Setelah sesaat, tandu itu berhenti di depan gerbang Paviliun Fang Gui. Pembunuhan tanpa henti sedang dilakukan di dalam kegelapan di luar sana, namun istana kekaisaran tetap tidak terpengaruh, terpisah dari luar. Nada riang dan suara tawa terdengar dari istana.
"Nona, kita sudah tiba," kata si pelayan, menundukkan kepalanya.
Chu Qiao keluar dari tandu itu. Dia sedang memakai jubah biru muda. Dia berdiri tegak, matanya terpaku tegas ke depannya, tanpa rasa takut sedkit pun. Dia mengangkat kakinya dan melangkah menuju istana.
"Nona," sebuah suara rendah terdengar dari belakangnya. Keempat pembawa tandu berlutut di tanah bersamaan. Langkah gadis muda itu terhenti saat mendengar suara serak itu. Pria itu, dengan nada terpaksa, berkata perlahan, "Jalan di depan tidak terduga dan sulit. Nona, tolong berhenti demi Da Tong dan Yang Mulia."