Tiga setengah jam kemudian…
Mata Song Shuhang segar, tapi tubuhnya agak lelah.
"Ini bahan ke 41… akhirnya hampir selesai." gumam Song Shuhang.
Ia tidak mengira akan bertahan sampai sekarang di percobaan pertamanya. Namun, keadaannya yang sekarang hampir sampai batasnya. Setelah bahan ini, tinggal empat bahan lagi, yaitu, batang daun dewa, sembilan potong bambu merah yang di bakar, Batu kristal yang beku, dan biji Snow Demon. Ia pasti bisa bertahan sampai selesai!
Membuka tutup panci, ia memasukkan bahan ke 41,
Sebelum ia menutup panci itu, kejadian aneh terjadi di dalam panci itu.
Ketika ramuan yang berwarna keabu-abuan bercampur dengan bahan ke 41, asap hitam dan bau gosong tiba-tiba keluar!
Panci yang berisi setengah lebih perlahan meluap dan berkurang seperlima.
'Tsk, apa ini gagal?'pikir Song Shuhang. Karena ia menambahi air di awal, ia mengira sudah gagal dari awal.
Namun, tidak masalah sampai bahan ke 41, jadi ia masih berharap berhasil. Apa ini yang seharusnya manusia memiliki, mental judi?
Sedangkan sekarang, apa akhirnya ia gagal?
'Tidak, tunggu, ini belum sepenuhnya gagal.' Song Shuhang melihat meskipun ramuan itu meluap, cairan itu masih melarutkan bahan ke 41.
Ia tahu ia harus melakukan sesuatu sekarang, dan jika ia tidak melakukannya, itu akan gagal.
Sebenarnya, bahan ke 41 memang tahap yang tersulit di proses ini.
Dari tahap ini selanjutnya, sebenarnya tahap penyelesaian meramu ramuan ini. Empat bahan yang tersisa setelah ini tidak berefek apa-apa.
Batang daun dewa, sembilan potong bambu merah yang di bakar; batu kristal yang beku dan biji Setan Salju. Dua bahan pertama membuat sifat panas dan menyatukan, sementara dua yang terakhir menyimbolkan sifat dingin dan kelembutan. Keempat bahan itu berguna untuk memurnikan ramuan obat itu.
Tahap yang paling penting untuk membuat ramuan ini adalah pemurnian. Jika ini gagal, hasilnya akan menjadi cair, dan ketika diminum, akan hanya membuat tubuh enak, sementara efeknya berkurang banyak. Namun, dengan tahap pemurnian ini ramuan obat ini, berguna untuk meningkatkan energi.
Dan bahan ke 41 adalah bahan inti untuk proses pemurnian.
Tahap ini memang susah di lewati, dan si Bulu Lembut sudah gagal berkali-kali.
Namun, apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki kegagalan?
Jika Tabib ada, dengan kemampuan meramu ramuan ini, ia bisa membantu menyelamatkan tungku ini… bukan, lebih tepatnya, pancinya… yang berisi ramuan.
Meskipun begitu, ia tidak mempunyai pengalaman atau memiliki kemampuan yang Tabib punya.
'Luapannya terlalu cepat, aku harus mengecilkannya. Aku akan tambahkan air!' Song Shuhang mencoba semua cara di situasi yang gawat dan menambah air tanpa mengetahui efek selanjutnya; setidaknya luapan itu berkurang.
'Masih ada empat bahan lagi.'
Pikiran Song Shuhang berputar kencang.
Kalau melihat waktu, tidak akan cukup jika ia mencoba ulang. ia beranggapan teman-teman sekamarnya akan kembali satu atau dua jam lagi.
Omong-omong, kalau mereka melihatnya membuat ramuan obat di dapur kecil mereka, mereka akan mengikatnya dan membawanya ke rumah sakit jiwa terdekat.
Dilihat dari antusias mereka, ia memberikan banyak terima kasih kepada mereka, kemungkinan ini tinggi!
'Aku akan mencoba memasukkannya sekaligus sisa bahan-bahan. Lagi pula, ini hampir gagal, paling tidak kuanggap sebagai menambah pengalaman saja,' tegas Song Shuhang.
Sungai Utara si Pendekar Kelana dan si Bulu Lembut di grup sudah gagal berkali-kali. Jika ia berhasil di percobaan pertama, walaupun ia amatir, mungkin itu konyol.
Ia membuka tutup panci.
Empat bahan ini- batang daun dewa, sembilan potong bambu merah yang di bakar, batu kristal yang beku,dan biji Setan Salju- dimasukkan ke dalam panci sekaligus oleh Shuhang.
Ia menutup panci!
Setelah itu, Song Shuhang melihat elemen api dan es di panci itu.
Batang daun dewa, sembilan potong bambu merah… dua bahan ini larut ke dalam ramuan dan berubah menjadi merah karena dipanaskan, seakan bahan itu terbakar. Porsi ramuan ini di rebus dan meluap dengan cepat, hingga uap air mendidih keluar dari panci seperti air mancur.
