Chereads / Grup Obrolan Pengembangan Diri / Chapter 18 - Bertemu Teman Lama di Tempat Asing

Chapter 18 - Bertemu Teman Lama di Tempat Asing

Di sisi lain, ekspresi lelaki yang memegang ponsel itu tidak berubah, tapi tangan yang menggenggam ponsel sedikit bergetar.

Sudah 60 tahun. ia juga tahu bahwa pemilik asli Kuil Lampu Hantu itu kuat dan tidak akan memberikannya begitu saja, namun, itu sudah 60 tahun. Ia merasa, mungkin pemilik sudah tidak peduli akan kuil ini?

Karena itu, ia mulai memikirkan cara untuk menerobos segel Kuil Lampu Hantu secara diam-diam dan mengambil yang ada didalamnya.

Namun, ia tidak tahu bahwa seseorang akan datang akhirnya.

"Kurang ajar!" ia mengatup giginya.

❄❄❄

Setelah keluar dari hotel, Shuhang dan si Bulu Lembut berkeliling sepanjang area Jalan Luo Xin.

Mereka tidak bertemu dengan tetua yang sedang berbincang; malahan, mereka bertemu sesuatu yang lebih menarik - 5 orang mabuk.

Ia tidak terpikir setelah sampai di area Jalan Luo Xin, ia akan bertemu dengan 'orang-orang mabuk yang berniat melecehkan' semenjak ia tidak terjatuh ke dalam situasi 'femme fatale' di dalam kereta.

Di lorong kecil yang sepi dan 5 orang mabuk itu menghadang Song Shuhang dan si Bulu Lembut. 5 pasang mata yang merah menatap si Bulu Lembut dengan nafsu.

Alkohol bisa membantu keberanian pahlawan dan juga pada orang jahat. Itu bukan hal yang langka untuk orang melakukan tindakan konyol, seperti mencium babi dan menggigit / berkelahi dengan anjing di bawah pengaruh alkohol.

5 pemabuk ini tidak pernah melihat wanita cantik selama hidup mereka. Setelah melihat si Bulu Lembut, mereka tidak bisa berpaling.

'Sial, nona ini secantik peri. Jika aku berkesempatan untuk melecehkannya, aku akan bersedia memberikan 10 tahun hidupku!' ini yang dipikirkan mereka, dan dengan demikian, mereka mengelilingi Song Shuhang dan si Bulu Lembut di bawah pengaruh alkohol.

Apa yang mereka takutkan? Paling lama mereka akan masuk penjara selama beberapa tahun.

Sebenarnya, ini alasan mereka naif. Mereka hanya mendengar samar-samar dari orang lain yang berkata memperkosa perempuan akan dimasukkan penjara selama beberapa tahun. Tapi, apa mereka pikir zaman dulu tetap sama seperti itu?

Sekarang ini, memaksa perempuan berarti penjara seumur hidup, dan kalau masalah lebih serius akan dihukum mati!

Melihat keadaan ini, Song Shuhang tidak tahu harus tertawa atau menangis. Ia meregangkan tulang-tulang sendinya, bersiap untuk berkelahi.

Kekuatan berkelahi bisa dibilang baik… Biasanya, ia bisa menghadapi 3 lawan yang lebih kuat daripada 5 pemabuk ini. Makanya, orang jahat di kampus tidak pernah mengganggunya.

Lawan seperti pemabuk itu, ia bisa melayani 10 orang sendirian!

Saat Song Shuhang bersiap untuk berkelahi, angin kencang menghembus di telinganya.

Setelah itu, ia melihat kaki yang panjang dan ramping secepat kilat cahaya menendang terus menerus. Sementara kaki itu bergerak, ada kupu yang beterbangan ke sana kemari di semak belukar, menunjukkan pemandangan yang indah. Tidak hanya itu, bisa lebih mengerikan. Ketika sepasang kaki bergerak, itu bisa menghasilkan suara seperti cambuk.

5 pemabuk itu terbang dan jatuh terhempas ke lantai sambil menjerit kesakitan. Lalu, mereka muntah sebelum mereka tidak sadarkan diri.

