Chereads / Tower of Gods: The Cursed Slayer / Chapter 4 - Para dewa turun

Chapter 4 - Para dewa turun

Lantai 998, setelah pelelangan.

Zeroth duduk di atas peti kayu, menyandarkan punggungnya santai. Di tangannya, ada botol alkohol premium yang baru dia beli seharga 500 ribu koin emas.

"Ini mahal banget, anjir," gumamnya sambil menatap botol itu.

Alkohol ini bukan minuman biasa. Ini adalah [Ambrosia's Tears], minuman legendaris yang konon dibuat dari air mata para bidadari surga.

Tapi Zeroth?

Dia minum tanpa ragu.

GLUK. GLUK. GLUK.

Orang-orang di sekitarnya menelan ludah.

"Itu... minuman dari surga," bisik seseorang.

"Dan dia minum kayak air putih..."

Namun, sebelum mereka bisa memproses kegilaan Zeroth, langit tiba-tiba berubah warna.

Langit menjadi ungu.

Angin kencang bertiup. Kilat emas menyambar di langit.

Semua orang menegang.

"A-Apa ini?!"

"Sialan... Ini bukan fenomena biasa!"

"Aura ini... Ini aura ILAHI!"

Mereka benar.

Para dewa telah turun.

Zeroth mendongak dengan ekspresi malas.

"Akhirnya nongol juga," katanya.

Di langit, cahaya emas menyelimuti seluruh lantai, dan sosok-sosok raksasa mulai muncul.

Zeus, Odin, Ra, Loki, Ares, Thor...

Dewa-dewa dari berbagai mitologi turun dengan tatapan murka.

"Kau," suara Zeus bergema seperti guntur. "Makhluk rendah yang berani mencuri dari para dewa... Kau tahu apa akibatnya?"

Zeroth menatap mereka dengan ekspresi bosan.

"...Akibatnya? Lu kira gua peduli?"

Semua orang di lantai 998 membeku.

Sungguh gila. Tidak ada satu pun manusia yang berani berbicara seperti itu kepada dewa.

Namun, sebelum ada yang bisa bereaksi, Loki tertawa.

"Menarik. Manusia ini punya nyali."

Dia menjentikkan jarinya, dan tiba-tiba, ruang di sekitar Zeroth mulai berputar.

"Coba kita lihat... siapa kau sebenarnya?"

Loki menggunakan kekuatan ilusi tingkat tinggi untuk menelanjangi identitas asli Zeroth.

Namun...

Tidak ada yang muncul.

"...Hah?"

Loki mengerutkan alis.

Biasanya, dengan sihir ini, dia bisa melihat asal-usul, ras, sejarah, dan segala sesuatu tentang seseorang.

Namun sekarang?

Zeroth adalah sebuah kehampaan.

"...Ini tidak masuk akal," bisik Loki.

Zeus mengangkat tangan. "Tidak perlu buang-buang waktu. Bunuh saja dia."

Ares, dewa perang, langsung melompat maju dengan pedangnya yang menyala api.

"TIDAK ADA YANG MENGHINA PARA DEWA DAN HIDUP!"

Zeroth hanya menghela napas.

BOOM!!!

Tanah hancur saat pedang Ares menghantam tempat Zeroth berdiri.

Namun...

Zeroth tidak ada di sana.

Sebelum Ares bisa bereaksi, suara santai terdengar di belakangnya.

"Oi, oi. Serius nih?"

Ares membalikkan badan dan...

BRAK!

Zeroth meninju wajahnya.

Tubuh Ares terlempar ratusan meter dan menghancurkan tiga bangunan sekaligus.

Semua orang menatap dengan mata melotot.

"...Dia memukul Ares?"

"...Dengan tangan kosong?"

"...Dan Ares terbang kayak roket?"

Para dewa langsung sadar.

Zeroth bukan sekadar manusia.

Zeus menatap dengan marah.

"BAJINGAN!"

Dia mengangkat tangannya, dan petir raksasa terbentuk di langit.

[DIVINE THUNDER: JUDGEMENT]

Petir itu turun dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan satu benua.

Namun...

Zeroth hanya menguap.

Dia mengangkat satu tangan dan...

Menangkap petir itu dengan jari-jarinya.

Zeus terbelalak.

"...Mustahil."

Zeroth menatap petir itu, lalu menyalurkan kekuatannya.

Petir itu berubah menjadi bola kecil... lalu lenyap.

Semua orang diam.

Lalu Zeroth menatap Zeus dengan ekspresi muak.

"Serius nih? Gua kira petir lu OP."

Dia menggeleng.

"Sial, gua sampe beli alkohol mahal buat merayakan pertarungan, tapi ternyata... kalian cemen banget."

Para dewa marah besar.

"KAU BERANI MEREMEHKAN KAMI?!" suara Ra bergema.

Zeroth mengangkat botol alkoholnya.

"Yap."

Para dewa mengangkat senjata mereka.

Aura ilahi memenuhi udara.

Namun, sebelum mereka bisa menyerang...

Zeroth tersenyum.

Dan dalam satu detik—

Dia menghilang.

Lantai 999.

Di singgasana emasnya, Zeus masih menggenggam tangannya yang gemetar.

"...Bajingan itu..."

Odin, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara.

"...Kita sudah membuat kesalahan besar."

Zeus menatapnya dengan marah. "Apa maksudmu?!"

Odin menghela napas.

"Kita baru saja menyatakan perang... dengan sesuatu yang tidak bisa kita pahami."

Loki menyeringai.

"Ini akan menarik."

Sementara itu, di lantai 998...

Zeroth duduk di sebuah bar, menikmati alkoholnya dengan santai.

Dia tersenyum kecil.

"...Ini baru awal."