Chereads / Crimson Flame: The Princess' Awakening / Chapter 8 - Bab 8: Diplomasi dan Ketegangan

Chapter 8 - Bab 8: Diplomasi dan Ketegangan

Di istana Ratu Amara, Alicia dan para jendral duduk di ruang pertemuan megah yang dihiasi dengan ukiran kayu dan lukisan alam. Ratu Amara sendiri duduk di singgasananya, wajahnya tenang tapi penuh kebijaksanaan.

"Kami memahami ancaman yang kau hadapi, Putri Alicia," kata Ratu Amara. "Tapi, Benua Timur memiliki masalah kami sendiri. Ghidorah telah mengganggu keseimbangan alam, dan kami harus fokus pada itu."

Alicia mengangguk, mencoba memahami posisi Ratu Amara. "Aku mengerti, Ratu Amara. Tapi, jika kita tidak bersatu, Abyss akan menghancurkan kita satu per satu. Ghidorah hanyalah awal dari apa yang akan datang."

Ratu Amara terdiam sejenak, mempertimbangkan kata-kata Alicia. "Kau berbicara dengan penuh keyakinan. Tapi, apa yang bisa kau tawarkan kepada kami sebagai imbalan atas bantuan kami?"

---

Tawaran Alicia

Alicia menarik napas dalam-dalam. Dia tahu, dia harus memberikan sesuatu yang bernilai. "Jika kalian bersedia membantu kami, Black Land akan membagikan pengetahuan kami tentang sihir api dan pertahanan. Kami juga akan membantu memulihkan keseimbangan alam yang terganggu oleh Ghidorah."

Ratu Amara tersenyum kecil. "Tawaran yang menarik. Tapi, ada satu hal yang kau belum sebutkan—bagaimana dengan Api Hitam dalam dirimu? Apakah kau yakin bisa mengendalikannya?"

Alicia merasa tersentak. Dia tidak menyangka Ratu Amara tahu tentang Api Hitam-nya. "Aku... sedang berusaha mengendalikannya. Tapi, aku tidak akan membiarkannya menguasai diriku."

Ratu Amara mengangguk. "Baiklah. Kami akan mempertimbangkan tawaranmu. Tapi, sebelum kami memutuskan, ada sesuatu yang harus kau lakukan."

--

Ujian dari Benua Timur

Ratu Amara menjelaskan bahwa Benua Timur memiliki tradisi kuno—siapa pun yang ingin meminta bantuan harus melewati Ujian Alam , sebuah tes yang menguji kekuatan, kebijaksanaan, dan ketulusan hati.

"Jika kau bisa melewati ujian ini, kami akan bersedia mendengarkan permintaanmu dengan lebih serius," kata Ratu Amara.

Alicia mengangguk, meskipun hatinya berdebar. "Aku akan melakukannya."

---

Ujian Alam

Ujian itu diadakan di tengah hutan suci Benua Timur. Alicia dibawa ke sebuah tempat di mana alam terasa hidup—pohon-pohon tinggi menjulang, dan suara angin seolah berbicara padanya.

Ujian pertama adalah Ujian Kekuatan . Alicia harus menghadapi seekor makhluk hutan besar—seekor harimau putih legendaris. Dengan Sabit Crimson Moon Semblance di tangannya, Alicia berhasil mengalahkan makhluk itu tanpa melukainya, menunjukkan kekuatan dan pengendalian dirinya.

Ujian kedua adalah Ujian Kebijaksanaan . Alicia dihadapkan pada teka-teki kuno yang hanya bisa dipecahkan dengan memahami keseimbangan alam. Dengan bantuan pengetahuan yang dia pelajari dari buku-buku di perpustakaan, Alicia berhasil memecahkan teka-teki itu.

Ujian terakhir adalah Ujian Ketulusan Hati. Alicia diminta untuk memasuki sebuah gua gelap, di mana dia dihadapkan pada bayangan dirinya sendiri—representasi dari Api Hitam dalam dirinya.

"Kau tidak bisa mengendalikanku," bisik bayangan itu. "Aku adalah bagian dari dirimu."

Tapi, Alicia tidak menyerah. "Aku menerimamu sebagai bagian dari diriku, tapi aku tidak akan membiarkanmu menguasai diriku."

Dengan tekad yang kuat, Alicia berhasil mengusir bayangan itu, menyelesaikan ujian.

---

Persetujuan Ratu Amara

Setelah melewati Ujian Alam, Alicia kembali ke istana Ratu Amara. Ratu itu tersenyum bangga. "Kau telah membuktikan dirimu, Putri Alicia. Kami akan bersatu dengan Black Land untuk melawan Abyss."

Alicia merasa lega dan bersyukur. "Terima kasih, Ratu Amara. Bersama, kita bisa mengalahkan kegelapan."

---

Kembalinya Ghidorah

Tapi, sebelum mereka bisa merayakan, suara gemuruh menggelegar dari langit. Ghidorah, naga raksasa berkepala empat, muncul kembali. Kali ini, dia tidak hanya lewat—dia menukik ke arah Benua Timur, mengeluarkan napas api yang menghanguskan.

"Kita harus bertindak sekarang!" teriak Jendral Tiger.

Alicia mengangkat sabitnya, matanya bersinar dengan tekad. "Untuk Benua Timur, untuk Black Land, dan untuk dunia kita!"