Setelah ujian praktis yang penuh tantangan, Kael dan teman-temannya merasa bahwa mereka telah menguji para pangeran dalam aspek-aspek yang lebih fisikal dan praktikal. Namun, mereka tahu bahwa sebuah ujian sejati untuk para calon pemimpin kerajaan adalah pengujian intelektual yang lebih mendalam, yang menguji pemahaman mereka tentang dunia di luar hanya taktik perang atau politik. Dengan berbagai pengetahuan yang mereka bawa dari dunia Aetheris, Kael dan teman-temannya memutuskan untuk memperkenalkan sebuah ujian tertulis yang berfokus pada konsep-konsep ilmiah yang lebih mendalam: pemahaman tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan yang tidak ada di dunia mereka, seperti fisika, kimia, biologi, dan sosiologi.
Meskipun dunia tempat mereka tinggal ini penuh dengan sihir dan pedang, di mana kekuatan magis dan kemampuan bertarung lebih dominan, Kael tahu bahwa untuk memimpin dengan bijaksana, seorang pemimpin perlu memiliki pemahaman yang lebih luas tentang alam semesta. Ia menyadari bahwa pangeran-pangeran ini harus belajar bagaimana melihat dunia secara berbeda, bukan hanya melalui kekuatan fisik, tetapi juga dengan pengetahuan tentang cara alam bekerja, bagaimana manusia berinteraksi, dan bagaimana mereka dapat memanfaatkan ilmu untuk kemajuan masyarakat.
Lysandra, dengan kecintaannya pada ilmu sosial, adalah yang pertama mengusulkan untuk memperkenalkan konsep-konsep sosiologi, memfokuskan pada studi tentang masyarakat dan interaksi antar individu serta kelompok. "Jika seorang pemimpin tidak memahami struktur sosial dan bagaimana mengelola keragaman di dalam masyarakat, maka kekuasaannya akan rapuh," katanya.
Varic, dengan pemahamannya yang mendalam tentang aliran waktu dan pengetahuan yang lebih luas, mengusulkan untuk mengajarkan dasar-dasar fisika, kimia, dan biologi, ilmu yang akan membantu para pangeran memahami dunia fisik di sekitar mereka. "Sihir dan pedang mungkin mengatur banyak aspek kehidupan di dunia ini, tetapi ilmu pengetahuan adalah kunci untuk memahami bagaimana dunia ini bekerja. Seorang pemimpin yang tahu tentang hukum alam, reaksi kimia, dan bagaimana kehidupan berfungsi akan lebih bijaksana dalam membuat keputusan."
Namun, mereka menyadari bahwa memperkenalkan topik-topik ini, ilmu yang tidak dikenal di dunia mereka, akan menjadi tantangan besar. Mereka tahu bahwa konsep-konsep tersebut sangat asing bagi banyak bangsawan dan profesor yang terbiasa dengan sihir dan politik kerajaan. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menyelenggarakan ujian tertulis yang akan menguji pemahaman dasar mereka tentang bidang-bidang tersebut, dengan penjelasan terlebih dahulu tentang konsep-konsep ilmu ini yang akan diberikan oleh Kael dan teman-temannya.
Namun, sebelum ujian dimulai, beberapa bangsawan dan profesor dari kalangan sihir dan pedang, yang merasa bahwa pelajaran ini bisa membuka jalan bagi kecurangan atau bahkan penyelewengan dalam ujian, meminta izin untuk hadir. Mereka khawatir akan adanya pengaruh luar yang dapat mempengaruhi hasil ujian, mengingat topik-topik tersebut tidak pernah menjadi bagian dari kurikulum kerajaan.
Keputusan Kael untuk membuka pelajaran ini pada para pangeran dan bangsawan menjadi bahan perdebatan sengit. Para profesor dari dunia sihir dan pedang, yang merasa ilmu ini terlalu asing dan berisiko mengubah struktur kekuasaan yang telah ada, mendesak agar mereka diberikan kesempatan untuk hadir dan memantau pelajaran yang akan diberikan. Mereka khawatir bahwa topik-topik yang tidak dikenal ini dapat mengubah pola pikir para pangeran, dan lebih parah lagi, bisa digunakan untuk keuntungan pribadi.
"Saya khawatir ini akan membuka celah bagi pengaruh asing, atau bahkan merusak pandangan dunia yang sudah lama kita junjung," kata salah satu profesor senior, yang juga seorang penasihat kerajaan. "Ilmu seperti fisika, kimia, dan biologi tidak ada dalam tradisi kami. Kami harus memastikan bahwa ujian ini tidak disalahgunakan."
Lysandra menghela napas, sedikit terganggu oleh kekhawatiran mereka. "Kami hanya ingin memberikan wawasan baru yang dapat digunakan untuk kebaikan bersama. Tetapi jika kalian merasa perlu hadir untuk memastikan keadilan, maka kami akan memberikan izin."
Dengan demikian, para profesor, bangsawan, dan beberapa anggota istana yang memiliki posisi tinggi di dunia sihir dan pedang, diberi izin untuk menghadiri sesi pelajaran dan ujian tersebut. Mereka akan mengawasi para pangeran, memastikan bahwa tidak ada yang mencoba menggunakan sihir atau kekuatan luar untuk memanipulasi ujian. Meskipun demikian, Kael dan teman-temannya tetap percaya bahwa ujian ini akan memberikan pencerahan bagi mereka yang benar-benar ingin belajar.