Mereka sudah jatuh? Berapa lama? 1 detik? atau bahkan lebih cepat!?

Song Shuhang berbalik dan melihat gerakan si Bulu Lembut menarik kembali kaki panjangnya- itu sangat keren ok!

Sebaliknya dengan si Bulu Lembut, kemampuan berkelahi Song Shuhang hanya bisa di bilang tidak begitu hebat.

Melihat pemabuk terbaring tidak sadarkan diri, Song Shuhang teringat penjahat yang terbaring di luar kampusnya.

Jika, ia mengatakan hipotesis, jika si Bulu Lembut yang melakukannya seperti tadi, lalu sepertinya mungkin 70-80 orang akan kalah dalam sekejap waktu itu?

Namun, si Bulu Lembut masih di pesawat waktu itu.

Kecuali itu benar-benar Enam Belas Klan Su itu yang melakukan? Apakah semua yang di dalam grup itu benar-benar memiliki kemampuan bertarung yang sangat hebat?

"Mereka tidak mati, kan?" tanya Song Shuhang sedikit khawatir.

"Tenang saja, Senior. Aku tahu batasanku. Paling tidak, mereka akan pingsan selama 2 hari sebelum sadarkan diri. Perhitungan waktu ini benar- jika mereka pingsan selama 3 hari tanpa makan dan minum, itu akan mudah terkena masalah," jawab si Bulu Lembut.

Jawaban ini membuat Song Shuhang tiba-tiba mendapatkan pencerahan- para penjahat yang tidak sadarkan diri selama ini, bisa-bisa batas waktu '2 hari' ini belum habis?

"Senior, ayo pergi," si Bulu Lembut tersenyum dengan gembira.

Song Shuhang menganggukkan kepalanya dengan dengan kaku. Pikirannya berantakan sambil mengikuti si Bulu Lembut ia meninggalkan tempat itu.

❄❄❄

Setelah Shuhang dan si Bulu Lembut pergi, pria dengan langkah yang mantap mendekati para pemabuk dari pojokan lorong yang kecil itu.

"Pemabuk memang terlalu lemah, tidak cukup menunjukkan kekuatan mereka." desah pria itu.

Lelaki yang memakai pakai serba hitam setengah berlutut di belakang pria itu dan berkata. " Altar Master, apakah perlu menyuruh beberapa orang untuk membuntuti mereka?"

"Tidak perlu. 5 pemabuk ini hanya orang biasa, jadi mereka mundur saat menyerang. Jika orang suruhan kita mendekati mereka… mereka pasti tidak akan toleran," balas Altar Master. Tidak mudah baginya untuk melatih setiap orang suruhannya- bahkan melatih orang baru saja ia harus mengeluarkan 1 juta USD. Maka dari itu, hal itu bukan biaya yang cuma-cuma.

Wanita tadi hanya mengangkat tangannya untuk melawan 5 pemabuk ini dan kemampuannya terlihat halus. Kekuatan tendangan kakinya di udara dan mudah dikontrol yang pasti bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh Tingkat pertama transcender kematian.

Lawannya adalah lawan yang hebat yang memiliki tenaga dalam yang bagus!

Ini dimana orang suruhannya tidak bisa melawan.

Apalagi, disebelahnya adalah seseorang yang bisa memiliki tenaga dalam walaupun tidak bisa melihatnya, 'senior' yang tidak terduga mungkin memilikinya.

Mereka bisa dengan mudah menggunakan segala cara untuk menghajar orang hebat dengan tenaga dalamnya. Meskipun ia memiliki banyak orang suruhan, mereka tidak akan kewalahan seperti ini.

Sebenarnya, dia agak takut.

"Kita hanya bisa menunggu kesempatan untuk menyerang" gumam Altar Master.

Ia sudah hampir kehilangan harapan untuk mengambil barang berharga di dalam Kuil Lampu Hantu, hanya saja ia masih belum bisa menyerah.

Si Bulu Lembut dan Song Shuhang berkeliling di area Luo Xin Street lagi selama setengah hari dan bertemu orang tua berumur 50 tahun ke atas, tapi tidak ada yang tahu tentang keberadaan Kuil Lampu Hantu.

