Imel terduduk dengan wajah ditekuk yang membuat Lysander keheranan, mood wanita memang begitu susah untuk ditebak, bahkan Lysander yang terkenal dengan sifat yang begitu paham dengan situasi pun terheran dengan Imel yang memang sulit ditebak.
"Ada apa dengan wajah ditekuk mu itu, babe?" tanya Lysander, Imel menggeleng, saat ini dia sedang berfikir bagaimana caranya untuk pergi dari mansion setan ini, dia masih harus bersekolah, bekerja, untuk dapat membahagiakan kedua orang tuanya dengan pencapaiannya.
Namun bagaimana caranya dia pergi dari mansion ini jika Lysander selalu mengawasi nya? Imel sendiri sampai heran dengan kegilaan pria yang kini duduk bersandar dibahu nya itu.
"Kapan kau akan pergi ke kantor?" Tanya Imel, dia mulai membiasakan diri untuk berbicara menggunakan kosa kata aku-aku daripada lo-gue jika berbicara dengan Lysander agar terdengar lebih sopan dan akrab.
"Saya tidak akan pergi kemana-mana, babe." Jawab Lysander, Imel tersenyum paksa, bukan ini jawaban yang dia mau, dia harusnya mendengar jawaban jika Lysander akan pergi kekantor selama satu abad lamanya agar dia bisa kabur!!!.
"Kenapa kau bertanya seperti itu, babe?" Tanya Lysander, Imel menggeleng.
Kruk
Imel tersenyum lebar ketika suara perut nya berbunyi, ini benar-benar memalukan, dia tidak memakan makanan yang diberikan Lysander kepadanya pagi tadi, dia malah membuangnya ke-tong sampah karena Imel takut jika daging yang ada dimakannya itu adalah daging manusia.
Siapa tahu Lysander adalah manusia kanibal.
Dret dret dret
Lysander mengangkat telepon nya, Sekertaris nya baru saja menghubungi nya.
"Ada apa?" Tanya Lysander, Olina. Sekertaris cantik dari sebrang sana terlihat seperti orang yang Habis kasmaran, dia begitu menyukai Lysander namun sayangnya Lysander tidak menyukainya sama sekali.
"Siang ini kita ada rapat penting bersama klien dari luar negeri, tuan." Jawab, Olina. Dengan suara mendayu-dayu nakal.
Lysander sendiri tidak mempermasalahkan itu semua, dia hanya butuh kemampuan kerja Olina yang memang begitu cekatan dalam mengurus kebutuhan nya dan meng-handle pekerjaan nya untuk membantu tangan kanannya.
"Lysander!." Panggil Imel, Olina. Yang ada diseberang sana terlihat kaget ketika mendengar suara perempuan.
"Itu Siapa, Tuan?" tanya Olina, Lysander tidak menjawab melainkan mematikan sambungan telepon sebelah pihak, sedangkan Olina tengah terbakar api cemburu yang begitu dahsyat.
"Siapa wanita yang bersama, Lysander? Ini tidak boleh dibiarkan! Lysander Hanya akan menjadi milik saya seorang diri!" Tekad Olina yang begitu menggebu-gebu, dia sendiri sampai tidak sadar apa posisinya di perusahaan ini.
Olina berjalan dengan wajah angkuhnya ke salah satu karyawan yang ada di perusahaan.
Dia menatap karyawan itu dengan tatapan sinis, seolah-olah dia adalah wanita yang paling berkuasa di perusahaan ini, dia menganggap dirinya adalah wanita yang akan menjadi nyonya di perusahaan ini karena hanya dia yang mampu jalan berdua dengan Lysander, walaupun hanya perjalanan bisnis.
Namun menurut Olina itu adalah hal yang membanggakan, Olina. Menunjuk karyawan wanita yang tengah fokus mengerjakan pekerjaan nya, Olina memanggil nya dengan suara keras " hey, kamu!."
Karyawan wanita itu segera berlari menuju Olina, dia tidak ingin membuat wanita itu marah dan Berakhir memecatnya.
"Ada apa nyonya?" Tanya karyawan wanita itu dengan sopan, selayaknya sedangkan berbicara dengan seorang bos.
Olina memang menyuruh semua karyawan di perusahaan ini untuk memanggil nya dengan sebutan nyonya, karena dia mengatakan jika dia dan Lysander sedang menjalani hubungan kekasih.
