Setelah dibentak oleh Leo, dan nangis sesegukan di depan kamar tuannya, Rika kembali ke kamarnya. Dia langsung berbaring di kasur dengan mata sembabnya.
Dia melihat ke arah foto yang ada di sisi kasurnya. Itu adalah sebuah foto yang paling berharga dihidupnya. Foto ketika dia diselamatkan oleh Leo, dan dibawa olehnya ke rumah utama Duke Astby serta dipekerjakan olehnya sebagai pelayan pribadinya.
Sebuah kenangan-kenangan indah yang tidak ingin dia lupakan. Lalu, ia pun tertidur karena kelelahan.
Di saat tidur itu, dia bermimpi. Sebuah mimpi yang amat panjang.
Di sana, dia melihat kebakaran terjadi di seluruh istana. Ya, ini saat dia berumur lima tahun, dua tahun sebelum dia diselamatkan. Istana itu terbakar, dan dia melihat ayah dan ibu serta kakak laki-lakinya tewas di tangan penyusup. Pelaku pembunuhan itu tidak lain adalah para pria bertopeng yang dikenal sebagai assasin profesional.
"Bos, ada yang masih hidup, harus kita apakan dia?" tanya seorang pria bertopeng.
"Bawa dia. Kita jual saja sebagai budak, putri sepertinya pasti akan menghasilkan banyak uang," jawab pria bertopeng lain yang dipanggil sebagai bos.
Hari itu, dia diculik dari istana kerajaan tempat dia dan keluarganya tinggal. Dan, hari itu juga kerajaan mereka jatuh ke tangan para pengkhianat yang bekerjasama dengan negara musuh. Dan, hari itu juga kehidupannya yang damai dan tentram musnah.
Sebulan telah berlalu sejak dia ditangkap dan akhirnya dijual sebagai budak. Dia dijual sebagai budak oleh para assasin ke seorang pedagang budak tertentu. Dan, setelah itu dia diajari berbagai cara untuk hidup sebagai budak, dia terpaksa meninggalkan kehidupan mulianya.
Lalu, hari-hari pun berlalu, dia tidak ingat pasti, mungkin telah tiga bulan setidaknya setelah ia ditangkap dan dijual sebagai budak.
Hari ini, dia akhirnya dijual ke sebuah pelelangan. Ya, benar-benar sebuah pelelangan. Di sana, ia melihat berbagai tipe orang, dan yang paling dibencinya adalah satu, bangsawan mesum.
Dia telah melihat anak-anak seusianya yang lain telah dijual terlebih dahulu dengan harga tinggi, dan dia melihat ekspresi berbagai bangsawan mesum laki-laki maupun perempuan penuh nafsu ke arah mereka. Dia bergidik ngeri, dia jijik, dan rasanya ingin muntah, tapi dia berusaha menahannya.
Lalu, tibalah saat ia untuk dijual dalam pelelangan.
Dia berdiri di tengah panggung dengan lampu sorot cerah mengarah padanya. Lalu, sang pembawa acara lelang memperkenalkan dirinya.
"Hadirin semua, inilah barang terakhir lelang pada hari ini! Sebuah barang yang sangat bagus dan kami jamin kualitasnya. Seorang mantan bangsawan!" teriak pembawa acara tersebut.
Saat mendengar ini seisi tempat lelang menjadi berisik. Dan, dia dapat melihat dengan jelas nafsu gila bangsawan laki-laki jelek yang diarahkan padanya. Dia masihlah kecil, tapi dia telah mendapat pelajaran seksual yang baik dari ibunya.
Jadi, dia tahu seberapa besar nafsu bangsawan itu. Dia merasa seperti bangsawan jelek itu sedang menjilati seluruh tubuh mungilnya, dan kakinya secara refleks gemetaran.
Lalu, sang pembawa acara berkata lagi.