Esok harinya, ruangan besar yang telah disiapkan untuk ujian tertulis terlihat sangat berbeda dari biasanya. Kali ini, bukan hanya para pangeran yang akan duduk di meja ujian, tetapi juga para bangsawan dan profesor yang mengawasi. Ruangan itu dipenuhi dengan udara ketegangan dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Kael, dengan keyakinan yang kuat, berdiri di depan papan tulis besar di depan para pangeran dan pengawas. "Hari ini, kita akan memulai sebuah perjalanan baru," katanya. "Sebuah ujian yang tidak hanya menguji kemampuan kalian dalam politik atau peperangan, tetapi juga pengetahuan tentang dunia yang lebih luas—tentang bagaimana alam bekerja, bagaimana kehidupan berjalan, dan bagaimana manusia berinteraksi dalam masyarakat."
Pemahaman Fisika
"Fisika adalah ilmu yang mengajarkan kita tentang hukum-hukum alam yang mengatur segala hal di sekitar kita. Ini bukan hanya tentang sihir atau kekuatan magis, tetapi tentang bagaimana benda bergerak, bagaimana energi bekerja, dan bagaimana kita bisa memanipulasi dunia fisik untuk kepentingan bersama. Dalam fisika, kita mempelajari hal-hal seperti gaya gravitasi, energi, dan hukum-hukum gerak. Semua ini penting karena memberikan kita alat untuk memahami dunia secara lebih rasional."
Kael menjelaskan dengan cara yang sederhana, menghubungkan teori fisika dengan konsep-konsep yang sudah dikenal di dunia mereka, seperti bagaimana energi digunakan dalam pertarungan atau dalam pembuatan alat-alat magis. Para pangeran terlihat mulai mengerti bagaimana ilmu fisika bisa diterapkan dalam kehidupan mereka.
Pemahaman Kimia
Lysandra kemudian melanjutkan dengan menjelaskan kimia. "Kimia adalah ilmu yang mengajarkan kita tentang bagaimana zat-zat berubah dan berinteraksi. Reaksi kimia dapat terjadi dalam tubuh kita, dalam alam, dan bahkan dalam alat-alat yang kita gunakan. Misalnya, bagaimana api bisa terbentuk dari bahan-bahan tertentu, atau bagaimana tanaman mengubah karbon dioksida menjadi oksigen dalam proses fotosintesis."
Dia memberikan contoh praktis, menggambarkan bagaimana ilmu kimia dapat digunakan untuk membuat ramuan penyembuh atau senjata yang lebih efisien. Para pangeran mulai memahami bahwa kimia bukan hanya tentang ramuan sihir, tetapi juga tentang cara untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat mereka.
Pemahaman Biologi
Varic, yang dikenal karena pengetahuannya yang luas tentang kehidupan dan alam semesta, melanjutkan dengan menjelaskan dasar-dasar biologi. "Biologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan, bagaimana makhluk hidup tumbuh, berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. Dengan memahami biologi, kita bisa menciptakan sistem pertanian yang lebih baik, memahami cara tubuh kita bekerja, dan melindungi keberagaman hayati yang mendukung kehidupan di dunia kita."
Varic memberi contoh bagaimana pemahaman tentang biologi dapat membantu dalam memperbaiki sistem pertanian atau bahkan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dengan obat-obatan yang lebih efektif.
Pemahaman Sosiologi
Akhirnya, Lianara mengambil alih untuk menjelaskan sosiologi, ilmu yang mempelajari masyarakat dan interaksi antar individu dan kelompok. "Sebagai pemimpin, kalian harus mengerti bagaimana kelompok-kelompok dalam masyarakat saling berinteraksi, bagaimana nilai-nilai budaya mempengaruhi tindakan mereka, dan bagaimana mengelola perbedaan sosial dengan bijaksana. Ini adalah tentang menjaga kedamaian, keadilan, dan keberagaman."
Lianara memberikan contoh mengenai pentingnya memahami konflik sosial dan cara-cara untuk memecahkannya dengan cara yang damai dan efektif.
Setelah sesi pembelajaran, ujian tertulis pun dimulai. Para pangeran diberikan soal yang menguji pemahaman mereka terhadap topik-topik yang baru saja dijelaskan. Mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menguji seberapa jauh mereka bisa menghubungkan ilmu pengetahuan ini dengan masalah-masalah praktis yang mereka hadapi dalam memimpin sebuah kerajaan.
Bangsawan dan profesor yang hadir memperhatikan dengan seksama, namun sebagian besar mereka mulai menyadari bahwa pengetahuan yang diberikan Kael dan teman-temannya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Ini adalah ilmu yang dapat digunakan untuk membawa kerajaan ini maju, bukan untuk merusak tatanan yang ada.
Namun, mereka semua tahu bahwa ujian ini hanyalah langkah pertama. Masih ada banyak hal yang harus dipelajari, dan ujian sejati akan datang ketika para pangeran harus menghadapi tantangan nyata dalam memimpin kerajaan.
Setelah ujian tertulis yang penuh tantangan, para pangeran kembali ke kamar mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian berikutnya. Namun, ujian kali ini tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Kael dan teman-temannya telah memberi jeda selama seminggu agar para pangeran memiliki waktu untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya yang akan menguji kemampuan mereka dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan.
Namun, jeda ini juga dimanfaatkan dengan cara yang tak terduga oleh sebagian besar para bangsawan dan profesor yang sebelumnya hadir untuk mengawasi pelajaran. Mereka, yang merasa ilmu yang baru saja diajarkan sangat asing dan tak familiar, mulai mendatangi perpustakaan untuk meminta penjelasan lebih lanjut dari Kael dan teman-temannya. Mereka ingin memahami lebih dalam tentang fisika, kimia, biologi, dan sosiologi, ilmu-ilmu yang, bagi mereka, terasa seperti dunia yang jauh dari kenyataan.
Sejak pagi, Kael dan teman-temannya telah disibukkan dengan kunjungan demi kunjungan. Sebagian besar dari mereka adalah profesor atau bangsawan yang terhormat, yang biasanya tidak akan pernah mendekati meja perpustakaan untuk mempelajari hal-hal seperti itu. Namun, karena merasa terkejut dan bahkan sedikit terancam oleh ilmu-ilmu yang baru saja diajarkan, mereka mulai meminta penjelasan lebih mendalam.
