Chereads / Crimson Flame: The Princess' Awakening / Chapter 2 - Bab 2: Api dan Es

Chapter 2 - Bab 2: Api dan Es

Setelah pertarungan pertamanya melawan Abyss, Alicia merasa lelah tapi penuh semangat. Kekuatannya yang selama ini terpendam mulai bangkit, tapi dia tahu ini baru permulaan. Dia harus belajar lebih banyak jika ingin melindungi Black Land dari ancaman yang lebih besar.

Keesokan harinya, Alicia dibawa ke ruang pelatihan khusus di dalam istana. Ruangan itu luas, dengan dinding yang terbuat dari batu hitam mengkilap dan lantai yang dihiasi simbol-simbol magis. Di tengah ruangan, para jendral kekaisaran sudah menunggu.

"Selamat pagi, Putri Alicia," sapa Takoda Samurai dengan suara tenang. "Hari ini, kami akan mulai melatihmu."

Alicia mengangguk, matanya bersinar dengan antusiasme. "Aku siap."

---

Pelatihan Pertama: Mengendalikan Api Crimson

Pelatihan dimulai dengan Takoda Samurai. Dia mengajarkan Alicia cara mengendalikan Api Crimson dengan lebih presisi. "Api adalah kekuatan yang liar, tapi jika kau bisa mengendalikannya, dia akan menjadi senjata yang sangat kuat," katanya.

Alicia mencoba memusatkan pikirannya, mengarahkan api ke target yang sudah disiapkan. Tapi, api itu terlalu kuat dan meledak di depannya, membuatnya terjatuh.

"Jangan terburu-buru," kata Takoda. "Kau harus merasa aliran energinya, bukan memaksanya."

Alicia mencoba lagi, kali ini dengan lebih sabar. Dia merasakan panas di tangannya, lalu perlahan mengarahkan api ke target. Kali ini, api itu melesat dengan presisi, menghantam target tepat di tengah.

"Bagus!" puji Takoda. "Kau cepat belajar."

---

Pelatihan Kedua: Sihir Es dengan Klee

Setelah pelatihan dengan Takoda, Alicia beralih ke Klee, jendral serba bisa. Klee mengajarkannya cara menggunakan sihir es untuk bertahan dan menyerang.

"Es adalah elemen yang tenang tapi mematikan," kata Klee. "Kau bisa menggunakannya untuk membekukan musuh atau menciptakan perisai pelindung."

Alicia mencoba menciptakan tembok es, tapi awalnya hasilnya tidak sempurna. Tembok itu retak dan pecah sebelum sempat berdiri kokoh.

"Fokus pada niatmu," kata Klee. "Es adalah cerminan ketenangan. Jika pikiranmu kacau, esmu juga akan rapuh."

Alicia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Dia mengingat malam sebelumnya, saat dia melindungi dirinya dari naga hitam. Perlahan, tembok es itu mulai terbentuk, kokoh dan mengkilap.

"Luar biasa," kata Klee dengan senyum bangga. "Kau memiliki potensi yang besar, Alicia."

---

Peringatan dari Jendral Julius

Di tengah pelatihan, Jendral Julius Setra Tegi mendekati Alicia. Wajahnya serius, dan matanya yang gelap seolah memancarkan peringatan.

"Putri Alicia, kau harus berhati-hati dengan kekuatanmu," katanya. "Api Hitam dalam dirimu... itu bukan kekuatan biasa. Jika kau tidak bisa mengendalikannya, dia akan menghancurkanmu dari dalam."

Alicia merasa ngeri mendengarnya. "Apa maksudmu, Jendral Julius?"

"Api Hitam adalah kekuatan yang lahir dari kegelapan. Dia memiliki keinginan sendiri, dan jika kau tidak kuat, dia akan menguasaimu," jelas Julius. "Kau harus belajar mengendalikannya sebelum terlambat."

Alicia mengangguk pelan, hatinya dipenuhi rasa was-was. Dia tahu Julius berbicara serius, dan dia harus lebih berhati-hati.

---

Kedatangan Utusan dari Benua Lain

Di tengah pelatihan, seorang utusan tiba-tiba datang ke istana. Dia membawa pesan dari Benua Selatan, salah satu dari empat benua di dunia mereka.

"Kaisar Alster, kami membutuhkan bantuanmu," kata utusan itu dengan suara tergesa-gesa. "Abyss telah menyerang kota-kota kami. Mereka terlalu kuat untuk kami lawan sendirian."

Kaisar Alster mengerutkan kening. "Kami akan mengirim bantuan. Tapi, kau harus tahu, kami juga sedang menghadapi ancaman yang sama."

Alicia, yang mendengar percakapan itu, merasa hatinya berdebar. Ini adalah kesempatannya untuk membuktikan diri. "Ayah, izinkan aku ikut," katanya dengan tegas.

Kaisar Alster menatapnya dengan serius. "Kau masih terlalu muda, Alicia. Ini bukan permainan."

"Tapi, aku memiliki kekuatan yang bisa membantu," bantah Alicia. "Aku tidak bisa hanya berdiam diri saat orang-orang menderita."

Kaisar Alster terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Baiklah. Tapi, kau harus tetap di bawah pengawasan para jendral. Jangan mengambil risiko yang tidak perlu."

---

Perjalanan ke Benua Selatan

Esok harinya, Alicia dan para jendral berangkat ke Benua Selatan. Mereka menaiki kapal udara besar yang ditenagai oleh kristal magis. Selama perjalanan, Alicia merasa gugup tapi juga bersemangat. Ini adalah pertama kalinya dia meninggalkan Black Land.

"Kau tidak perlu khawatir, Putri Alicia," kata Margaret, yang ikut menemani. "Kau tidak sendirian."

Alicia tersenyum kecil. "Aku tahu, Margaret. Tapi, aku masih merasa... ini semua seperti mimpi."

---

Pertemuan dengan Abyss

Sesampainya di Benua Selatan, mereka langsung disambut oleh kehancuran. Kota-kota hancur, dan penduduknya ketakutan. Di kejauhan, Alicia melihat sosok-sosok gelap bergerak—Abyss.

"Kita harus bertindak cepat," kata Jendral Tiger. "Jika tidak, mereka akan menghancurkan segalanya."

Alicia mengangguk, tangannya sudah bersiap mengeluarkan api. Tapi, tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Api Hitam itu seolah bergerak sendiri, mencoba keluar.

"Tidak... tidak sekarang," bisik Alicia, mencoba menahannya.

Tapi, sudah terlambat. Api Hitam itu meledak keluar, menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Alicia terjatuh, merasa lemas dan bingung.

"Alicia!" teriak Margaret, berlari ke arahnya.

Tapi, sebelum Margaret bisa mendekat, sosok besar muncul dari kegelapan—seorang raksasa dengan kulit hitam dan mata merah menyala. Dia adalah salah satu pemimpin Abyss.

"Kau memiliki kekuatan yang menarik, gadis kecil," kata raksasa itu dengan suara mengerikan. "Tapi, kau tidak akan bisa mengendalikannya."

Alicia mencoba bangkit, tapi tubuhnya terasa berat. Dia tahu, ini adalah ujian terbesarnya sejauh ini.