Chereads / legenda dan yang terakhir / Chapter 1 - Penjaga ilusi dan kebenaran

legenda dan yang terakhir

Arwan_Syah_5576
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 419
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Penjaga ilusi dan kebenaran

Di sebuah desa yang tersembunyi di balik kabut pegunungan, hiduplah seorang wanita bernama Maya. Ia dikenal sebagai penyembuh dan penasihat, tetapi di balik senyumnya yang lembut, Maya menyimpan rahasia besar: ia adalah penjaga Veilora, sebuah cermin ajaib yang dapat memantulkan kebenaran terdalam hati manusia.

Maya menemukan Veilora saat masih kecil, ketika ia tersesat di hutan terlarang. Di tengah pepohonan yang menjulang tinggi, ia melihat cahaya berkilauan dari sebuah gua. Di dalamnya, sebuah cermin berdiri megah, memantulkan bayangan dirinya yang tampak lebih kuat dan berani daripada yang ia rasakan. Ketika ia menyentuh cermin itu, suara lembut berbisik, "Engkau telah dipilih untuk menjaga kebenaran ini. Namun, kebenaran adalah pedang bermata dua. Gunakanlah dengan bijak."

Sejak saat itu, Maya memahami takdirnya. Ia tidak hanya menjaga Veilora, tetapi juga membantu orang-orang yang datang kepadanya, mencari jawaban atas pertanyaan terbesar dalam hidup mereka. Mereka yang berani menatap cermin akan melihat kebenaran: cinta yang tulus, niat yang tersembunyi, atau bahkan dosa yang mereka coba lupakan.

Namun, tidak semua orang siap menerima apa yang mereka lihat. Banyak yang marah pada Maya, menuduhnya sebagai pembawa sial, penyihir, atau pembohong. Tapi Maya tetap sabar, percaya bahwa kebenaran, seberapa pun menyakitkan, adalah jalan menuju penyembuhan.

Pada suatu hari, seorang raja bernama Akarus mendengar tentang kekuatan Veilora. Akarus adalah seorang penguasa kejam yang terobsesi dengan kekuasaan dan abadi. Ia percaya bahwa cermin itu dapat menunjukkan rahasia tertinggi alam semesta. Tanpa ragu, ia mengirim pasukannya untuk menangkap Maya dan merebut Veilora.

Maya melarikan diri, membawa Veilora bersamanya. Dalam pelariannya, ia dibantu oleh roh-roh hutan yang pernah ia tolong. Mereka menuntunnya ke tempat-tempat tersembunyi, jauh dari jangkauan Akarus. Tapi raja tidak menyerah. Ia mengirim makhluk-makhluk bayangan untuk mengejarnya, menghancurkan desa-desa yang pernah Maya kunjungi.

Di tengah pengejaran itu, Maya menghadapi pilihan berat. Ia menyadari bahwa selama Veilora berada di dunia, kekuatannya akan selalu menarik mereka yang tamak. Dengan hati yang berat, Maya membawa cermin itu ke puncak gunung tertinggi, tempat di mana dunia nyata dan dunia ilusi bertemu. Di sana, ia menggunakan kekuatannya untuk menyegel Veilora di dimensi lain, memastikan bahwa tidak ada yang bisa menyalahgunakannya.

Nampak desa dari kejauhan bahwa Maya merasa bersalah dan orang orang yang di desa terpencil tersebut tidak ada yang bersalah, teriakan itu terdengar di kejauhan, jeritan rasa sakit yang di alami mereka hanya untuk menyelamatkan Maya dari tangan Akarus. "Hei veilora, apakah aku termasuk wanita yang tamak akan hidup ku? Kenapa hanya aku yang masih berdiri di sini?". Ucapan Maya membuat cermin veilora bersinar dan menjawab pertanyaan nya.

"Jangan salahkan dirimu, mereka itu orang yang baik, rela berkorban demi untuk mu Maya. Jika kau berpikir kenapa aku selamat, itu adalah takdir dan takdir mu juga bertemu dengan ku. Jauhilah rasa pemikiran tersebut. seandainya bukan kau yang menemukan ku duluan, mungkin orang lain bakal membuat dunia ini akan terbalik..."

"Aku tahu.... aku tahu....tapi, apa yang harus aku lakukan, kemana aku harus pergi..."

"Apa kau ingin masuk ke dunia abadi? jika kau ingin, aku akan menunggu mu di dalam sampai saatnya tiba. Dunia yang kau lihat sekarang ini hanyalah puing puing kenangan, dan jangan khawatir aku bukan sesosok yang kau benci."

"baiklah, aku akan menunggu...."

Setelah pengorbanannya, Maya menghilang dari dunia. Beberapa mengatakan ia menjadi satu dengan kabut pegunungan, menjaga dunia dari bayang-bayang. Yang lain percaya ia masih hidup, muncul hanya kepada mereka yang benar-benar membutuhkan bimbingan.

Kisah Maya menjadi legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi, mengajarkan bahwa kebenaran adalah senjata yang harus digunakan dengan hati yang murni, dan bahwa kekuatan sejati terletak pada keberanian untuk menghadapi bayangan dalam diri sendiri.

"TAMATT!!" Ucap seorang ibu yang sedang membacakan dongeng.

"hmm...ibu..ibu... berarti Maya belum mati? lalu...lalu... sekarang bagaimana keadaan Maya?"

"Aku gak tahu sayang, konon katanya Maya memasuki dunia lain di cermin itu, seperti di dunia ini hanya saja ke terbalikan."

"hooo.... Berarti mbak Maya masih hidup?"

"Aku gak tahu, itu hanyalah dongeng sayang, artinya tidak nyata."

"Tapi bagaimana kalau nyata Bu?"

"Maka itulah senjata utama nya. Kebenaran, baiklah sayang, waktunya tidur."

"heeee...."

Sudah diketahui bahwa takdir akan terikat kembali, seperti benang yang terurai namun tak pernah benar-benar putus. Di antara celah waktu dan ruang, setiap jiwa yang pernah bertemu akan menemukan jalannya kembali, meski dalam bentuk dan cerita yang berbeda. Takdir adalah lingkaran, bukan garis lurus. Ia memutar, membawa kita kembali ke titik yang telah ditinggalkan, untuk menyelesaikan apa yang belum selesai, atau mungkin untuk memulai sesuatu yang baru.