Angin mulai menderu saat badai pasir naik ke langit. Gu Ruoyun menatap dingin para tetua yang melayang di udara dan mereka menatapnya dengan angkuh. Mata jernihnya yang dingin bersinar, "Aku, Gu Ruoyun, tak pernah mengakui diriku sebagai orang baik. Tetapi, aku juga tak pernah bermaksud melukai orang yang tidak berdosa. Orang-orang yang aku bunuh adalah orang-orang yang pantas mati! Siapapun yang memukul cucunya sendiri sampai mati hanya demi seorang pejabat berpengaruh tidaklah pantas menjadi seorang kakek sama sekali!"
Dia bukan lagi Gu Ruoyun yang dulu. Gu Ruoyun sebelumnya telah dipukuli sampai mati oleh tongkat Jenderal Gu. Karena itu, mengapa Gu Ruoyun harus mengakui pria itu sebagai kakeknya?
"Gu Ruoyun, kamu memutar balikkan fakta dan memaksakan alasan!"