Secret spring/Musim Semi Rahasia

A_KBar
  • 14
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 124
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Gejolak

Selama 19 tahun ini, hidup ku di penuhi dengan kebahagiaan dan keceriaan. tidak ada lika-liku kehidupan seperti halnya dalam film dan novel-novel yang pernah aku lihat.

Banyak orang mengatakan bahwa aku terlahir seperti seorang bangsawan, ada yang iri dan ada juga berprasangka buruk. Aku tidak membenci sudut pandang mereka, karena kenyataannya memang seperti itulah hidup ku.

Aku terlahir di keluarga kaya. Tidak seperti di film dan novel yang sangat anti-mainstream, keluarga ku sama sekali tidak memiliki konflik internal apapun.

Ayah dan ibuku, yah mereka sangat baik padaku, mereka menyayangiku seperti halnya sebuah permata berharga. Tapi tidak sampai Se Extream seperti mereka akan mengabulkan apapun yang aku inginkan.

Mereka akan mengritik ku jika aku membuat kesalahan, dan bahkan akan memukulku jika itu kesalahan yang cukup berat. Tetapi mereka juga akan sangat bangga padaku jika aku memiliki pencapaian baik itu besar atau kecil, itulah mereka.

Aku memiliki 2 Saudara, Yaitu kakak perempuan dan adik perempuan. Mereka berdua juga sangat baik dan mereka menyayangiku seperti halnya aku menyayangi mereka.

Yah, seperti Seorang saudara umum nya, kami beberapa kali memiliki konflik. baik itu konflik itu dari sudut pandang yang berbeda dan bahkan kekanakan.

Aku selalu yakin bahwa hidup ku akan terus berjalan seperti yang aku yakini. tetapi saat menjelang kelulusan ku di SMA, aku mendapat kan kejutan yang sangat hebat yang bahkan aku tidak pernah pikirkan.

•••••••••••••

Switzerland, Negeri Surga Dunia.

Di sebuah rumah mewah bertingkat 2, di kamar. 2 orang duduk dan sedang 'berpelukan' di pintu masuk kamar.

Wanita muda itu memeluk pria muda di depannya sambil mencium bibirnya, jika di liat lebih baik, mata pria muda itu di penuhi keterkejutan dan ketakutan yang besar. Di berjuang mendorong wanita muda itu keluar dari pelukan nya.

Tapi wanita itu memeluk nya dengan sekuat tenaga dan menolak melepaskan nya.

Setelah beberapa saat, bibir mereka berjauhan dan membentuk jembatan air liur.

Wanita muda itu terengah-engah dan memandang pria muda di depannya dengan cinta dan kelembutan di matanya.

"Aku mencintaimu, Kakak~".

Leon membersihkan air liur di mulutnya dengan punggung tangannya dan mendorong Adiknya menjauh.

"Rinia! Apa yang sebenarnya kamu lakukan!". Teriak Leon.

 

Ada keterkejutan dan keheranan yang besar di mata nya seolah tidak percaya Adik satu-satunya, Saudara kandung nya, Mencium nya dibibir dan mengatakan kata-kata yang seharusnya untuk seorang kekasih. 

"Kakak.."

Rinia mendekati mulut Leon dan berniat mencium nya kembali.

Tapi dia di hentikan oleh tangan leon.

"Cukup!. Ini tidak seperti dirimu, Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Aku...Aku sama sekali tidak mengerti...". kata Leon dengan bingung dan tidak percaya.

Rinia melihat Leon yang bingung sejenak sebelum menundukkan kepalanya.

Bahunya bergetar dan tak lama setelah itu dia menangis.

Leon tertegun sejenak dan tidak mengerti kenapa dia menangis. 

Melihat adiknya yang tersedu-sedu, Hati leon melunak dan dia memeluk sambil menepuk pundak nya.

"Hiks..hiks.."

"Sudah.. sudah.."