Sementara itu, batu kristal yang beku dan biji Snow Demon retak karena dipanaskan sementara cairan biru keluar. suhu cairan biru ini terlihat sangat rendah dan ketika itu bercampur dengan cairan yang lain, cairan itu menjadi mereda.
Ramuan itu sudah mereda, sementara luapan semakin cepat. Tanpa diduga, dua porsi itu mulai terpisah.
Aku tidak bisa membiarkan mereka terpisah. Pikir Song Shuhang dan langsung menaikkan suhu kompor.
Dengan suhu naik, luapan itu meningkat. Kurang dari satu menit, hanya kurang dari sepertiga dari porsi awal yang tersisa.
Itu akan meluap paling tidak dalam sepuluh tarikan napas.
"Ini sudah gagal," Song Shuhang tertawa. Ia sudah mempersiapkan mental untuk gagal. Maka dari itu, ia tidak keberatan gagal.
Ia menjulurkan tangannya, bersiap untuk mematikan kompor. Kalau dilanjutkan, panci ini akan terbakar.
Saat menjulurkan tangannya, ia terhenti-ia melihat meskipun ramuan ini meluap dengan cepat, ramuan itu tidak terpisah, dan malahan mulai menyatu.
Karena ini, Song Shuhang mengurungkan niatnya untuk mematikan kompor dan malahan menaikkan suhu kompor!
Mempertaruhkan semuanya dan menaikkan suhu, mungkin ia juga akan menyatukan ramuan itu sekaligus, dan memaksa 45 bahan itu menjadi murni! Dengan cara ini, mungkin ia akan bisa mendapatkan hasil pasta sebelum ramuan itu meluap?
Suara aneh terdengar, setelah suhunya dinaikkan.
Di dalam panci, es dan api menyatu, membentuk bentuk yang indah. cairan yang berbeda terebus selagi panci itu bergetar.
Akhirnya, bahkan Shuhang tidak bisa melihat perubahan di panci itu, cairan ramuan itu menguap dan membuat lapisan tebal yang murni dari embun air di tutup panci.
"Drip, drip…" itu suara rebusan ramuan obat itu, jarak waktu antar tetesan tepat satu detik.
Sekali lagi Song Shuhang mengeluarkan ponselnya dan melihat waktu.
Karena ia tidak bisa melihat di panci, ia hanya bisa melihat waktu dan berencana mematikan kompor lima menit lagi.
3 menit 23 detik.
"Bang…!"
Saat itu, tiba-tiba tutup panci itu melayang.
Tak lama kemudian, asap hitam keluar dan menutupi dapur kecil, dan bau busuk menusuk hidungnya.
Bau itu terlalu tajam, seakan bau yang tidak sedap bercampur. Bernapas biasa membuat orang ingin muntah.
'Ugh…" Song Shuhang menahan napasnya sambil mematikan kompor.
"Bau sekali." Meskipun ia sudah menutupi hidungnya dan menahan napasnya, baunya masih tercium.
Ia langsung berlari ke jendela dan membukanya. Jika tidak, ia akan mati dan menunggu teman-temannya datang untuk memindahkan mayatnya ketika mereka kembali- akibat kematian karena bau tajam ini.
Ketika jendela terbuka, asap hitam keluar sebelum aroma busuk perlahan hilang dari dapur.
"Bau ini, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Lebih lagi, itu meninggalkan aromanya" desah Shuhang. Ia memperkirakan ia tidak bisa melupakan bau ini selama tiga hari. Juga, bahkan apakah ia bisa makan setelah ini?
'Efek kematian karena gagal meramu ramuan obat ini sangatlah menakutkan, dan bahkan bisa digunakan sebagai senjata. Jika aroma ini dikumpulkan, aku bisa mengeluarkan di rumah orang yang menyinggungku. Itu pasti akan teringat terus,' Song Shuhang menertawakan diri sendiri.
Di lantai, tutup panci masih berputar. Untungnya, tutup ini tidak retak. Kalau tidak, ia mungkin akan mengganti rugi kepada kampusnya.
Mengangkat tutupnya, Shuhang merasa pusing seketika. Ini hampir empat jam menumpuknya kelelahan.
Perlahan ia memegang meja dan duduk.
Ketika beristirahat sejenak, dia menutup hidungnya dan menatap pancinya. ia ingin melihat kegagalan yang dapat menghasilkan bau yang tajam seperti ini.
Di dalam panci, sisa ramuan hanya sedikit.
Berwarna hitam, agak transparan, dengan bau yang tajam.
'Pasta wijen hitam yang agak transparan. Hanya saja terlalu bau.' gerutu Song Shuhang dalam hati.
"Eh? Ini… kenapa?" tiba-tiba ia teringat sesuatu dan cepat-cepat melihat buku catatannya.
Ramuan obat akan menjadi pasta, dengan hasil yang hitam agak transparan dan mengeluarkan aroma yang tajam. Ini penjelasan dari Tabib tentang hasil ramuan obat.
Sepertinya itu… terlihat mirip dengan hasil yang ia buat???