"Kael, apakah kamu benar-benar mengatakan bahwa hukum gravitasi yang kamu sebutkan tadi berlaku untuk segala hal?" tanya seorang profesor senior yang mengajar ilmu sihir, meraba-raba benak dan pikirannya yang kebingungan. "Seperti, benar-benar setiap benda, bahkan benda-benda sihir dan artefak?"
Kael yang sedang duduk di meja dengan buku-buku terbuka hanya tersenyum tipis. "Ya, benar. Gravitasi adalah gaya yang menarik semua benda ke pusat bumi, tidak peduli apakah benda itu terbuat dari logam atau hanya partikel energi. Bahkan sihir, meskipun bisa mengubah beberapa sifat fisik, tidak bisa menghilangkan prinsip dasar ini."
Profesor itu mengangguk dengan cermat, namun wajahnya tetap penuh keheranan. "Ini... ini sangat berbeda dengan apa yang kami ajarkan di akademi. Kami lebih banyak mempelajari teori-teori sihir dan bagaimana mengendalikan energi melalui kekuatan magis. Tidak ada yang mengajarkan kami tentang hal-hal seperti ini."
Lysandra, yang duduk di sisi Kael dengan sebuah buku tebal di tangan, menambahkan, "Sihir memang memiliki keistimewaannya sendiri, tetapi tidak ada yang mengubah fakta bahwa hukum-hukum alam tetap berlaku. Itu adalah dasar dari segalanya, termasuk sihir itu sendiri."
Hari demi hari, lebih banyak lagi bangsawan dan profesor yang datang ke perpustakaan, masing-masing membawa kekhawatiran dan rasa ingin tahu yang sama. Mereka meminta penjelasan lebih rinci tentang fisika, kimia, biologi, dan sosiologi. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai menyadari bahwa ilmu yang diajarkan oleh Kael dan teman-temannya bukanlah ilmu yang rumit atau sulit dipahami, ini hanya pemahaman dasar yang paling mendasar.
Contohnya, tentang kimia, Kael menjelaskan konsep sederhana seperti bagaimana elemen-elemen dasar, seperti air, karbon, atau oksigen, berinteraksi satu sama lain untuk menciptakan senyawa. "Air, misalnya, terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen yang saling terikat. Itu adalah dasar dari banyak reaksi kimia yang terjadi di dunia kita," katanya dengan tenang.
Sementara itu, Varic menjelaskan dengan sederhana tentang biologi. "Tubuh kita bekerja dengan cara yang sangat mirip dengan sistem dalam tubuh makhluk hidup lainnya. Sel-sel kita melakukan berbagai fungsi, seperti menciptakan energi dan memperbaiki kerusakan. Proses ini sangat terorganisir, bahkan jika kita tidak dapat melihatnya."
Lianara, yang lebih berfokus pada sosiologi, menjelaskan konsep dasar mengenai bagaimana individu berinteraksi dengan kelompok sosial. "Setiap tindakan kita dalam masyarakat memiliki dampak, baik itu kecil atau besar. Sistem sosial kita bekerja dengan cara yang mengatur perilaku kita dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Begitu pula dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memahami dinamika ini."
Namun, bagi sebagian besar bangsawan dan profesor, penjelasan ini terasa begitu dasar. Tidak ada teori canggih atau konsep-konsep abstrak yang mereka bayangkan. Mereka terkejut dengan kenyataan bahwa ilmu yang baru saja diajarkan kepada mereka hanyalah pengetahuan yang sangat fundamental, pengetahuan yang seharusnya sudah mereka pahami sejak lama.
"Saya pikir saya salah dengar," kata seorang profesor sosiologi, tertawa canggung. "Ini benar-benar dasar sekali. Saya kira kami akan membahas teori-teori yang lebih kompleks mengenai masyarakat dan interaksi sosial."
"Memang, ini hanya dasar," jawab Lianara dengan tenang. "Namun, ini adalah fondasi. Tanpa pemahaman dasar ini, kita tidak bisa membangun pengetahuan yang lebih tinggi."
Seiring berjalannya waktu, para bangsawan dan profesor mulai menyadari bahwa mereka telah mengabaikan ilmu yang paling mendasar. Mereka memiliki pengetahuan yang luas dalam hal sihir, strategi perang, dan politik, tetapi mereka kurang memahami bagaimana dunia fisik dan sosial bekerja. Dan itu adalah kesenjangan yang sangat besar dalam pendidikan mereka, terutama bagi mereka yang terlibat dalam pemerintahan dan kepemimpinan.
Kunjungan demi kunjungan yang datang ke perpustakaan akhirnya mengubah cara berpikir banyak bangsawan dan profesor. Mereka mulai menyadari bahwa meskipun dunia mereka dipenuhi dengan sihir, pedang, dan kekuatan politik, ada banyak hal di luar sana yang perlu mereka pahami agar dapat memimpin dengan bijaksana. Pengetahuan tentang fisika, kimia, biologi, dan sosiologi bukanlah sekadar tambahan untuk ilmu sihir, tetapi sebuah komponen penting yang seharusnya menjadi bagian dari pendidikan seorang pemimpin.
Beberapa profesor mulai membuka buku yang telah lama mereka abaikan, mencoba memahami lebih dalam tentang konsep-konsep dasar ini. Mereka tidak lagi merasa cemas atau terancam, tetapi malah merasa tertantang untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
"Jika kita ingin memimpin dengan bijak," kata salah satu bangsawan senior, "kita perlu memahami dunia ini dalam segala aspeknya, baik itu melalui sihir, ilmu pengetahuan, maupun pemahaman sosial. Terlalu lama kita mengabaikan hal-hal seperti ini."
