Ledakan mengguncang Kota Pasir, membuat debu dan serpihan bangunan beterbangan di udara. Riko, Sera, dan Kapten Bara segera berlindung di balik gerobak yang terbalik.
"Apa yang kita lakukan sekarang? Mereka terlalu banyak!" seru Riko.
Kapten Bara menatap sekeliling, mencari jalan keluar. "Kita harus keluar dari sini sebelum mereka mengepung kita!"
Tiba-tiba, seorang pria tua berjubah ungu muncul dari balik gang sempit. Dia melambaikan tangan ke arah mereka. "Cepat! Ikuti aku!"
Tanpa pilihan lain, mereka berlari mengikuti pria itu. Pasukan Raja Kelaparan mengejar mereka, tetapi pria tua itu mengangkat tangannya dan tiba-tiba, awan tepung raksasa meledak di belakang mereka, menutupi pandangan musuh!
Setelah melewati beberapa lorong rahasia, mereka tiba di sebuah rumah kecil yang tersembunyi di balik dinding reruntuhan. Pria tua itu menutup pintu dengan cepat dan mengunci semuanya.
"Siapa kau?" tanya Sera dengan waspada.
Pria itu tersenyum. "Namaku Pak Tano, seorang pedagang rempah dan roti. Tapi aku juga tahu banyak tentang Raja Kelaparan dan rencana jahatnya."
Kapten Bara menghela napas. "Jadi kau tahu tentang roti yang berhenti turun dari langit?"
Pak Tano mengangguk. "Ya, dan aku tahu sesuatu yang lebih buruk. Raja Kelaparan tidak hanya mencuri roti dari Langit Gandum... dia juga sedang meracuni persediaan gandum dunia!"
Mata Riko membesar. "Apa?! Kenapa dia melakukan itu?"
Pak Tano membuka gulungan peta kuno dan menunjukkannya pada mereka. "Dia ingin membuat semua orang di dunia kelaparan, lalu menjual roti hanya kepada mereka yang mau tunduk kepadanya. Ini bukan hanya soal roti, ini soal mengendalikan dunia!"
Sera menatap peta itu dengan serius. "Jadi ini peta menuju pabrik rahasia di langit? Bagaimana kita bisa ke sana?"
Pak Tano menunjuk ke sebuah tanda di peta. "Ada satu cara... dengan menggunakan Kapal Terbang Angin Badai, yang saat ini berada di pelabuhan udara di ujung Kota Pasir. Tapi kapal itu dijaga ketat oleh para penjaga bayaran Raja Kelaparan."
Kapten Bara tertawa kecil. "Menyerang pelabuhan udara yang dijaga ketat? Kedengarannya seperti petualangan yang menarik!"
Pak Tano mengeluarkan sebuah kantong kecil dan melemparkannya ke arah mereka. "Ini bubuk ragi peledak. Gunakan dengan bijak."
Riko tersenyum penuh semangat. "Kalau begitu, ayo kita rebut kapal itu dan hentikan Raja Kelaparan!"
Mereka pun bersiap untuk melancarkan serangan ke pelabuhan udara. Petualangan baru dimulai!