Waktu yang sangat panjang, di habiskan Rael di akademi waktu. Waktu terus berjalan, siang dan malam di gunakan untuk penelitian, penjagaan, pengerjaan tugas, dan pengajaran di akademi waktu. "Woah! Junior Kael sudah lama tidak bertemu" ucap Rael penuh semangat, Kael dengan cepat menanggapi dengan penuh senyum hangat di tengah-tengah sibuknya seluruh siswa akademi membuat sambutan untuk akademi ruang.
"Kak, dimana kak Elyra? Biasanya berdua!" Kata kael dengan penuh rasa ingin tahunya. Rael dengan cepat mengubah topik membahas kedatangan dari akademi ruang, yang memiliki pengajaran lebih mendalam tentang ruang. Tentu akademi waktu juga mempelajari tentang ruang, hal tersebut karena dahulu pernah diadakan pertukaran pelajar dan sekarang juga begitu. Kael yang mendengar tampak sangat senang dan bersemangat seperti apa yang akan di dapatnya nanti.
Sebuah pemberitahuan di umumkan, "kepada seluruh siswa akademi waktu untuk segera ke aula". Dengan semangat, berbondong-bondong menuju aula akademi untuk melihat siswa dari Akademi Ruang yang akan di perkenalkan. Rael dan Kael berjalan berdampingan di antara kerumunan siswa yang antusias. Mereka dapat merasakan getaran semangat di udara. Begitu banyak wajah muda yang penuh rasa ingin tahu, bersemangat untuk melihat para siswa dari Akademi Ruang yang terkenal dengan keahlian mereka dalam memanipulasi dimensi dan ruang. Kael tampak lebih bersemangat, hampir tak bisa menahan rasa penasarannya.
"Rael, aku mendengar mereka punya kemampuan untuk melihat dan memanipulasi ruang dalam bentuk yang sangat berbeda. Seperti apa ya rasanya?" tanya Kael dengan mata berbinar.
Rael hanya tersenyum tipis, matanya menyusuri gerakan para siswa yang menuju aula. "Mungkin kamu akan segera tahu, Kael. Kita hanya perlu sabar."
Tiba di aula, seluruh siswa sudah berkumpul di dalamnya, dan suasana semakin hingar-bingar. Di atas panggung, beberapa siswa dari Akademi Ruang mulai maju. Mereka mengenakan jubah biru gelap yang berbeda dengan pakaian standar akademi waktu. Di belakang mereka, sebuah papan kristal besar menyala dengan simbol yang menggambarkan pergerakan ruang yang melingkar.
Seorang pria tinggi dengan rambut hitam panjang yang terikat rapi melangkah ke depan dan berbicara dengan suara dalam yang dalam, memecah keramaian. "Selamat pagi, siswa akademi waktu! Kami dari Akademi Ruang datang dengan tujuan untuk berbagi pengetahuan yang telah kami pelajari tentang dimensi dan manipulasi ruang."
Sebelum melanjutkan, pria itu melambaikan tangannya ke arah salah satu siswanya yang berdiri di sampingnya. Seorang wanita muda dengan rambut perak pendek dan mata biru cerah, yang kemudian memperkenalkan diri.
"Nama saya Rasya, saya salah satu siswa dari akademi ruang," katanya dengan suara yang tenang namun penuh wibawa. "Kami ingin menunjukkan kepada kalian bagaimana kami memandang ruang dan waktu, serta bagaimana kami dapat mengubahnya untuk menciptakan hal-hal yang sebelumnya tidak terbayangkan."
Dengan gerakan lembut, Rasya mengangkat tangannya, dan tiba-tiba sebuah portal kecil terbuka di depan mereka. Semua mata tertuju pada gerbang yang berkilauan, yang seolah-olah menyembunyikan dunia lain di dalamnya. Para siswa di aula terpana, banyak dari mereka bahkan mendekat sedikit, ingin melihat lebih jelas.
"Ini adalah salah satu teknik dasar yang kami pelajari," lanjut Rasya. "Manipulasi ruang memungkinkan kita untuk membuka jalur-jalur tersembunyi, mengubah bentuk-bentuk yang kita kenal, dan mengakses dunia yang seharusnya tak bisa dijangkau dengan cara biasa."
Rael merasa ada sesuatu yang bergetar di dalam dirinya saat melihat portal itu. Sesuatu yang tak ia rasakan sejak pertama kali masuk akademi waktu. Ia menoleh ke Kael yang kini juga terlihat sangat terpesona, tetapi ada kekhawatiran samar di mata Kael, seperti ada sesuatu yang tidak ia mengerti.
Rael mendekatkan wajahnya ke Kael. "Kamu baik-baik saja?" bisiknya.
Kael mengangguk, meski raut wajahnya tidak sepenuhnya yakin. "Aku hanya... merasa seperti ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar ilmu ini. Sesuatu yang lebih dalam, Rael."
Rael mengangkat alis, lalu kembali memfokuskan perhatian pada Rasya yang kini menjelaskan tentang prinsip-prinsip di balik manipulasi ruang.
"Jangan khawatir," kata Rael dengan tenang. "Kita akan tahu lebih banyak seiring berjalannya waktu. Semua hal ini hanya permulaan."