Kael tersenyum mendengar pengakuan itu. "Itulah tujuan kami. Kami ingin mengubah cara kita berpikir. Sihir memang kuat, tetapi pengetahuan tentang dunia ini—termasuk ilmu alam dan sosial, adalah kekuatan yang tak kalah penting."
Lysandra menambahkan, "Jika kita ingin memastikan keberlanjutan kerajaan, kita harus lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, dan itu dimulai dengan pemahaman dasar tentang bagaimana segala sesuatu di sekitar kita bekerja. Dengan memahami ini, kita bisa membuat keputusan yang lebih baik untuk masa depan."
Setelah seminggu penuh belajar, berpikir, dan merenung, sebagian besar bangsawan dan profesor yang datang mulai menyadari bahwa ilmu yang mereka anggap asing dan rumit sebenarnya adalah landasan untuk memimpin dengan bijaksana. Mereka yang awalnya skeptis kini mulai terbuka terhadap kemungkinan baru.
Para pangeran, yang mungkin tidak menyadari betapa pentingnya pengetahuan dasar ini, kini akan menghadapi ujian yang lebih besar. Mereka harus mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari dalam situasi yang nyata, menggunakan pemahaman tentang fisika, kimia, biologi, dan sosiologi untuk menghadapi tantangan besar yang akan datang.
Setelah seminggu penuh dengan penjelasan, diskusi, dan refleksi, akhirnya tiba waktunya untuk ujian yang telah lama ditunggu. Ujian kali ini tetap berfokus pada empat bidang ilmu yang telah dipelajari: fisika, kimia, biologi, dan sosiologi. Meskipun para pangeran dan para bangsawan sudah mempersiapkan diri, mereka masih merasa cemas. Ilmu yang mereka pelajari terasa asing, dan mereka belum sepenuhnya menguasainya. Belum lagi, para profesor yang hadir, yang biasanya menguasai berbagai bidang sihir dan teori pemerintahan, juga merasa tidak yakin apakah mereka dapat memahami konsep-konsep baru ini dengan baik.
Pada pagi hari ujian, suasana di aula ujian terasa tegang. Para pangeran duduk dengan sikap tegas, bersiap menghadapi ujian yang akan menguji pemahaman mereka tentang dunia fisik dan sosial—sesuatu yang belum pernah mereka pelajari secara mendalam sebelumnya. Bangsawan dan profesor yang telah datang selama seminggu terakhir juga turut hadir, dengan wajah penuh rasa ingin tahu dan kecemasan.
Kael berdiri di depan, dengan catatan di tangannya, mempersiapkan ujian yang akan dihadapi. "Hari ini, ujian kita akan menguji pemahaman dasar tentang ilmu-ilmu yang kami ajarkan selama seminggu terakhir," katanya dengan suara yang tegas namun tenang. "Ini adalah ujian yang sangat penting, karena akan menguji seberapa jauh kalian dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam konteks kehidupan sehari-hari."
Ujian dimulai dengan bagian pertama, fisika. Kael mengajukan pertanyaan pertama yang sederhana, atau setidaknya seharusnya sederhana.
"Apakah kamu tahu apa yang terjadi pada benda ketika kita melemparkannya ke udara?" tanya Kael, sambil menunjukkan sebuah bola kecil.
Beberapa pangeran terlihat ragu. Mereka berbisik satu sama lain, mencoba mencari jawaban, tetapi tak ada yang berani mengangkat tangan.
Akhirnya, seorang profesor dari perguruan tinggi sihir yang hadir berdiri dengan hati-hati dan berkata, "Apakah itu berkaitan dengan prinsip sihir yang kita gunakan untuk mengangkat benda ke udara? Saya rasa itu lebih kepada manipulasi energi."
Kael menggelengkan kepalanya, matanya tetap tajam. "Tidak, ini adalah fenomena yang terjadi secara alami di dunia fisik. Ketika kamu melemparkan benda, ia akan terpengaruh oleh gaya gravitasi, gaya yang menariknya kembali ke bumi. Itu adalah dasar dari hukum fisika yang kita sebut gravitasi."
Para pangeran dan bangsawan masih tampak bingung. "Gravitasi?" tanya salah satu pangeran, wajahnya penuh kebingungan. "Itu... bukankah itu hanya hal yang kita alami setiap hari?"
Kael tersenyum tipis, mencoba untuk tetap tenang. "Ya, tetapi itu adalah sesuatu yang sangat mendasar. Gaya gravitasi adalah kekuatan yang ada di seluruh alam semesta, menarik segala benda ke pusat bumi. Jika kita tidak memahami hal-hal dasar seperti ini, bagaimana kita bisa memahami bagaimana dunia bekerja?"
Selanjutnya, ujian beralih ke kimia. Kali ini, Kael menanyakan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan bahan-bahan dasar yang ada di dunia mereka, meskipun tanpa ilmu kimia yang mendalam.
"Jika kita mencampur dua bahan, misalnya, air dan minyak, apa yang akan terjadi?" tanya Kael, sambil menunjuk dua gelas di atas meja, satu berisi air dan satu berisi minyak.
Beberapa bangsawan dan pangeran saling memandang, bingung. Akhirnya, seorang professor sihir berdiri dan berkata, "Apakah itu... berhubungan dengan reaksi sihir atau mantera tertentu?"
Kael menggelengkan kepala, sedikit menghela napas. "Tidak. Ini adalah contoh dari sesuatu yang terjadi di dunia fisik. Air dan minyak tidak akan bercampur karena sifat molekulnya yang berbeda, molekul air bersifat polar, sementara minyak bersifat nonpolar. Ini adalah dasar dari pemahaman tentang zat dan bagaimana mereka berinteraksi."
Para bangsawan yang hadir semakin bingung. "Jadi, itu adalah... bagaimana bahan-bahan bersatu atau terpisah?" tanya seorang pangeran dengan penuh tanya.
