Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Chronicles of the Vanished King's

Arifiaan
14
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 14 chs / week.
--
NOT RATINGS
954
Views
Synopsis
Vikri was a man from Earth who lived his life on his own terms. Since childhood, he had grown accustomed to facing life's challenges alone, struggling without anyone's help. However, one day, a tragic accident claimed his life. Yet, unbeknownst to him, his consciousness did not simply fade away. Instead, he awoke in the body of a young child in another world, a foreign realm filled with mystery. That child was Aria Veridian.
VIEW MORE

Chapter 1 - Kehidupan yang Baru

1. Kematian yang Tak Terduga

Hidup Vikri selalu penuh dengan perjuangan. Sejak kecil, ia terbiasa menghadapi segala sesuatu seorang diri. Tidak ada keluarga yang mendukungnya, tidak ada teman yang benar-benar peduli. Satu-satunya yang bisa ia andalkan adalah dirinya sendiri.

Di usianya yang ke-28, ia bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di sebuah kota kecil di Indonesia. Hidupnya tidak mewah, tetapi cukup untuk bertahan. Setiap hari ia menjalani rutinitas yang sama... bangun pagi, berangkat kerja, pulang larut malam, dan mengulanginya keesokan harinya.

"Huft!!... Bekerja sungguh melelahkan, umur segini (28 tahun) tapi masih hidup sendiri.. hmm.."

Ia tidak memiliki ambisi besar. Baginya, bisa hidup dengan tenang dan memiliki penghasilan tetap sudah lebih dari cukup. Namun, semua itu berubah dalam sekejap.

Malam itu, setelah lembur di kantor, Vikri berjalan pulang melewati jalan kecil yang sepi. Lampu jalanan redup, dan tidak banyak orang di sekitar. Ia berjalan dengan banyaknya pikiran.

"Haa.. apa selelah ini hidup di dunia?"

"Tidak punya hal apapun yang ku miliki, disiksa untuk melihat kerasnya kenyataan hidup". sambil berjalan dengan pikiran kosong.

Tiba-tiba, terdengar suara klakson keras.

Vikri menoleh, matanya melebar saat melihat truk melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya.

"Brakk!"

Tubuhnya terpental beberapa meter sebelum semuanya menjadi gelap.

2. Kebangkitan di Dunia Baru

Vikri terbangun dengan tubuh yang terasa asing. Ia merasa ringan, tetapi juga lemah. Saat mencoba bergerak, ia menyadari bahwa tubuhnya jauh lebih kecil dari sebelumnya.

"Apa yang terjadi...?" pikirnya panik.

Ia mendongak dan melihat langit-langit kayu yang reyot. Udara yang ia hirup terasa dingin dan lembap, jauh berbeda dari udara kota yang biasa ia rasakan. Suara bising samar terdengar dari luar, seperti hiruk-pikuk pasar atau distrik kumuh.

Ia mencoba mengingat kejadian terakhir... jalan sepi, truk melaju kencang, dan rasa sakit yang luar biasa.

"Jangan bilang aku mati?" Panik, ia meraba tubuhnya sendiri.

Tangannya kecil, wajahnya terasa halus, dan rambutnya panjang tergerai. Ia segera mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk melihat refleksi dirinya. Di pojok ruangan, ada cermin retak. Dengan susah payah, ia berjalan dan menatap pantulan dirinya.

Yang ia lihat bukan lagi Vikri, melainkan seorang anak laki-laki berusia sekitar 7 tahun dengan mata biru dan rambut cokelat kehitaman yang berantakan.

"Ini... bukan aku..."

Saat itu, ingatan asing tiba-tiba membanjiri kepalanya.

Nama anak itu adalah Aria Veridian. Ia seorang yatim piatu yang tinggal di distrik bawah, bertahan hidup dengan cara apa pun yang ia bisa. Dunia ini bukan Bumi, melainkan tempat yang penuh dengan sihir, monster, dan kekaisaran besar yang saling bersaing untuk kekuasaan.

Lebih buruk lagi, Aria hanyalah seorang anak jalanan. Tidak ada keluarga, tidak ada rumah, dan tidak ada perlindungan.

Tetapi ada satu hal yang ia sadari dengan jelas:

"ini adalah kesempatan kedua."

Jika di kehidupan sebelumnya ia hanyalah seorang pegawai biasa yang bekerja keras demi bertahan hidup, maka di dunia ini, ia akan berusaha lebih dari sekadar bertahan.

3. Tekad Menuju Akademi

Tujuh tahun telah berlalu sejak hari itu. Aria telah menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya, meskipun penuh dengan kesulitan.

Distrik bawah adalah tempat terburuk bagi siapa pun untuk tumbuh. Kekerasan, kelaparan, dan kejahatan merajalela di setiap sudut. Namun, Aria tidak menyerah. Ia bekerja serabutan, mengangkut barang di pasar, membersihkan jalanan, dan terkadang mencuri demi bertahan hidup.

Namun, ia tahu bahwa hidup seperti ini tidak bisa berlangsung selamanya. Jika ia ingin mengubah nasibnya, ia harus keluar dari distrik bawah dan mencapai tempat di mana ia bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik, dan satu-satunya cara untuk itu adalah masuk ke Academy Vakenholt.

Academy Vakenholt adalah salah satu dari lima akademi terbaik di Dunia Elgiora. Akademi ini dikenal karena menerima murid dari berbagai latar belakang, selama mereka memiliki bakat dan tekad yang cukup kuat. Ini adalah satu-satunya tempat di mana seorang anak jalanan seperti Aria bisa mendapatkan kesempatan untuk hidup lebih baik.

Namun, masuk ke sana bukan perkara mudah. Biaya pendaftarannya mahal, dan ujian masuknya terkenal brutal. Hanya mereka yang benar-benar berbakat dalam sihir atau seni bela diri yang bisa bertahan.

Aria menggenggam erat batu kecil di tangannya.

"Aku tidak akan mengulangi kehidupan sebelumnya."

Ia menatap ke arah akademi yang berdiri megah di atas bukit, lampu-lampunya bersinar di tengah kegelapan malam.

Besok adalah hari terakhir pendaftaran.

Dan ia harus menemukan cara untuk masuk, tidak peduli seberapa sulit jalannya.