"Keluarkan semua harta yang kalian temukan dan bagikanlah dengan kami. Bagaimana?"
Gu Ruoyun tertawa seolah-olah baru saja mendengar lelucon..
"Kalian memilih melewati Pintu Menuju Kematian. Siapa sebenarnya yang disalahkan karena tidak mendapatkan imbalan?"
"Hmm!" Pria dengan kumis samping mendengus dingin dan menatap Gu Ruoyun dengan merendahkan, "Nona kecil, apa kamu tidak takut diburu dan dibunuh oleh bandit karena kamu membawa begitu banyak harta? Perampok Taring Serigala mungkin adalah bandit tetapi kami tak akan mengutus orang untuk mengejar orang yang patuh pada kami! Dan untuk mereka yang tidak menghargai kebaikan kami, mereka seharusnya tidak menyalahkan kami karena kurangnya kesopanan!"
"Benar, gadis bodoh, berikan harta itu pada kami!"
Kerumunan tampak tersadar dari alam mimpi setelah mendengar ucapan pria itu dan mulai mengerumuni Gu Ruoyun. Mereka berbicara dengan nada suara penuh kebenaran.