Eve~
Perutku berputar saat aku membaca ID penelepon.
Ibu.
Aku meraihnya tapi urung ku lakukan dan menarik tanganku kembali. Setiap getaran ponsel itu seperti tombak menusuk hatiku. Tapi aku tahu jika aku ingin menjaga kewarasanku, lebih baik aku menjauh. Hanya dewi yang tahu kata-kata mengerikan apa yang akan dia ucapkan kepadaku, hal apa yang akan dia katakan yang akan membuatku hancur.
Aku belum pulih dari panggilan terakhirnya. Kedinginan di nadanya begitu menghancurkan. Apakah dia telah mengetahui tentang ledakan itu dan ingin menggosoknya di wajahku, atau memarahiku karena ceroboh? Aku tidak ingin tahu. Akhirnya ponsel berhenti bergetar, dan aku menutup mata. Aku menarik napas dalam untuk menenangkan detak jantungku yang liar.
Hanya untuk getaran lebih yang memecah keheningan ruangan. Ketika aku duduk lagi, aku gemetar lebih dari sebelumnya. ID penelepon membuat jantungku berhenti.
Ibu.