"Bukan hanya itu, barang ini bukan bangsawan biasa! Dia adalah mantan putri Kerajaan Aerial yang jatuh beberapa bulan yang lalu! Benar-benar produk yang sempurna kan!?"
Seisi ruangan langsung menggila mendengar ini, dan pembawa acara tersenyum lebar.
"Baiklah, mari kita mulai lelangnya. Lelang dimulai dari 100 koin emas!"
Setelah pembawa acara meneriakkan ini, para bangsawan gila itu langsung menggila. Mereka menaikkan harganya dengan cepat.
Akan tetapi, dia tidak peduli dengan itu. Dia hanya gemetar hebat di tengah panggung. Dia tahu bahwa kehidupan setelah ini akan jadi sia-sia. Dia mungkin akan dijadikan budak pemuas nafsu yang dikurung dibawah tanah atau suatu tempat tertentu oleh para bangsawan cabul yang sangat menginginkan dirinya. Apalagi, ia adalah mantan seorang putri. Artinya, darah keluarga kerajaan yang merupakan bangsawan tertinggi mengalir dalam dirinya, itu sangat cocok untuk dijadikan mesin pembuat keturunan.
Dia terus gemetaran, dan perlahan air mata jatuh dari mata birunya yang indah. Dia meratapi nasib buruknya yang akan menjadi budak para bangsawan gila. Kalau bisa, dia hanya ingin mati saja daripada harus hidup sebagai pemuas nafsu. Dan, dia juga tidak ingin melakukan hal yang tak senonoh dengan orang yang tidak ia cintai. Dia hanya ingin melakukan itu dengan pujaan hatinya, sosok yang ditakdirkan untuknya sama seperti yang mendiang ibunya lakukan.
Disaat dia terus diam dan tanpa dia dengar dan perhatikan harga jualnya di lelang telah mencapai 5.000 koin emas.
Dia berpikir itu gila. Itu adalah gaji yang dapat diperoleh oleh rakyat jelata dalam ratusan tahun jika bekerja dengan rajin. Dengan koin emas sebanyak itu bahkan bisa membangun sebuah kota kecil yang makmur. Lalu, apa para bangsawan ini benar-benar gila menghabiskan uang sebegitu banyaknya hanya untuk anak kecil sepertinya? Apa mereka sebegitu inginnya menjadikan dia pemuas nafsunya atau mesin penghasil keturunan? Mereka benar-benar gila. Dia pun semakin jijik dengan dirinya yang akan menjadi budak orang semacam itu.
Lalu—
"10.000 koin emas," ucap seseorang.
Perkataan orang tersebut menghentikan kegilaan para bangsawan, dan dia secara refleks melihat ke arah suara tersebut.
Apa yang ia lihat adalah seorang anak kecil memakai topeng yang mungkin seusianya sedang duduk dengan santai dikursinya.
Sementara itu, para bangsawan yang telah menaikkan harga sejak tadi terdiam mulai berisik. Mereka marah dengan anak kecil yang datang entah darimana ini merusak kesenangan mereka, dan mengatakan sebuah omong kosong.
"Dasar bocah gila, apa kamu benar-benar mempunyai uang sebanyak itu!?"
"10.000 koin emas? Gila, itu bahkan lebih banyak dari anggaran tahunan Kekaisaran Zehid!"
Dan begitulah, para bangsawan mulai mencaci dan mencemoohnya. Tapi, dia tetap diam.
Lalu, sang pembawa acara angkat suara.
"Maaf anak muda, apa kamu benar-benar mempunyai koin emas sebanyak itu?" tanyanya dengan ragu.
Lalu, anak itu turun ke panggung dan mendekati sang pembawa acara. Dia memberikan sebuah kantong berisi banyak koin emas yang dia panggil dari item sihir sub-ruang. Item sihir seperti itu pun sangat jarang, dan harga termurahnya saja beberapa puluh koin emas, harganya pun meroket tergantung kapasitasnya. Jadi, hanya orang kaya saja yang mempunyai hal semacam itu, walaupun mungkin saja petualang terkenal bisa membelinya karena penghasilan mereka sangat besar.