"Betul," jawab Kael. "Tapi penting untuk menyadari bahwa meskipun kita menggunakan sihir untuk banyak hal, hukum alam yang mendasari dunia ini tidak bergantung pada sihir, mereka berlaku untuk semua hal di sekitar kita."
Semua orang diam. Mereka tidak pernah menyangka bahwa ilmu ini akan terasa begitu asing dan jauh dari dunia mereka yang terbiasa dengan sihir dan strategi.
Setelah bagian kimia, ujian berlanjut ke biologi. Lianara memimpin ujian ini dengan pertanyaan dasar mengenai kehidupan dan tubuh makhluk hidup.
"Bagaimana tubuh kita mengubah makanan menjadi energi?" tanya Lianara, dengan suara yang tenang.
Para pangeran saling berpandangan. Mereka tampak seperti baru pertama kali mendengar pertanyaan semacam itu. Akhirnya, seorang bangsawan yang cukup terpelajar mencoba menjawab, "Apakah ini berhubungan dengan energi sihir yang kita gunakan untuk menyembuhkan atau memperkuat tubuh?"
Lianara menggelengkan kepala. "Tidak, ini adalah proses biologis alami. Tubuh kita mengubah makanan yang kita makan menjadi energi melalui proses yang disebut pencernaan, dan energi itu disalurkan ke seluruh tubuh untuk aktivitas sehari-hari."
"Proses pencernaan?" tanya salah satu pangeran, wajahnya penuh kebingungan. "Kami... tidak pernah mendengar hal seperti itu sebelumnya."
Lianara tersenyum dengan sabar. "Ini adalah proses dasar yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Makanan yang kita makan diproses dalam tubuh menjadi energi yang kita butuhkan untuk bergerak, berpikir, dan bertahan hidup. Jika kita tidak memahami dasar ini, kita tidak bisa mengatur kesehatan tubuh kita dengan benar."
Para bangsawan dan pangeran terdiam. Mereka tak menyangka bahwa ilmu tentang tubuh manusia dan proses-proses sederhana ini bisa begitu asing bagi mereka. Mereka berfikir hal-hal seperti itu pasti sudah mereka pahami sejak lama, namun ternyata itu bukanlah kasusnya.
Akhirnya, ujian berakhir dengan sosiologi. Lianara mengajukan pertanyaan tentang bagaimana masyarakat terbentuk dan bagaimana individu berinteraksi dalam suatu kelompok.
"Kenapa kita, sebagai individu, cenderung mengikuti norma sosial dalam kelompok kita?" tanya Lianara.
Profesor dari sekolah sihir berdiri dengan ragu. "Apakah ini berhubungan dengan cara sihir mempengaruhi pikiran orang? Kami lebih sering belajar tentang bagaimana pikiran dan emosi bisa dimanipulasi dengan sihir."
Lianara mengangguk dengan lembut. "Sihir bisa mempengaruhi pikiran, tetapi dalam sosiologi, kita berbicara tentang bagaimana masyarakat membentuk norma dan kebiasaan. Kita belajar bagaimana individu berinteraksi dalam kelompok dan bagaimana norma sosial berkembang."
Seorang pangeran mengernyitkan dahi. "Jadi, kita mengikuti aturan bukan karena sihir, tetapi karena kita ingin diterima oleh kelompok kita?"
"Betul," jawab Lianara. "Itulah dasar dari sosiologi, memahami hubungan antara individu dan kelompok sosial. Tanpa pemahaman ini, kita tidak akan mengerti bagaimana suatu masyarakat bekerja dan bagaimana kekuatan sosial membentuk perilaku kita."
Setelah ujian selesai, suasana di aula ujian sunyi. Para pangeran, bangsawan, dan profesor duduk terdiam, tampak tercengang dan sedikit terkejut. Mereka telah mengira bahwa ujian ini akan lebih rumit, lebih berfokus pada konsep-konsep canggih dan teori-teori yang lebih sulit. Namun kenyataannya, yang diajarkan adalah ilmu-ilmu dasar yang sangat fundamental, pengetahuan yang sebenarnya seharusnya sudah mereka pahami sejak lama.
"Apakah ini... benar-benar ilmu dasar?" tanya seorang profesor sihir dengan suara gemetar.
Kael mengangguk. "Ya, ini adalah dasar dari segala hal yang ada di dunia kita. Tanpa pemahaman dasar ini, kita tidak bisa mengembangkan pengetahuan lebih lanjut."
Para bangsawan dan profesor saling memandang, mulai menyadari betapa besar kekurangan dalam pendidikan mereka, terutama dalam hal memahami dunia fisik dan sosial. Mereka telah fokus terlalu lama pada ilmu sihir dan strategi, tanpa memperhatikan dasar-dasar yang mengatur dunia ini.
Ujian hari itu bukan hanya menguji pemahaman para pangeran, tetapi juga membuka mata banyak orang dewasa yang merasa terkejut dan tercengang oleh betapa sedikitnya mereka tahu tentang hal-hal dasar yang membentuk dunia mereka.
Setelah ujian yang mencengangkan, suasana di istana menjadi lebih tenang. Meskipun masih ada keheranan dan kebingungan di antara para bangsawan dan pangeran, Kael dan teman-temannya tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Mereka tidak hanya akan mengajarkan tentang ilmu yang baru saja diperkenalkan, tetapi juga memberikan panduan lebih lanjut agar para bangsawan, pangeran, dan profesor dapat memahami ilmu tersebut dengan lebih mendalam.
Beberapa hari setelah ujian, para profesor yang sebelumnya hadir mulai mendatangi perpustakaan istana satu per satu. Mereka datang dengan rasa penasaran yang mendalam, ingin mempelajari lebih lanjut tentang ilmu yang baru saja diperkenalkan kepada mereka. Kael dan teman-temannya menyambut kedatangan mereka dengan terbuka, siap untuk melanjutkan pembelajaran.