Rasya melanjutkan penjelasannya dengan penuh semangat, menunjukkan beberapa manipulasi ruang yang semakin kompleks. "Dengan memanfaatkan pemahaman kami tentang dimensi ruang, kami dapat menciptakan ruang baru, menggandakan objek, atau bahkan mengubah bentuk benda-benda yang ada di sekeliling kita. Tapi semua itu memerlukan disiplin, konsentrasi, dan tentu saja, pemahaman yang mendalam tentang bagaimana ruang itu bekerja."
Rael mendengarkan dengan seksama, namun dalam hatinya, ada rasa penasaran yang semakin dalam. Ia selalu merasa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar teori yang diajarkan di akademi waktu. Selama bertahun-tahun, ia telah berfokus pada waktu, tapi mendengar tentang manipulasi ruang ini, ia merasa seolah ada hubungan yang lebih dalam antara waktu dan ruang—sesuatu yang mungkin belum ia temui.
Setelah beberapa demonstrasi praktis, Rasya mengangkat tangannya, dan dengan gerakan kecil, sebuah bola cahaya muncul di udara, berputar-putar seolah memiliki kekuatan tersendiri. "Inilah salah satu bentuk manipulasi ruang dasar. Tidak hanya mengubah objek fisik, tetapi juga memengaruhi energi di sekitarnya."
Kael mendekat, matanya berbinar dengan kekaguman. "Ini luar biasa!" ujarnya, hampir berbisik. "Rael, bayangkan jika kita bisa mempelajari ini bersama-sama. Mengubah ruang dan waktu... bukankah itu luar biasa?"
Rael mengangguk perlahan, meskipun hatinya masih dipenuhi pertanyaan. "Ya, luar biasa, tapi... apa yang mereka katakan tentang pengaruhnya terhadap keseimbangan ruang dan waktu? Apa dampaknya jika kita terlalu banyak memanipulasi keduanya?"
Rasya yang mendengar pertanyaan Rael, menatapnya dengan senyum misterius. "Pertanyaan yang bagus, Rael. Sebenarnya, ini adalah hal yang paling penting untuk dipahami. Manipulasi ruang dan waktu memang bisa membawa keuntungan besar, tetapi jika tidak dilakukan dengan hati-hati, kita bisa menciptakan distorsi yang mengganggu keseimbangan alam semesta. Kami, di akademi ruang, belajar untuk menjaga keseimbangan itu, agar tidak merusak apa yang sudah ada."
Kael mengerutkan kening, mendengarkan dengan seksama. "Distorsi? Apa yang bisa terjadi jika keseimbangan itu terganggu?"
Rasya menatap keduanya sejenak, kemudian berkata dengan suara lebih pelan namun penuh kewaspadaan. "Ada banyak cerita tentang peristiwa yang terjadi akibat manipulasi yang salah. Beberapa bahkan mengatakan bahwa ada entitas yang bisa bangkit dari distorsi ruang-waktu. Entitas yang tidak bisa kita kendalikan."
Rael merasa tubuhnya kaku mendengar kata-kata itu. Ada sesuatu yang gelap dalam penjelasan Rasya, sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, di sisi lain, rasa ingin tahunya semakin membesar. Jika ada entitas yang bangkit dari distorsi itu, apakah itu berhubungan dengan apa yang sedang terjadi di akademi waktu?
Kael tampaknya tidak terlalu khawatir. "Entitas? Pasti itu hanya cerita untuk menakut-nakuti kita, kan?" katanya dengan senyum yang coba ia tampilkan, meski ada sedikit ketegangan di wajahnya.
Rasya tidak langsung menjawab. Dia hanya tersenyum samar. "Kamu bisa menganggapnya begitu, Kael. Namun, ada baiknya kita berhati-hati dengan apa yang kita pelajari. Waktu dan ruang adalah kekuatan yang besar, dan jika kita tidak bijak, kita bisa terjebak dalam konsekuensi yang tak terbayangkan."
Rael merasakan ketegangan yang melingkupi aula. Suasana seakan berubah seiring dengan kata-kata Rasya. Para siswa yang sebelumnya tampak antusias, kini mulai berbisik-bisik, menatap satu sama lain dengan ekspresi yang lebih serius. Rael memandang Kael, yang kini tampak sedikit gelisah, dan menarik napas dalam-dalam.
"Kita harus belajar lebih banyak tentang ini, Kael," kata Rael akhirnya, dengan suara yang lebih dalam. "Ada sesuatu yang lebih besar di sini, sesuatu yang bisa memengaruhi tidak hanya ruang dan waktu, tetapi juga kita semua."
Kael mengangguk, meskipun wajahnya masih menunjukkan kebingungannya. "Aku paham, Rael. Tapi... bagaimana kita memulainya?"
Rael menatap Rasya yang kini mulai mengakhiri demonstrasinya. Di dalam hati, ia tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Tugas mereka bukan hanya untuk mempelajari tentang waktu dan ruang, tetapi juga untuk mencari tahu tentang ancaman yang tersembunyi di baliknya, ancaman yang bahkan mungkin tidak mereka mengerti sepenuhnya.
"Sabar dulu, Kael," jawab Rael. "Tunggu hingga kita bisa lebih dekat dengan mereka. Mungkin saat itulah kita bisa menemukan jawabannya."