Chereads / Crimson Flame: The Princess' Awakening / Chapter 5 - Bab 5: Pertempuran di Gerbang Black Land

Chapter 5 - Bab 5: Pertempuran di Gerbang Black Land

Langit di atas Black Land dipenuhi awan hitam, dan udara terasa berat seperti pertanda badai. Pasukan Abyss telah tiba di gerbang kerajaan, jumlahnya tak terhitung. Monster-monster mengerikan seperti Minotaurus, naga hitam, dan makhluk-makhluk gelap lainnya siap menghancurkan segalanya.

Alicia berdiri di garis depan, memegang erat Sabit Crimson Moon Semblance. Senjata itu bersinar dengan cahaya merah darah, seolah merespons kegelapan yang mendekat. Di sampingnya, para jendral kekaisaran siap bertempur.

"Pasukan Black Land, siap!" teriak Jendral Tiger, suaranya menggelegar. "Kita tidak akan membiarkan mereka masuk!"

Alicia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Ini adalah pertama kalinya dia memimpin pertempuran, dan tanggung jawabnya terasa berat. Tapi, dia tahu dia tidak bisa ragu.

---

Pertempuran Dimulai

Dengan teriakan keras, pasukan Abyss menyerbu gerbang. Alicia mengangkat sabitnya, mengerahkan Api Crimson. Sabit itu melesat, memotong musuh dengan presisi mematikan. Setiap kali bilahnya menyentuh musuh, api merah menyala, menghanguskan mereka hingga menjadi abu.

"Jangan biarkan mereka mendekat!" teriak Jendral Bai Chan Berkuda, memimpin pasukan kavaleri untuk menahan serangan dari samping.

Jendral Julius Setra Tegi menggunakan sihir gelapnya untuk menciptakan ilusi, mengacaukan formasi musuh. Sementara itu, Jendral Klee mengerahkan semua elemen, menciptakan tembok api, es, dan petir untuk menghalau musuh.

Tapi, jumlah musuh terlalu banyak. Meskipun pasukan Black Land bertempur dengan gagah berani, mereka mulai kewalahan.

---

Kekuatan Sabit Crimson Moon Semblance

Alicia merasakan kekuatannya mulai terkuras, tapi dia tahu dia tidak bisa menyerah. Dia mengangkat sabitnya ke langit, memanggil kekuatan bulan. Cahaya merah menyala dari bilah sabit, dan tiba-tiba, energi besar meledak dari tubuhnya.

"Api Crimson, bakar mereka semua!" teriak Alicia.

Api itu melesat ke segala arah, menghancurkan musuh dalam radius besar. Pasukan Abyss menjerit kesakitan, tapi Alicia tidak berhenti. Dia terus menyerang, menggunakan kombinasi sihir es dan api untuk menciptakan serangan yang mematikan.

---

Kedatangan Pemimpin Abyss

Tiba-tiba, langit menjadi semakin gelap. Sosok besar muncul dari kegelapan—seorang pria bertubuh tinggi dengan jubah hitam dan mata yang bersinar seperti bintang jatuh. Dia adalah Mordred , pemimpin Abyss.

"Kau memiliki kekuatan yang menarik, gadis kecil," kata Mordred dengan suara dingin. "Tapi, kau tidak akan bisa menghentikan kami."

Alicia menatapnya dengan tatapan tajam. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan kerajaanku!"

Mordred tertawa. "Kau berani. Tapi, keberanian saja tidak cukup."

Dia mengangkat tangannya, dan energi gelap melesat ke arah Alicia. Alicia mencoba menghindar, tapi energinya terlalu cepat. Dia terjatuh, merasakan sakit yang luar biasa.

---

Pertarungan Epik

Alicia bangkit dengan susah payah, memegang sabitnya erat-erat. Dia tahu ini adalah pertarungan terberatnya sejauh ini. Mordred terlalu kuat, tapi dia tidak bisa menyerah.

Dengan semua kekuatan yang tersisa, Alicia mengerahkan Api Crimson dan Api Hitam bersamaan. Sabitnya bersinar dengan cahaya yang menyilaukan, dan dia melompat ke arah Mordred.

"Untuk Black Land!" teriak Alicia, menebas sabitnya ke arah Mordred.

Mordred mencoba menghalau serangan itu, tapi kekuatan Alicia terlalu besar. Sabit itu menembus pertahanannya, membuatnya terjatuh.

---

Kemenangan Sementara

Mordred menjerit kesakitan, tapi dia tidak hancur. "Ini belum berakhir, gadis kecil," katanya sebelum menghilang dalam kegelapan.

Pasukan Abyss yang tersisa mulai mundur, dan pertempuran berakhir dengan kemenangan sementara untuk Black Land. Tapi, Alicia tahu, ini bukan akhir. Mordred akan kembali, dan dia harus menjadi lebih kuat.

---

Refleksi dan Persiapan

Setelah pertempuran, Alicia berdiri di atas tembok istana, memandang ke arah cakrawala. Margaret mendekatinya, meletakkan tangan di bahunya.

"Kau sudah melakukan yang terbaik, Alicia," kata Margaret. "Tapi, kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Alicia mengangguk. "Aku tahu. Aku harus belajar lebih banyak tentang kekuatanku dan Sabit Crimson Moon Semblance. Kita tidak bisa menang melawan Abyss tanpa persiapan yang matang."