Bab 5: Terjebak dalam Takdir
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Zaon mulai merasa lebih nyaman di Sekte Obat. Namun, meski ia mulai merasakan kedamaian dalam proses belajar, ada sesuatu yang mengusik hatinya. Ia merasakan sebuah dorongan yang semakin kuat, sebuah perasaan bahwa takdirnya tidak akan berhenti hanya dengan menjadi seorang penyembuh.
Suatu pagi, ketika Zaon sedang menyusun ramuan di ruang kecil, Liang mendekatinya dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Kau harus mendengarkan baik-baik, Zaon. Ada sesuatu yang terjadi di luar sana yang bisa mempengaruhi kita semua," kata Liang dengan suara tegas.
Zaon menatap Liang dengan penuh perhatian. "Apa yang terjadi, Senior?"
Liang menghela napas panjang, seolah berat untuk mengatakannya. "Ada kekacauan yang mulai merambah ke kerajaan Xia. Para penguasa di kerajaan itu mulai kehilangan kontrol. Banyak yang mengatakan bahwa kekuatan tersembunyi yang sangat besar mulai bangkit. Kita tidak tahu pasti, tetapi kabar ini sudah sampai ke telinga para ahli di sini."
Zaon terdiam, hatinya bergejolak. Meski ia tidak ingin terlibat dalam konflik seperti itu, ingatan tentang ibunya yang selalu mengingatkan agar ia menghindari kekerasan, dan tentang kakaknya yang sudah terjun dalam dunia pertempuran, membuatnya bingung. Ia merasa terbelah antara memilih jalan yang ia yakini dan kenyataan bahwa dunia di luar sana tidak pernah berhenti bergolak.
"Tapi apa hubungannya semua ini dengan kita? Apa yang bisa kita lakukan sebagai orang yang hanya belajar obat-obatan?" tanya Zaon.
Liang memandang Zaon dengan tajam. "Kau tahu, Zaon, dunia ini tidak hanya berputar di sekitar perang atau kekuatan fisik. Pengobatan bisa menyelamatkan hidup orang, tapi ilmu pengobatan juga bisa digunakan untuk meredakan perang batin. Kalau kekuatan besar itu bangkit, kita mungkin akan menjadi satu-satunya harapan bagi orang-orang yang terluka."
Zaon terdiam, merenung. Hatinya tidak ingin terlibat dalam perang, tetapi pikirannya mengingatkan bahwa ia memiliki potensi untuk membantu banyak orang, bahkan jika itu berarti terlibat dalam bahaya.
---
Bab 6: Tembus Pandang Tak Terlihat
Beberapa hari kemudian, perasaan Zaon yang gelisah mulai muncul ke permukaan. Meskipun ia merasa terhubung dengan dunia pengobatan, ia tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa dunia di luar sana membutuhkan lebih banyak orang yang bisa melawan kejahatan dan kekacauan.
Suatu malam, saat Zaon sedang berlatih membuat ramuan obat, ia merasakan sesuatu yang aneh. Dalam kegelapan, ia bisa melihat bayangan yang bergerak cepat di luar jendela. Keadaan ini terasa tidak biasa, seolah ada seseorang yang mengawasi.
Dengan rasa penasaran dan kecemasan yang menguasai dirinya, Zaon memutuskan untuk menyelidiki. Ia membuka jendela dan melangkah keluar menuju arah bayangan tersebut. Dengan ketelitian yang ia pelajari selama berbulan-bulan di Sekte Obat, Zaon mencoba mengamati sekelilingnya dengan segala inderanya yang semakin tajam.
Tiba-tiba, sebuah gerakan cepat melintas di depan mata Zaon. Tanpa sadar, ia mengalihkan pandangannya dan terdiam. Bayangan itu tampak jelas di matanya—sebuah sosok yang terlihat samar-samar, hampir tak terlihat di kegelapan malam.
Zaon menahan napas, perlahan menggerakkan tubuhnya agar tidak mengeluarkan suara. Sosok itu bergerak lagi, dan kali ini Zaon bisa merasakan kehadirannya lebih dekat. Meskipun bayangan itu hampir tidak terlihat oleh siapa pun, Zaon bisa merasakannya, menggunakan indera tajamnya yang sudah ia latih.
Dengan cermat, Zaon mengikuti sosok itu dari belakang, menyadari bahwa sosok itu tampaknya tahu dia sedang diawasi. Tanpa bisa dijelaskan, ada semacam koneksi antara Zaon dan bayangan itu, seolah bayangan tersebut menghindar, namun sekaligus menunggu untuk diikuti lebih jauh.
Zaon merasa tubuhnya ringan, seperti terbang tanpa suara, berkat ilmu yang ia pelajari tentang meringankan tubuh. Ia menyusuri jalan yang semakin gelap, dan tiba-tiba, sosok itu berhenti di sebuah bangunan tua yang terlupakan.
"Siapa kau?" Zaon berbisik, menyembunyikan dirinya di balik bayang-bayang.
Sosok itu berbalik dan, untuk pertama kalinya, Zaon bisa melihat jelas wajah orang itu. Seorang pria berwajah dingin, dengan mata yang penuh teka-teki, berdiri di hadapannya.
"Aku hanya seorang pengamat. Apa yang kau cari di sini, Zaon?" pria itu bertanya dengan suara yang dalam dan penuh makna.
Zaon tidak langsung menjawab, tetapi ia merasakan sesuatu yang sangat kuat di dalam dirinya. Pria ini bukan orang sembarangan. Zaon bisa merasakan aura kekuatan yang sangat besar—lebih besar dari apa pun yang pernah ia rasakan.
"Aku hanya... tidak ingin terlibat dalam kekerasan," Zaon menjawab dengan hati-hati.
Pria itu tersenyum tipis, "Kau tidak bisa menghindari takdirmu selamanya, Zaon. Kekuatan sejati bukan hanya tentang seberapa banyak yang kau pelajari, tetapi juga tentang bagaimana kau memilih untuk menghadapinya. Dunia ini penuh dengan pilihan, tetapi setiap pilihan membawa konsekuensinya."
Zaon terdiam, bingung dengan kata-kata pria itu. Sebelum ia sempat berkata lebih lanjut, pria itu menghilang dalam kegelapan, meninggalkan Zaon dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
---
Zaon kembali ke sekte dengan pikiran yang penuh. Keberadaannya di Sekte Obat, meskipun memberi kedamaian, juga membawanya ke dalam situasi yang lebih rumit daripada yang ia bayangkan. Ia harus memutuskan apakah akan tetap berada di jalur yang tenang dan damai, atau apakah ia akan memilih untuk terlibat dalam konflik yang mengancam dunia di luar sana.
Dan lebih dari itu, Zaon mulai merasakan bahwa dunia yang penuh dengan rahasia ini mungkin jauh lebih besar daripada yang bisa ia bayangkan.
---