Pada pagi yang cerah itu, Kael, Lysandra, Lianara, Riven, dan Varic berkumpul di perpustakaan yang luas. Buku-buku tebal telah disiapkan, masing-masing berisi materi tentang Fisika Dasar, Kimia Dasar, Biologi Dasar, dan Sosiologi Dasar. Setiap buku terdiri dari empat bagian yang dirancang untuk memandu para pembaca dari tingkat dasar hingga tingkat lanjutan.
"Ini adalah langkah pertama untuk membuka pengetahuan lebih luas," kata Kael dengan tenang, membuka salah satu buku. "Namun, kita tahu bahwa para profesor ini mungkin merasa kesulitan, mengingat ilmu ini sangat asing bagi mereka. Jadi kita harus memberikan penjelasan dengan hati-hati dan memastikan mereka bisa mengikutinya."
Lianara menambahkan, "Meskipun ini baru permulaan, kita harus tetap sabar. Apa yang kita ajarkan hanyalah dasar-dasar yang paling mendasar. Namun, itu adalah langkah pertama yang penting."
Kael mengangguk, "Betul. Dan kita akan menuntun mereka melalui setiap tahap, memberi mereka dasar yang kuat untuk membangun pemahaman yang lebih besar nanti."
Para profesor pertama yang datang adalah ahli-ahli dari berbagai bidang, sebagian besar tertarik dengan Fisika. Mereka semua menganggap diri mereka sebagai ilmuwan yang terpelajar di dunia mereka, tetapi ilmu yang Kael dan teman-temannya bawa sangat berbeda. Mereka belum pernah mempelajari konsep-konsep dasar yang akan diajarkan.
Kael membuka buku pertama, Fisika Dasar, dan mulai menjelaskan.
"Fisika adalah ilmu yang mengajarkan kita bagaimana alam semesta ini bekerja," katanya. "Ini meliputi segala sesuatu, mulai dari gerakan benda-benda di sekitar kita hingga gaya dan energi yang menggerakkan dunia."
Seorang profesor yang duduk di meja depan mengangkat tangannya. "Tapi... apakah ini berarti bahwa segala sesuatu yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari bisa dijelaskan dengan hukum fisika?"
Kael tersenyum. "Ya, itulah inti dari fisika. Misalnya, kita belajar tentang hukum gerak Newton, yang menyatakan bahwa benda akan terus bergerak kecuali ada gaya yang menghalanginya. Hal yang sederhana seperti ini adalah dasar dari banyak fenomena yang kita lihat setiap hari."
Lysandra menambahkan, "Kita juga akan belajar tentang energi, seperti energi kinetik dan energi potensial, serta bagaimana energi berpindah dari satu bentuk ke bentuk lain, seperti ketika api mengubah kayu menjadi panas dan cahaya."
Para profesor mulai mencatat dengan serius. Beberapa wajah tampak terkejut, karena ternyata penjelasan yang Kael berikan adalah dasar-dasar yang mereka belum pernah pelajari dalam bentuk ini sebelumnya. Ilmu ini benar-benar berbeda dari cara mereka memandang dunia sebelumnya.
Setelah sesi fisika, mereka beralih ke Kimia Dasar. Lianara memulai penjelasan tentang atom dan unsur kimia.
"Kimia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana unsur-unsur dasar membentuk segala sesuatu di dunia kita," kata Lianara. "Semuanya, dari udara yang kita hirup, hingga makanan yang kita makan, hingga tubuh kita sendiri, terbuat dari atom yang saling berikatan membentuk molekul."
Seorang profesor yang duduk di sebelah kanan Lianara mengangkat tangannya. "Tunggu, jadi kalian mengatakan bahwa segala sesuatu yang kita lihat dan sentuh di dunia ini, terbuat dari atom?"
Lianara mengangguk, "Betul. Setiap benda yang kita lihat dan rasakan adalah hasil dari interaksi antara atom-atom. Bahkan sihir, dalam beberapa hal, bisa dijelaskan melalui reaksi kimia yang terjadi pada tingkat atom dan molekul."
Kael melanjutkan, "Misalnya, air yang kita minum terdiri dari dua unsur, hidrogen dan oksigen. Ketika dua atom hidrogen bergabung dengan satu atom oksigen, kita mendapatkan molekul air. Ini adalah dasar dari kimia."
Seorang profesor yang lebih tua tampak terpana. "Saya tidak pernah memikirkan dunia ini dari perspektif seperti itu. Semua hal yang saya anggap biasa ternyata ada penjelasan ilmiah yang begitu mendalam di baliknya."
Setelah menyelesaikan sesi kimia, mereka beralih ke Biologi Dasar. Lianara dan Kael menjelaskan tentang sel, struktur dasar kehidupan.
"Biologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan," kata Kael. "Setiap makhluk hidup, dari tumbuhan hingga hewan dan manusia, dibangun dari sel. Sel adalah unit dasar kehidupan. Semua proses yang terjadi dalam tubuh kita, mulai dari pencernaan makanan hingga pergerakan tubuh, terjadi berkat sel."
Varic menambahkan, "Semua makhluk hidup berkembang melalui proses pembelahan sel. Bahkan dalam tubuh kita, sel-sel baru terbentuk untuk menggantikan yang lama. Proses ini berlangsung tanpa kita sadari."
Para profesor memandang satu sama lain, terkejut. Mereka sadar bahwa dasar biologi ini tidak hanya menjelaskan kehidupan dari sudut pandang magis, tetapi dari sudut pandang ilmiah yang sangat rasional dan terstruktur. "Tapi bagaimana dengan... penyembuhan? Bukankah penyembuhan sering kali dianggap sebagai sihir?" seorang profesor bertanya.