Betapa dia ingin bertanya, sebaiknya dia menenangkan adiknya terlebih dahulu.

Setelah beberapa menit, Rinia akhirnya tenang. dia tidak bicara dan hanya membenamkan kepalanya di dada Leon.

Leon mengelus rambutnya dan tidak mendesak nya.

Mereka tetap seperti selama beberapa menit. Dan akhirnya Rinia bicara.

"..Ini Semua salah mu..". bisik Rinia

"...Salah ku?". Leon tertegun dan sama sekali tidak mengerti kenapa ini menjadi salahnya.

"Jika aku mengatakan itu salahmu, maka itu salah mu!". Kata Rinia sambil cemberut.

"Eh..". senyum Leon menjadi kaku.

Rinia memeluk Leon dengan erat dan membayangkan kilas balik kebersamaan nya dengan kakaknya.

°°°°°

Umur 7 tahun

Rinia kecil menangis saat melihat Es krim nya jatuh dari stick nya.

Leon kecil berlari ke arahnya melihat es krim adiknya di tanah dan melihat es krim nya sediri yang baru di gigit. 

"Rinia, Ambil punyaku".

Rinia kecil mengangkat kepala nya dan melihat Leon.

"Tapi..tapi itu milikmu, Ayah membelikan nya untukmu..". Rinia tersedu-sedu.

"Tapi Aku sudah kenyang, jika Kamu tidak mau, Aku akan membuangnya." kata Leon saat dia bersiap membuang nya jauh-jauh.

"Tidak, jangan Buang!".

"Kalau begitu ambil."

°°°°°

Umur 9 tahun

"Siapa yang memecahkan vas Bunga ibu?". 

Ibu mereka melihat 3 anaknya dan menunjuk vas bunga yang memiliki pola yang indah yang sudah rusak di tanah serta Bonsai dan tanah yang berserakan.

Rinia gelisah saat dia memutar bajunya dan takut melihat ibunya.

"Maaf ibu, Aku yang melakukan nya". Leon mengangkat tangannya dan dengan takut takut berjalan kedepan ibunya.

"Aku-aku tidak sengaja menyenggol nya saat bermain dengan Rinia.."

Setelah itu Rinia melihat Leon di pukul menggunakan penggaris di tangan nya yang membuat nya sangat bersalah tapi dia tetap tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

°°°°

Umur 10 tahun

Di sekolah saat Rinia tidak sengaja mencoret coret bangku guru di kelas yang membuat rok guru terkena tinta spidol,

Kakak nya datang dan mengakui bahwa dia menyuruh Rinia mencoret bangku agar terlihat lebih indah yang membuat nya menerima Skors selama tiga hari.

Setelah itu. waktu berlalu dan setiap kesalahan yang dia buat, jika itu terlihat oleh kakaknya, dia akan membelanya atau bahkan tidak segan untuk mengakui bahwa itu kesalahan nya.

Saat berumur 16 tahun, Rinia menanyakan pertanyaan kenapa Leon selalu membantu nya.

Leon hanya tersenyum dan mengatakan. "Karena Aku adalah Kakak mu" dengan percaya diri.

Rinia melihat Leon dengan matanya yang indah dan penasaran, tetapi setelah mendengar perkataan Leon, dia merasa agak kecewa dengan jawaban kakaknya.

Mungkin setelah melalui waktu bersama kakaknya, sebuah benih terlarang sudah bertunas di hatinya dan menginginkan hubungan lebih dari batas seorang 'saudara'.

Dia tau bahwa perasaannya itu salah, dan dia berniat menghilangkan perasaan nya dengan membuat Leon marah.

Karena dari Film yang dia Tonton, Pemeran wanita seringkali putus cinta saat melihat kekasihnya memarahinya. Karena itu dia juga mencoba membuat kejadian di mana Leon akan memarahinya dengan niat itu akan membuat nya membuang perasaan yang Salah tersebut.

