorang dengan suara yang keras.
Di dalam cafe pun banyak pelanggan yang menoleh kepadanya, namun ada juga yang acuh kepadanya, Julio hanya berdiri. Tubuhnya gemetar, ia sudah lama tidak merasakan perasaan ini.
"Aku tidak terima jika seperti ini! Aku ingin dia di pecat!"
To be continue
=====================