Lianara menjelaskan, "Banyak hal yang kita anggap sebagai 'sihir' sebenarnya adalah proses biologis yang sangat rumit. Misalnya, proses tubuh yang menyembuhkan luka atau infeksi melalui sistem imun kita, ini bisa dijelaskan dengan ilmu biologi."
Terakhir, mereka membuka Sosiologi Dasar. Varic memulai penjelasan tentang bagaimana manusia berinteraksi dalam kelompok dan bagaimana masyarakat terbentuk.
"Sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat dan interaksi sosial," kata Varic. "Ini mengajarkan kita bagaimana individu berperilaku dalam kelompok, bagaimana struktur sosial terbentuk, dan bagaimana norma dan aturan di dalam masyarakat mempengaruhi kehidupan kita."
Kael menambahkan, "Misalnya, dalam kerajaan ini, kita melihat bagaimana para bangsawan memegang kekuasaan dan bagaimana status sosial mempengaruhi setiap tindakan. Sosiologi membantu kita memahami alasan di balik perilaku manusia."
Seorang profesor yang lebih tua tampak paham. "Jadi, sosiologi mengajarkan kita tentang ketidaksetaraan sosial, tentang mengapa beberapa orang memiliki lebih banyak kekuasaan atau akses daripada yang lain?"
Varic mengangguk. "Benar. Kita perlu memahami bagaimana struktur sosial bekerja agar bisa membangun masyarakat yang lebih adil."
Setelah memberikan penjelasan dasar-dasar ilmu tersebut, Kael dan teman-temannya memberikan empat buku tebal yang telah mereka siapkan. Setiap buku tersebut terdiri dari beberapa bab, dari materi dasar hingga materi tingkat lanjut yang bisa dipelajari lebih dalam oleh para profesor dan pangeran yang tertarik.
"Ini adalah buku yang akan membantu kalian melanjutkan pembelajaran ini. Buku-buku ini tidak hanya mencakup dasar, tetapi juga materi yang lebih sulit, yang akan menantang pemahaman kalian lebih jauh," kata Kael sambil menyerahkan buku-buku itu kepada para profesor.
Mereka mulai membuka buku-buku tersebut, mencatat setiap detailnya dengan serius. Meskipun kesulitan masih ada, semangat untuk mempelajari dunia baru ini jelas terlihat. Para profesor tahu bahwa mereka baru saja memulai perjalanan yang panjang, tetapi mereka tidak bisa menahan rasa ingin tahu yang terbangun dalam diri mereka.
"Ini hanya awal," kata Kael dengan senyuman. "Perjalanan ini akan mengubah cara kita melihat dunia, dan mungkin, cara kita memimpin kerajaan ini."
Dengan itu, pembelajaran baru di dunia yang penuh sihir dan pedang ini dimulai.
Setelah beberapa minggu penuh pembelajaran yang mendalam, Kael dan teman-temannya tahu bahwa sudah waktunya untuk melangkah ke ujian berikutnya. Setelah berhasil menjelaskan dasar-dasar fisika, kimia, biologi, dan sosiologi, mereka merasa bahwa teori saja tidak cukup. Ilmu yang baru mereka ajarkan harus diuji dalam bentuk praktik, untuk melihat apakah para pangeran, profesor, dan bangsawan dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. Ujian praktik ini akan menjadi langkah penting dalam memastikan pemahaman yang sesungguhnya.
Kael mengumpulkan teman-temannya di perpustakaan istana pada pagi yang cerah, mempersiapkan ujian praktik yang akan diadakan beberapa hari lagi. Mereka duduk di sekitar meja besar, membahas rincian ujian yang akan dilakukan.
"Ini bukan ujian biasa," kata Kael dengan serius. "Para peserta tidak hanya akan diuji secara teori, tetapi mereka harus bisa menunjukkan pemahaman mereka tentang fisika, kimia, biologi, dan sosiologi melalui eksperimen dan aplikasi dunia nyata. Mereka harus bisa mengintegrasikan ilmu yang telah mereka pelajari dalam cara yang praktis."
Lysandra mengangguk, matanya berbinar. "Ujian ini akan menguji sejauh mana mereka bisa berpikir kritis dan memecahkan masalah dengan cara yang belum pernah mereka coba sebelumnya. Ini adalah kesempatan untuk melihat siapa yang benar-benar bisa menerapkan pengetahuan yang telah kita bagikan."
Riven tersenyum lebar. "Dan siapa yang tahu, mungkin kita akan menemukan beberapa pangeran yang memiliki bakat tersembunyi dalam sains dan sosial. Bukankah itu akan mengejutkan?"
Varic mengangguk setuju. "Memang, yang paling menarik adalah bagaimana ilmu ini akan diuji dalam konteks dunia mereka. Mereka sudah terbiasa dengan sihir dan kekuasaan, tetapi pengetahuan ini bisa memberi mereka cara pandang yang berbeda. Menarik untuk melihat bagaimana mereka akan menghadapi tantangan-tantangan yang baru."
Beberapa hari setelah pertemuan tersebut, persiapan untuk ujian praktik dimulai. Kael dan teman-temannya telah merancang berbagai macam eksperimen dan situasi sosial yang menggabungkan prinsip-prinsip ilmu yang telah diajarkan. Ujian akan dilakukan di beberapa lokasi yang berbeda di istana dan kerajaan, mulai dari ruang laboratorium hingga hutan terdekat yang bisa menjadi arena untuk eksperimen biologi dan fisika.
Setiap ujian akan dilaksanakan dengan cara yang menantang, mencakup eksperimen di mana para peserta harus mengaplikasikan hukum-hukum fisika untuk menyelesaikan masalah atau memahami fenomena alam, serta eksperimen kimia yang melibatkan bahan-bahan yang aman namun membutuhkan keterampilan dalam pemahaman kimia dasar. Selain itu, mereka juga akan diminta untuk melakukan analisis sosial, bagaimana sosiologi dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat mereka, bagaimana mereka bisa memahami dan mengatasi masalah sosial yang muncul, dan bagaimana ilmu ini bisa berperan dalam pemerintahan mereka.
