Helanie:
Setelah aku mengisi formulir sambil duduk di belakang pohon yang sama seperti sebelumnya, aku kembali ke akademi. Untungnya, para siswa tidak ada di sekitar. Aku tidak tahu mengapa aku merasa begitu tidak aman di bawah tatapan mereka. Mereka begitu rapi dan terawat, dan di sini aku, mengenakan pakaian lama dengan lubang besar. Aku tahu seharusnya aku bersyukur masih punya sesuatu untuk menutupi tubuhku, tapi itu membuat orang lain mem-bully aku.
Tapi itu tidak berarti para saudara tidak ada di kantor. Aku agak berharap itu Emmet, tapi Maximus yang duduk di seberang meja, kepalanya tertunduk ke atas kertas di hadapannya.
"Aku sudah mengisi formulir," kataku setelah membersihkan tenggorokan untuk mendapatkan perhatiannya. Dia bersikap seperti dia bukan orang yang membiarkanku masuk setelah aku mengetuk pintu.
"Rekatkan ke dahiku," dia menunjuk keningnya tanpa mengangkat kepala, matanya terfokus pada berkas di depannya.
