"Ah? Benarkah? Siapa yang begitu berani merebut barang milikmu? Benar-benar keterlaluan!" Chu Qiao berpura-pura marah.
"Haha, kamu juga merasa seperti itu," Yan Xun tertawa dan mengangguk. "Benar, itu keterlaluan sekali. Aku sudah berdiri di sisi sebuah pohon selama lebih dari sepuluh tahun. Sekarang dia akhirnya berbunga, bagaimana mungkin aku membiarkan orang lain menginjaknya? Walaupun bunganya tidak begitu indah ataupun anggun, tetapi dia sudah mengikuti aku begitu lama. Bahkan sebuah jamban yang sudah dipakai untuk waktu yang lama juga akan memiliki nilai sentimental. Aku menghargai kesetiaan. Apa mereka tidak merasa mereka sudah keterlaluan?"
Wajah Chu Qiao menjadi merah. Dia berteriak, "Hei! Yan Xun, kamu keterlaluan! Membandingkan aku dengan jamban!"