Satu tahun kemudian.
Ketika itu bulan Juli di Taiwan, dan cuaca sangat panas. Angin laut bercampur dengan aroma laut, membuat orang merasa sedikit lembab dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Lin Qian terbalut dalam sebuah kaos lengan pendek bergaya militer dan celana pendek, mengenakan topi putih bertepi lebar, dan gelang giok putih di tangannya. Dia mengemudi sebuah jeep off-road
Melalui jalur kayu yang tebal, matahari bersinar bagaikan satu bongkah emas dan mencoreng jalanan di depannya. Menempuh waktu sepuluh menit kemudian ia tiba di sebuah deretan vila liburan berwarna putih yang begitu sepi. Ia berhenti di depan salah satu pintu dan mengambil sarapan yang baru saja dibelinya dari kursi pengemudi. Dia mendorong pintu dan berjalan masuk.
Ruangan itu cerah dan aroma teh memenuhi udara di dalamnya.