Lewat tengah hari dan matahari sedang bersinar terik di atas kepala. Terlebih lagi, itu adalah pinggiran kota dimana lalu lintas tidak begitu ramai. Hanya ada pohon-pohon di sisi jalan yang berkilauan di bawah sinar matahari.
Lin Qian berdiri di trotoar agak lama sebelum akhirnya dia mendapatkan taksi. Tentu saja, tujuannya adalah Kantor Aida. Begitu dia masuk ke dalam taksi, dia menelepon Li Zhicheng.
Sambungan telepon itu sibuk.
Memahami bahwa Li Zhicheng akan berada di bawah tekanan besar, dia memutuskan berhenti meneleponnya. Setelah pengumuman besar seperti itu, bukanlah hal yang mengejutkan bahwa dia akan kebanjiran panggilan telepon.
Taksi itu melaju kencang di jalanan. Kaca jendelanya terbuka dan angin dapat berhembus masuk. Perasaan Lin Qian pun seperti angin, bergemuruh dan tidak stabil.