Song Shuhang tidak mengira jika mencari kuil akan sesusah ini dan merasa sakit kepala. "Bulu Lembut, bisa kau pastikan kalau Kuil Lampu Hantu ada di area Jalan Luo Xin di Kota J?"

"Iya, disini, dan aku tidak salah nama. Kata 'Hantu' dari monster hantu, kata 'Lampu' dari sangkar lampu!" si Bulu Lembut bersikeras. "Ibuku pernah membawaku kesini sebelumnya waktu dia hamil aku. Namun, aku hanya bisa mengamati dunia luar dengan kemampuan ayahku menggunakan kesadaranku, dan hanya ingat papan kayu bertuliskan Kuil Lampu Hantu.

Song Shuhang mengerti kata-kata yang pertama ia katakan, tapi tidak mengerti yang selanjutnya. Sudah diduga, cara berpikir mereka berbeda jauh.

"Apa ada tanda-tanda atau fitur khusus di tempat itu? Contohnya, di atas lembah? di lereng gunung? atau mungkin ada sungai kecil di dekatnya?" tanya Shuhang.

"Tempatnya bukan di atas lembah dan seharusnya di tanah datar. Yang lain, aku tidak mengingatnya dengan jelas." jawab si Bulu Lembut dengan malu.

"Apa Senior Sungai Utara belum dapat kabar?"

Si Bulu Lembut mengeluarkan ponselnya dan membalas dengan senang setelah melihat. "Senior Sungai Utara online."

Di dalam grup Sembilan Provinsi Nomor Satu

Sungai Utara si Pendekar Kelana: "Bulu Lembut, kau sudah menemukan Kuil Lampu Hantu?"

"Belum. Apa senior ada kabar?" si Bulu Lembut membalas dengan senang.

"Maafkan aku. Aku sudah menanyakan teman-teman disini tapi mereka ada di China bagian Timur, dan tidak ada yang tahu kabar terbaru di Kota J" Sungai Utara si Pendekar Kelana mengirimkan ekspresi 😅. "Apalagi, temanku baru sampai dan masih bergantung kepadaku. Aku takut aku tidak bisa membantumu dengan segera."

"Tidak apa-apa, Senior, kau bisa fokus mengurusi urusanmu." balas si Bulu Lembut sambil tersenyum.

Setelah melihat kabar itu, Song Shuhang tiba-tiba merasa Sungai Utara si Pendekar Kelana… tidak bisa diandalkan. Ketika tidak diperlukan, ia akan muncul terus. Namun, ketika diperlukan, ia sibuk!

"Senior Song, ayo bergantung kepada diri sendiri!" si Bulu Lembut mengepal tangannya.

Menggemaskan! Shuhang tidak tahu mengapa ia merasa nona ini yang terlihat lebih tua jauh darinya terlihat begitu menggemaskan.

Ketika mereka berbincang, sekelompok motor warna-warni dengan lampu yang silau dan mesin yang berisik muncul, menghasilkan suara "Wuuu" saat mengebut ke arah Shuhang. Dengan hanya mendengar suaranya, terlihat jelas motor itu dimodifikasi.

"Geng motor? zaman apa sekarang?" gumam Song Shuhang dan menarik si Bulu Lembut menjauhi jalan raya.

Ketika si Bulu Lembut mendengar kata geng motor, kedua matanya berbinar. "Apa kita perlu menghajar mereka?"

"Apa?" Song Shuhang tidak mengerti.

"Bukannya geng motor harus masuk ke penjara? Kita bisa menghajar mereka dan mengirim mereka ke penjara!" si Bulu mengepalkan tangannya dengan tatapan tidak sabar untuk melakukannya

"…"

Nona, apa yang kau katakan benar, dan aku tidak menolaknya.

Namun, si Bulu Lembut tidak melakukannya

Ketika itu, 7-8 motor lewat Shuhang dan si Bulu Lembut, salah satu dari mereka tiba-tiba mengerem mendadak dan melakukan putaran sempurna sebelum berhenti tepat di sebelah Shuhang.

Wajah tampan dan ksatria dengan alis yang tajam terlihat setelah ia membuka helm. "Hei, Shuhang! Ngapain kau disini?"