Helanie:
"Ambil tasmu dan pergilah," kata ibuku, sambil mendorongnya ke tanganku sebelum melipat tangannya di depan dada.
Badai baru saja reda setelah dua hari, dan meskipun hujan belum sepenuhnya berhenti, ibuku sudah menyuruhku pergi. Saya bahkan tidak sempat makan bersama mereka setelah makan seperti orang barbar saat makan malam beberapa malam lalu.
Setidaknya, begitulah kata Charlotte—itu sebabnya saya tidak diizinkan bergabung dengan mereka.
"Pergi!" kata ibuku lagi, menolak untuk menatapku. Dia membangunkanku lebih awal, menuntut agar saya pergi.
Cuaca sangat dingin, dan saya hanya memiliki sweater merah muda tua yang saya kenakan. Saya tidak memiliki kaus kaki atau sarung tangan, dan jari-jari saya yang ramping sudah mati rasa karena dingin. Gerimis hujan akan segera membasahi saya jika saya tidak segera menemukan tempat perlindungan.
"Baiklah!" Setelah menatap dia sebentar, saya berbalik untuk pergi.