Ujian ini akan berlangsung selama dua hari, dengan beberapa sesi yang dirancang untuk menguji kemampuan mereka secara holistik, baik dalam pemikiran kritis maupun kemampuan praktis. Para profesor yang sebelumnya telah hadir juga diundang untuk ikut serta dalam pengawasan ujian, untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan adil dan terorganisir dengan baik.
Hari pertama ujian dimulai di aula besar istana, di mana meja-meja panjang telah disiapkan untuk para peserta. Kael berdiri di depan mereka, siap untuk memulai ujian pertama: Fisika dan Kimia.
"Selamat pagi," kata Kael dengan suara tegas. "Hari ini, kalian akan diuji tentang penerapan ilmu fisika dan kimia yang telah kalian pelajari. Di depan kalian ada sejumlah bahan dan alat yang perlu kalian gunakan untuk menyelesaikan eksperimen yang kami berikan."
Salah satu eksperimen fisika yang diberikan adalah untuk menyusun sebuah perangkat sederhana yang dapat memanfaatkan gaya gravitasi untuk menggerakkan benda. Para peserta diminta untuk merancang sebuah alat yang dapat mengangkat beban tertentu menggunakan prinsip-prinsip sederhana dari fisika, seperti tuas, katrol, dan gaya gesek. Mereka diberi waktu dua jam untuk merancang dan mempresentasikan hasil eksperimen mereka.
Seorang pangeran, yang sebelumnya tampak bingung dengan teori dasar, tampak terkejut saat dia berhasil merakit alat menggunakan katrol yang memanfaatkan gaya gravitasi untuk mengangkat beban. "Ini... ini benar-benar bekerja!" serunya.
Di sisi lain, ujian kimia berfokus pada eksperimen yang lebih sederhana, menggabungkan dua unsur untuk melihat reaksi kimia dasar, seperti reaksi antara asam dan basa untuk menghasilkan gas. Para peserta diminta untuk mempersiapkan larutan dan mengamati perubahan yang terjadi.
Salah satu profesor yang sebelumnya skeptis, seorang ahli alkimia yang terkenal, tampak sangat terkejut ketika melihat reaksi kimia yang terjadi di hadapannya. "Saya tahu bahwa reaksi ini mungkin terjadi, tapi saya tidak pernah memikirkannya dalam konteks seperti ini," katanya, mengamati percobaan yang dilakukan oleh seorang pangeran.
Hari kedua ujian, para peserta dibawa ke luar istana, menuju hutan yang terletak tidak jauh dari kerajaan, untuk ujian Biologi dan Sosiologi. Di sini, mereka dihadapkan pada tantangan untuk mengamati ekosistem alam dan memahami hubungan antara berbagai spesies dalam hutan.
Setiap kelompok peserta diberikan tugas untuk menggambarkan hubungan simbiosis di dalam ekosistem, misalnya, bagaimana tanaman dan hewan saling bergantung satu sama lain untuk kelangsungan hidup. Mereka diminta untuk menggali lebih dalam tentang proses-proses biologi, seperti fotosintesis pada tumbuhan dan peran hewan dalam penyebaran biji.
"Sungguh menarik bagaimana konsep-konsep dasar yang kita ajarkan begitu relevan dengan dunia alami," kata Lianara, yang memimpin kelompok tersebut. "Biologi bukan hanya tentang tubuh manusia, tetapi tentang kehidupan secara keseluruhan."
Sementara itu, ujian sosiologi diadakan di dalam istana, di mana para peserta diminta untuk menganalisis masalah sosial yang terjadi di kerajaan, seperti ketimpangan sosial, kemiskinan, atau ketidakadilan dalam distribusi kekuasaan. Mereka harus memberikan solusi yang didasarkan pada prinsip-prinsip sosiologi yang telah diajarkan.
Seorang pangeran, yang sebelumnya terlihat kurang tertarik dengan sosiologi, kini tampak serius memikirkan jawaban yang tepat. "Bagaimana jika kita mulai dengan reformasi sistem pajak untuk mengurangi ketimpangan sosial? Dengan cara itu, kita bisa mengurangi kemiskinan di kalangan rakyat kecil," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Setelah dua hari ujian praktikum, Kael dan teman-temannya duduk di ruang yang tenang untuk menilai hasil ujian. Mereka terkejut dengan seberapa baik para peserta mengatasi ujian-ujian tersebut, meskipun mereka tahu bahwa ilmu yang mereka ajarkan hanyalah dasar-dasar.
"Sejujurnya, aku tidak mengira mereka akan menangani ujian ini dengan sebaik ini," kata Kael, terkesan. "Mereka mengerti lebih banyak daripada yang kita duga."
Lysandra tersenyum, "Tentu saja. Kita mungkin mengajarkan mereka dasar-dasar, tetapi mereka menghubungkan pengetahuan itu dengan cara yang praktis. Itu yang penting."
Varic menambahkan, "Tapi kita harus berhati-hati. Ilmu ini adalah pedang bermata dua. Jika digunakan dengan bijaksana, itu bisa membawa perubahan besar. Tapi jika disalahgunakan..."
Kael mengangguk, menyadari bahwa meskipun para pangeran dan profesor menunjukkan pemahaman yang baik, masih ada banyak potensi yang perlu dijaga dan dikendalikan.
Ujian ini bukan hanya tentang menilai mereka, tetapi juga tentang membuka mata mereka terhadap dunia yang lebih besar dan lebih kompleks dari yang mereka kenal. Sebuah dunia di mana ilmu dan sihir bisa berjalan berdampingan, dan kebijaksanaan akan menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah.