Eve~
Ada langkah ringan dalam diriku saat kami memasuki Menara Obsidian, Hades tepat di belakangku. Dia menemani saya naik ke atas saat saya terus menerus mengoceh. Saya bisa menyebutkan nama-nama seniman Lycan yang telah menciptakan karya-karya agung yang saya miliki kehormatan untuk melihat dan menganalisis, dan saya sangat menyesal tidak belajar lebih banyak tentang seni dari Pak Obsidian. Sungguh mempesona.
Sudah lama sekali saya tidak merasa seperti ini—sangat lama. Rasanya seperti kembali ke tempat yang sudah dikenal, dikelilingi oleh warna, bentuk, dan cerita yang berbicara pada jiwa saya. Jari-jariku rindu untuk menggambar, untuk menangkap emosi yang berputar di dalam diri. Saya menoleh ke belakang ke Hades, berharap melihat ekspresi biasa ketidakpeduliannya, tapi ada sesuatu yang berbeda di matanya. Dia tidak hanya mentolerir ocehan saya; dia benar-benar mendengarkan, atau setidaknya pura-pura lebih baik daripada biasanya.