[Erotic Scene Ahead]
Eve~
Hatiku berpacu kencang. Saya tidak tahu harus mendorongnya pergi atau menariknya lebih dekat. Ucapannya menyelinap ke dalam pikiranku, merayapi sisa kendali diriku seperti merambat. Demam masih menggema di dalam diriku, membuat kulitku terlalu sensitif, setiap sentuhan diperbesar seratus kali lipat. Seharusnya aku menghentikannya—astaga, seharusnya aku berteriak padanya untuk pergi—tetapi ketika tangannya mengusap tubuhku lagi, lembut namun gigih, aku tersesat.
Bibirnya menemukan leherku lagi, menelusuri ciuman menggoda menuruni tulang selangkaku. Napasku tercekat, panas di antara kakiku bertambah tak tertahankan. Jarinya menyapu lembut pinggulku, dan bahkan sentuhan kecil itu membuatku menahan erangan, tubuhku terlalu responsif, terlalu sensitif.
Aku membungkuk ke arahnya lagi, membenci betapa putus asanya aku menginginkan lebih. "Hades..." Saya mencoba membentuk kata-kata, tetapi itu hanya keluar sebagai bisikan gemetar.