Bab 12: Bayangan Gelap (Lanjutan)
Zaon berdiri di depan Senior Liang, merasa bimbang. Keputusan untuk belajar beladiri adalah hal yang besar, dan ia tahu itu akan menimbulkan masalah. Terlebih lagi, kakaknya sangat menginginkan Zaon bergabung dengan sekte obat, sebuah jalan yang jauh lebih aman dan jauh dari bahaya yang bisa datang dari dunia beladiri.
"Senior Liang," Zaon berkata dengan suara ragu. "Aku harus berbicara dengan kakakku dulu. Dia tidak akan senang jika aku memutuskan untuk belajar beladiri. Dulu, dia memasukkanku ke dalam sekte obat karena aku tidak mau belajar beladiri."
Senior Liang mengangguk, menunjukkan pemahaman. "Aku mengerti. Dunia ini penuh dengan bahaya, dan kadang-kadang kita hanya ingin melindungi orang yang kita sayangi. Tetapi keputusan ini ada di tanganmu, Zaon. Jangan biarkan orang lain menentukan takdirmu."
Zaon menarik napas dalam-dalam. "Aku tahu, Senior. Aku hanya merasa bingung. Kakakku telah merencanakan semuanya untukku, dan aku tidak ingin mengecewakannya. Tapi... dunia ini lebih berbahaya dari yang aku kira. Aku tidak bisa hanya bersembunyi."
Dengan tekad yang tumbuh, Zaon akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan kakaknya. Ia tahu bahwa keputusan ini akan sulit, namun ia harus melangkah maju.
---
Sesampainya di rumah kakaknya, Zaon merasa cemas. Kakaknya adalah sosok yang penuh perhatian dan selalu berusaha melindunginya. Namun, Zaon tahu bahwa apa yang dia pilih kali ini akan sangat mengejutkan kakaknya.
Setelah mengetuk pintu, Zaon dan Senior Liang memasuki rumah. Kakaknya yang sedang duduk di meja makan, menatap mereka berdua dengan tatapan yang penuh kekhawatiran.
"Zaon, Senior Liang," suara kakaknya lembut, namun ada ketegangan di sana. "Ada apa? Kenapa kalian datang bersama?"
Zaon menundukkan kepala sejenak, berusaha merangkai kata-kata. "Kak, ada sesuatu yang perlu aku bicarakan. Aku ingin belajar beladiri... dengan Senior Liang."
Kakaknya terdiam, dan ekspresinya berubah menjadi serius. "Zaon..." suaranya berat. "Kau tahu apa yang aku rencanakan untukmu. Aku telah memasukkanmu ke dalam sekte obat karena itu adalah jalan yang aman. Aku tidak ingin melihatmu terluka atau terlibat dalam bahaya. Kenapa tiba-tiba kau ingin mengubah jalan hidupmu?"
Zaon mengangkat kepalanya, menatap kakaknya dengan penuh keyakinan. "Aku tahu, Kak. Aku tahu kau hanya ingin melindungiku. Tapi aku merasa... dunia ini lebih gelap daripada yang aku kira. Aku tidak bisa terus hidup dalam ketakutan, terlepas dari kenyataan bahwa ada banyak bahaya di luar sana. Aku ingin bisa melindungi diriku sendiri."
Kakaknya menatap Zaon dalam diam, matanya penuh perasaan yang sulit dibaca. "Zaon, aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Dunia ini penuh dengan bahaya yang tidak bisa kau kendalikan. Aku ingin kau bergabung dengan sekte obat, di mana kau bisa aman. Tapi kalau kau memilih jalan ini, aku tidak bisa menghentikanmu."
Zaon merasa dadanya berdebar. "Aku berterima kasih, Kak. Tapi ini adalah keputusanku. Aku akan berhati-hati. Aku tidak ingin menyia-nyiakan hidupku hanya dengan bersembunyi."
Kakaknya menarik napas panjang, dan ada keraguan yang jelas di wajahnya. Namun, akhirnya ia mengangguk. "Baiklah, Zaon. Kalau itu keputusanmu, aku tidak akan menghalangimu. Tapi ingatlah, aku akan selalu ada untukmu."
Zaon merasa lega meskipun ada beban berat di hatinya. Ia tahu ini bukan keputusan yang mudah bagi kakaknya. Namun, ini adalah langkah yang harus ia ambil. "Terima kasih, Kak."
---
Dengan izin dari kakaknya, Zaon kini bisa melangkah ke tahap berikutnya. Bersama Senior Liang, ia akan memulai perjalanan untuk belajar beladiri, meskipun dunia yang akan ia masuki jauh lebih keras dan berbahaya daripada yang ia bayangkan. Tapi, di dalam hatinya, Zaon tahu bahwa ini adalah langkah pertama menuju masa depan yang lebih kuat dan lebih mandiri.