Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Psikopat Tampan Milik Imel

Hay_Imel
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
106
Views
Synopsis
kehidupan Imel berubah 180% setelah kejadian dimana dia bertemu dengan pria psikopat dirumah kosong. pria yang begitu kejam kini berubah menjadi seorang pria clingy didepan, Imel. "you are so mine" pria itu tersenyum lebar kepada Imel lalu memeluknya dengan begitu erat.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 Psikopat

Di malam yang dingin, seorang gadis cantik berjalan dengan memeluk dirinya sendiri, dia bernama Imel Tasya Veronika Levante gadis yang bekerja disebuah Caffe yang cukup terkenal di kota nya, dia menatap langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang yang indah di langit.

"Malam yang melelahkan, tumben banget banyak pelanggan, mana pr belum selesai lagi," gumam Imel, dia sebenarnya Senang jika pelanggan banyak, hanya saja tugasnya belum selesai dikerjakan, dia tidak mau di hukum oleh guru mata pelajaran besok, apalagi pr nya adalah pelajaran Kimia.

Saat sedang sibuk memikirkan bagaimana caranya nanti dia dapat menyelesaikan pr nya dengan cepat tanpa bantuan dari sahabatnya yang memang selalu mau berbagi Dengan nya, namun malam ini Imel harus mampu Mandiri karena dia tidak mungkin menelpon di tengah malam seperti ini.

Saat sedang sibuk berfikir, Imel. Malah mendengar suara jeritan yang membuat bulu kuduk nya merinding bahkan jantung nya kini berdetak abnormal.

Suara yang dia dengar adalah suara menjerit meminta tolong, bulu kuduk, Imel. Langsung berdiri, dia merinding sekarang!.

Satu hal yang harus kalian ketahui, malam ini, Imel. Pulang dari jalan buntuh karena hanya jalan ini satu-satunya yang lebih dekat dengan rumahnya, sebenarnya alasan utamanya pulang dari jalan ini adalah supaya dia bisa segera sampai dan mengerjakan tugas kimia nya, sungguh dia tidak siap untuk menerima hukuman dari bapak MS.

"Imel, kenapa Lo harus pulang dari jalan ini sih?," Imel merutuki kebodohannya, jalan ini memang terkenal memiliki aura yang menyeramkan dan katanya pernah ditemukan mayat dari rumah kosong yang ada di depannya itu.

Dan sialnya suara jeritan itu tepat berada didalam rumah kosong itu!.

"Gue belum siap mati!." Imel menarik nafasnya panjang, lalu setelah itu dia memberanikan diri untuk mendekati rumah kosong itu dengan langkah pelan.

"Jan-gan bu-nuh sa-ya, sa-ya mo-hon."

Suara itu terdengar lagi di indra pendengaran, Imel. Dengan keberanian sebesar biji jagung, Imel mengintip melalui lubang yang ada didekat jendela.

Imel dapat melihat dua orang berbeda Gender lah yang ada didalam rumah kosong itu, namun wanita itu diikat disebuah kursi dengan rantai, lalu pria berpakaian serba hitam itu berdiri tepat didepan si wanita yang diikat itu.

Adegan ini mirip seperti adegan penyiksaan yang sering ditonton oleh Imel di Drakor, namun Imel yakin jika ini bukanlah Drakor.

Wajah wanita itu banyak sekali luka lebam, mulut wanita itu juga sobek, dan rambut serta pakaian nya juga acak-acakan.

"HAHAHAHA, tapi saya akan tetap membunuh mu!, dasar jalang!." ujar Pria itu dengan nada yang menyeramkan, Imel seperti melihat iblish didalam tubuh pria itu.

Dor

Dor

Dor

"Aaaaa!."

Secara refleks Imel berteriak dengan suara yang begitu keras, namun seperkian detik kemudian dia menutup mulutnya, dia berlari meninggalkan rumah kosong itu dengan jantung yang berdetak kencang.

"BERHENTI DIANA!." pria itu berlari mengejar Imel dengan begitu cepat.

Imel berdoa dalam hatinya agar tidak tertangkap oleh pria psikopat itu, pria itu adalah psikopat yang pernah dia temui didunia nyata ini, sebelumnya dia hanya mengetahui psikopat dari Novel dan drama drama yang dia baca dan tonton, namun malam ini dia malah melihat langsung adegan dan bahkan kini psikopat itu sendiri yang mengejar nya.

"Sial!." Imel merutuki kekepoan nya sendiri, andaikan dia mengabaikan suara jeritan itu, pasti sekarang dia sudah berada didalam rumah sambil mengerjakan tugas kimia-nya.

