Setelah Xia Chuxue selesai berbicara, dia menarik pandangannya dan menoleh pada sekelompok pengawal yang sedang menunggu dirinya. Kemudian dia menuju lantai dua dan jubah putihnya segera menghilang dari pandangan.
Setelah dia pergi, kedai teh yang awalnya hening menjadi berisik dengan perbincangan lagi. Kali ini, mereka sedikit merendahkan suara mereka.
"Xia Ruoyun pasti sangat beruntung mempunyai adik seperti Xia Chuxue! Dan lagi, adiknya sangat setia. Dia terus menangis selama pemakaman kakek dan ibu Xia Ruoyun sampai pingsan. Di bandingkan dengan Xia Ruoyun yang kejam dan jahat yang begitu penakut sehingga tak pernah menampakkan wajahnya pada pemakaman keluarganya sendiri. Hal yang baik jika dia sudah mati. Bedebah tak tahu terima kasih seperti dirinya tidak pantas hidup!"
Gu Ruoyun mendengarkan perbincangan itu dan hatinya yang awalnya marah dan gundah perlahan-lahan menjadi tenang.