Sang pembawa acara pun terdiam melihatnya, dia mulai menghitung koin emas dengan seksama. Sebagai seorang profesional dalam pelelangan, dia tahu betul bahwa koin emas di kantong tersebut memang berjumlah 10.000. Sang pembawa acara lalu menegak ludah keras dan akhirnya berbicara.
"Yah, saudara kecil kita ini benar mempunyai 10.000 koin emas. Jadi terjual 10.000 koin emas! Apakah ada yang ingin menawar lebih tinggi!?" ucapnya keras.
Tapi, tidak ada lagi yang menjawabnya. Itu wajar saja karena itu terlalu gila. Uang sebanyak itu hanya untuk seorang budak perempuan apalagi yang masih anak-anak? Meksipun dia seorang mantan putri, harganya tetaplah terlalu tinggi. Jadi, tidak ada lagi yang berani melebihi dirinya.
Lalu—
"Baiklah, mantan putri kecil kita pada hari ini terjual diharga 10.000 koin emas! Selamat! Dan, itu saja untuk lelang kali ini, semoga kita bisa bertemu lagi dikesempatan berikutnya!" teriak sang pembawa acara.
Lalu, seisi ruangan bertepuk tangan.
Anak kecil itu lalu mendekatinya. Dia seakan-akan tidak peduli dengan sekitarnya.
Dia lalu menatap mata birunya dengan intens, dan semakin dekat hingga seperti ingin memeluknya. Gadis kecil itu tercekat sebentar lalu dia terdiam mendengar bisikan orang tersebut.
"Apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" tanyanya dengan bisikan lembut ditelinganya.
Gadis itu memerah karena mereka terlalu dekat dan buru-buru menjawab dengan pelan agar tidak didengar.
"T-tidak, aku baik-baik saja, tidak ada luka"
Lalu, anak kecil itu tersenyum padanya.
"Baiklah, aku akan mengeluarkanmu dan yang lainnya dari sini. Bersiaplah," ucapnya pelan.
Gadis kecil itu yang tidak mengerti apa yang dia katakan memiringkan kepalanya dengan bingung lalu—
Dia akhirnya mengerti.
Atmosfir tiba-tiba berubah, pilar cahaya bersinar bagai pelangi muncul dari anak tersebut. Sementara itu, para bangsawan yang masih mengobrol setelah lelang selesai segera terdiam. Ini karena tekanan energi sihir dalam jumlah yang tak masuk akal terpancar jelas, itu membuat mereka sesak nafas, dan tidak bisa bergerak sedikit pun.
Lalu, dia menatap anak kecil itu dengan kaget. Tapi, dia hanya membalasnya senyuman melihat ekspresi kaget gadis itu.
Lalu, dia mengangkat tangan kanannya dan berkata,
"Supreme Spirit: Fire Primordial, Suzaku muncullah!"
Seisi tempat lelang menjadi sangat panas, dan orang-orang yang tak bisa bergerak dibawah tekanan sihir yang gila mulai berkeringat deras.
Lalu, muncullah seekor burung besar berwarna merah tua dengan api yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Burung itu menunduk hormat pada anak kecil tersebut.
"Bakar seluruh tempat ini, hanya kecualikan para budak!" perintah anak kecil itu.
Lalu, api mulai membakar sekeliling.
Gadis kecil itu tercengang dengan apa yang terjadi, dan saat dia melihat ke arah anak kecil yang masih memakai topeng, anak itu membalasnya dengan senyuman hangat. Dia lalu menepuk kepalanya.
"Sekarang sudah aman, kamu bebas," ucapnya.
Harusnya gadis itu tidak boleh percaya dengan orang asing, tapi saat dia melihat lurus ke mata anak itu yang bersinar dengan warna pelangi, dia sepenuhnya terpesona. Dan akhirnya, dia menemukan cahaya baru dihidupnya.