"BERHENTI ATAU SAYA TEMBAK!." ancam Pria itu, namun Imel tetap tidak berhenti, Imel malah menambahkan laju kecepatan nya, jika dia berhenti, sama saja dia memberikan nyawanya kepada psikopat itu.

"DALAM HITUNGAN KETIGA, JIKA KAMU MASIH TIDAK BERHENTI, MAKA KAMU AKAN SAYA TEMBAK!." pria itu kembali mengancam, nada suaranya begitu dingin dan menusuk.

"Satu!."

"Dia!."

"Tig-"

Saat hitungan ke-tiga, Imel. Berhenti, dia mematung ditempatnya, sedangkan pria itu tersenyum smirk lalu melangkah mendekati, Imel. Yang kini sudah bercucuran keringat dingin di kening nya.

"Kenapa tidak berlari?hm." tanya pria itu, Imel. Menggeleng, dia masih ingin hidup, oke!.

"Berbalik!." Suruh pria itu, namun bukannya berbalik, Imel. Malah menggeleng yang mana membuat pria itu berdecih.

Pria itu memegang kedua bahu, Imel. Lalu membalikkannya, Imel. Secara otomatis kaget dengan tindakan pria itu.

"Tolong jangan bunuh saya, saya masih pengen hidup, saya belum membahagiakan kedua orang tua saya yang ada didesa, saya belum menjadi CEO muda, saya juga belum menikah, tolong jangan bunuh saya, please." ujar Imel memohon, namun secara tidak langsung dia sudah mencurahkan curhatannya kepada pria itu.

Pria itu terkekeh dingin, lalu menatap tepat pada manik mata Imel, bukannya menunduk takut, Imel Malah ikut menatap manik mata pria itu, manik hitam pekat yang begitu mempesona, cahaya bulan seperti menyinari pria itu.

"Tempat sih, tapi psikopat" batin Imel, dia Heran kenapa pria setampan ini harus menjadi seorang psikopat? Kenapa tidak jadi CEO aja? Atau nga jadi dokter kek, biar bisa mengobati orang-orang sakit, lah ini malah jadi psikopat yang suka membunuh orang-orang.

"Kau sangat berani menatap mata saya gadis manis" celetuk pria itu, Imel. Menatapnya heran, kenapa dia di panggil gadis manis? Harusnya kan calon korban selanjutnya.

"Jangan membunuh saya nya?" Mohon Imel dengan raut wajah andalan nya yaitu puppy eyes yang begitu menggemaskan dan sayang untuk di lewatkan.

Pria itu nampak menimbang ucapan dari, Imel. "Bisa saja, tapi ada syaratnya." Kata pria itu, Imel. Mengangguk, dia akan menyanggupi semua syarat itu demi keselamatannya, dia masih ingin hidup di dunia ini untuk membahagiakan orang tua nya serta menggapai cita-cita nya yang ingin menjadi seorang CEO.

"Apa syaratnya?" Tanya, Imel. Pria itu tersenyum menyeringai membuat bulu kuduk Imel berdiri, perasaan tidak enak mulai menyelimuti dirinya, dia takut jika syarat yang diajukan pria ini adalah syarat gila.

"Tinggallah bersama saya untuk selama-lamanya!."

Deg

" Nga ada yang lain kah? Kita kan belum nikah, jadi mana boleh tinggal satu rumah, nanti dibilang orang kita berbuat zinah, kan gak etis, terus nanti orang tua saya marah lagi," Imel menatap pria itu lalu melanjutkan ucapannya "gimana kalo saya jadi pembantu kamu selama satu Minggu?" ujar Imel bernegosiasi, namun pria itu menggeleng.

"Saya tidak kekurangan pembantu, babe"

Jantung Imel hampir melompat mendengar kata terakhir yang di ucapkan oleh pria itu, babe? Astaga itu sangat berdemeg, tapi kalo pria ini yang berkata, bukan lagi berdemeg tapi menakutkan.

Imel seperti mendengar suara panggilan dari neraka, iblish lusifer.

"You are mine darling, you have successfully caught my attention, so bear the consequences yourself, Mine is so adorable."

The real kata-kata keramat, ini sungguh menakutkan, siapapun help, Imel.

"Tuhan kalo nanti gue mati, tolong titipin salam sama masa depan cerah yang udah tuhan siapkan untuk gue nanti nya?ini kata kata terakhir dari gue, Imel Tasya Veronika Levante."