Karena itu dia membuat rencana dengan mencoret dan menggunting buku sekolah Leon.

Rencananya berjalan lancar dan itu memang membuat leon menceramahi nya tetapi itu tidak cukup untuk menghilangkan perasaan nya. 

Karena itu. jika ada kesempatan, dia selalu membuat ulah di depan Leon.

Dia bahkan melepaskan burung kesayangan Leon yang dia beli dengan 5 bulan uang saku dan tabungannya yang membuat Leon depresi selama 4 hari.

Tapi saat dia di marahi oleh ibu, Ayah dan kakak tertuanya kenapa dia melakukan itu. Leon bahkan membelanya dengan mengatakan.

"Sebenarnya aku juga berencana untuk melepaskan nya, jadi tidak apa...Burung juga membutuhkan kebebasan..."

Tidak peduli apa yang dia lakukan. perasaan nya pada kakak nya tidak kunjung hilang dan bahkan lebih membuatnya mencintai nya.

Itu membuat nya lebih mengenal Leon dari biasanya. dia bisa melihat sisinya yang kesal, marah, prihatin, sedih, dan depresi.

Setelah berulang kali gagal, dia belajar menerima perasaan nya dan membuka lembaran baru.

Karena itu. Setiap hari yang dia habis kan dengan Leon membuat hati kecil nya dipenuhi kebahagiaan dan Leon bahkan sesekali memanjakannya.

Setiap ada kesempatan, dia akan bermanja-manja dengan Leon dengan memanfaatkan hubungan Adik-Kakak.

Sampai baru-baru ini, dia sudah tidak tahan dengan hubungan sebatas Saudara, karena itu dia melakukan hal ini.

"...Rinia, Ini hal yang tabu. Jika Ibu dan Ayah melihat mu seperti ini, mereka benar-benar akan sangat marah...". Leon mendorong Adiknya dari pelukan dan menasehati nya.

Dia tidak menyalahkan Rinia atas apa yang terjadi tadi, dia masih adik kecilnya yang polos. Dia ingin menjelaskan dengan baik bahwa hubungan Cinta terlarang itu hal yang tabu dan bahkan lebih fatal dari hubungan Gay dan Lesbian jika terkuak.

"Kamu harus membuang perasaan mu sebelum itu menghancurkan mu, Kamu tidak ingin di benci oleh teman-teman mu Seperti halnya orang-orang itu kan?.."

"..."

Rinia melihat kakak nya menasehati nya dan tersenyum lembut.

"Aku tidak peduli pendapat orang lain, Aku hanya peduli tentang pendapat mu, Bahkan jika ibu, ayah, dan kakak menentang nya, aku tidak peduli selama kamu bersama ku."

Rinia memegang kedua pipi Leon dan mencondongkan tubuhnya.

Bibir mereka saling terkait, Rinia memeluk leher Leon dengan erat dan menolak melepaskan nya.

Mata Leon yang tadinya masih Ramah kini di penuhi Amarah dan menjadi dingin.

Dia mendorong Rinia dan berkata dengan marah.

"Jika kamu terus seperti ini, Aku benar-benar akan marah!".

Leon berdiri dan melihat Rinia yang masih berlutut.

"Keluar..". kata Leon dengan lembut.

"Kakak, Kamu harusnya mengerti perasaan ku, Apa aku tidak cukup tulus? Aku bisa melakukan apa saja untuk mu..".

Rinia tidak bergeming dan tetap memandang Leon.

"KELUAR!". Leon menunjuk pintu dan memandang Adiknya dengan marah.

Melihat Leon sangat marah, Air mata mengalir di pipi Rinia, dia berbalik berjalan keluar dari kamar.

Setelah pintu tertutup, Leon menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya.

Dia merosot dan menyadarkan tubuh nya di samping tempat tidur.

Mengingat Air mata kesedihan Adiknya tadi, Dia menutup mata dengan lengannya.

"Apa aku salah?.."