Sungguh gila, tapi apa peduli Olina? Lagian Lysander tidak akan mempermasalahkan ini.
"Kerjakan semua dokumen yang ada di meja saya, saya dan Lysander akan pergi jalan-jalan siang ini, kau tidak lupa kan jika saya adalah ' kekasihnya?" Tanya Olina sambil menyombongkan dirinya dengan begitu percaya diri.
Salah satu karyawan wanita bernama Riska menatap tajam Olina, dia tidak menyukai Olina yang begitu semena-mena kepada karyawan yang berada dibawahnya, dan itu begitu membuat nya muak kepada Olina.
"Kau bukan bos, Olina!. Sehingga bisa dengan mudahnya menyerahkan semua pekerjaan mu kepada karyawan yang berada di bawahmu!." Tegas Riska dengan nada sarkasme.
Olina yang merasa tersinggung pun tidak terima, dia berjalan mendekati Riska dengan perasaan berapi-api, dia akan menampar mulut tajam Riska!.
Namun saat tangan Olina akan mengenai pipi Riska, seorang pria menghalangi nya dan malah menatapnya tajam setajam pisau lipat yang mampu menghilangkan kedua mata Olina saat ini juga, ini menyeramkan!.
"Apa yang kau lakukan, Olina?" Tanya Rafael dengan suara yang begitu mengintimidasi Olina.
Olina menepis tangan Rafael dengan sangat berani, lalu menatap tepat pada manik Rafael yang berwarna hazel, yang begitu indah jika dipandang, Olina terpesona dengan ketampanan yang dimiliki oleh Rafael, dia tersenyum manis kepada Rafael dan itu berhasil membuat Rafael merinding setengah mampus.
"Jangan tersenyum Olina!, senyuman mu begitu menyeramkan" ucap Rafael yang mampu mengundang gelak tawa dari karyawan lain, terutama Riska yang langsung memegangi perut nya karena keram saat menertawakan ucapan Rafael yang begitu pedas.
"Sialan kau, Rafael!."
Olina menatap Rafael sangat tajam, dia tahu jika Rafael adalah tangan kanan dari Lysander, namun dia tidak akan takut dengan Rafael, karena Rafael tahu jika Olina adalah sekertaris yang serba bisa, dia yakin jika Rafael bisa berada dibawah kendali nya.
"Apa yang kau lakukan dengan menampar, Riska?" Tanya Rafael dengan wajah seriusnya, dia menatap Riska dari atas sampai bawah, Riska adalah gadis yang tangguh, dan berani.
Riska adalah gadis yang paling benci dengan penindasan apalagi kepada penindas seperti Olina yang sudah kelewatan.
"Aku hanya ingin memberikan nya pelajaran, mulut nya itu terlalu kurang ajar!." Ucap Olina, Riska berdecih sinis, dia sama sekali tidak takut dengan Olina karena memang dia tahu jika Olina tidak memiliki hubungan dengan Lysander selain hubungan kerja.
Sekertaris - bos
"Bukannya mulut mu yang kurang aja, Olina? Bukan hanya mulut, tapi tindakan mu juga kurang ajar, kau menyerahkan pekerjaan mu kepada karyawan yang berada dibawah mu, dengan alasan kau ingin berjalan-jalan dengan pak Lysander? Hello, apakah kau sadar dengan ucapan mu itu? Kau jalan-jalan dengan pak Lysander?..." Riska menatap Olina dari atas sampai bawah " saya rasa selera pak Lysander tidak serendah ini, sampai-sampai mau mengajak jalan seorang bitch sepertimu!." Lanjut nya, diiring dengan tatapan sinis dan menusuk.
***
Lysander menatap Imel dari atas sampai bawah, penampilan gadis itu begitu cantik, malam ini mereka akan makan malam di salah satu caffe terbesar di kota ini.
Lysander sendiri yang mengajak nya, sebenarnya Imel sudah menolaknya tapi bukan Lysander namanya kalo bukan keras kepala.
"Apakah aku cantik?" Tanya Imel, dia memakai dress vintage yang begitu mirip seperti lady bangsawan pada abad pertengahan, Imel nampak seperti reinkarnasi dari Dewi Athena.
Cantik dan menawan.
"Kau indah seperti Dewi Athena, Imel."