Setelah berhasil mengusir Cerberus, Garmr, dan Marchosias, Alicia dan para jendral berpikir mereka bisa mendapatkan sedikit waktu untuk beristirahat dan merencanakan langkah selanjutnya. Tapi, alam punya rencana lain.
Tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar suara teriakan yang menggelegar. Suara itu begitu keras hingga membuat bumi bergetar dan langit seolah pecah. Semua orang menutup telinga, mencoba menahan rasa sakit yang ditimbulkan oleh suara itu.
"Apa itu?!" teriak Jendral Tiger, wajahnya berkerut kesakitan.
Alicia, yang mencoba tetap tenang, merasakan sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar suara. "Itu... Behemoth," bisiknya, matanya penuh ketakutan. "Dia datang."
---
Kemunculan Behemoth
Dari balik pegunungan, sosok raksasa mulai muncul. Behemoth , makhluk legendaris dengan tubuh sebesar gunung dan kulit sekeras batu, perlahan mendekat. Setiap langkahnya membuat bumi bergetar, dan matanya yang merah menyala seperti lava.
"Behemoth..." bisik Ratu Amara, wajahnya pucat. "Dia adalah makhluk yang tidak bisa dikalahkan dengan kekuatan biasa."
Alicia mengangkat sabitnya, meskipun hatinya dipenuhi ketakutan. "Kita tidak punya pilihan. Kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan segalanya."
---
Pertempuran Melawan Behemoth
Alicia dan para jendral segera bergerak. Jendral Tiger dan Bai Chan Berkuda memimpin pasukan darat, mencoba menghalangi langkah Behemoth. Sementara itu, Jendral Julius Setra Tegi dan Klee menggunakan sihir mereka untuk menyerang dari kejauhan.
Tapi, Behemoth terlalu kuat. Serangan mereka seolah tidak berpengaruh pada kulitnya yang keras. Bahkan, Api Crimson Alicia hanya meninggalkan goresan kecil pada tubuh Behemoth.
"Kita tidak bisa mengalahkannya dengan cara biasa!" teriak Jendral Klee, mencoba menciptakan tembok es untuk menghalangi Behemoth.
---
Strategi Baru
Alicia tahu, mereka harus menemukan cara lain. Dia mengingat kembali catatan-catatan kuno yang dia baca di perpustakaan. "Behemoth memiliki titik lemah di bagian dadanya—sebuah kristal yang menjadi sumber kekuatannya. Jika kita bisa menghancurkan kristal itu, kita bisa mengalahkannya."
Tapi, mencapai dada Behemoth bukanlah hal yang mudah. Makhluk itu terlalu tinggi, dan serangannya terlalu kuat.
---
Pengorbanan Margaret
Margaret, yang selama ini diam-diam mengamati, tiba-tiba melangkah ke depan. "Aku punya ide," katanya. "Aku bisa menggunakan sihir teleportasi untuk membawamu ke dekat dadanya, Alicia. Tapi, sihir ini akan menguras semua kekuatanku."
Alicia menatapnya dengan khawatir. "Tapi, Margaret... itu terlalu berbahaya."
Margaret tersenyum lembut. "Ini satu-satunya cara. Kau harus percaya padaku."
Dengan berat hati, Alicia mengangguk. "Baiklah. Aku percaya padamu."
---
Serangan Terakhir
Margaret mengerahkan semua kekuatannya, menciptakan portal kecil di dekat dada Behemoth. Alicia melompat ke dalamnya, muncul tepat di depan kristal yang menjadi sumber kekuatan Behemoth.
Dengan semua kekuatan yang tersisa, Alicia mengerahkan Api Crimson dan Api Hitam bersamaan, menebas sabitnya ke arah kristal itu. Kristal itu pecah, dan Behemoth menjerit kesakitan sebelum akhirnya roboh.
---
Kemenangan yang Pahit
Alicia kembali ke tanah, tubuhnya lelah tapi lega. Tapi, kebahagiaannya tidak bertahan lama. Margaret, yang telah menguras semua kekuatannya, terjatuh ke tanah.
"Margaret!" teriak Alicia, berlari ke arahnya.
Margaret tersenyum lembut. "Aku... bangga padamu, Alicia. Kau sudah menjadi pemimpin yang hebat."
Dengan air mata di matanya, Alicia memeluk Margaret erat-erat. "Jangan pergi... tolong."
Tapi, Margaret sudah tidak bisa menjawab. Dia menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan Alicia yang hancur.
---
Refleksi dan Persiapan
Setelah pertempuran, Alicia berdiri di atas puncak bukit, memandang ke arah cakrawala. Dia tahu, ini bukan akhir. Masih banyak pertempuran yang harus dia hadapi, dan dia harus menjadi lebih kuat—untuk Margaret, untuk Black Land, dan untuk dunia