Tiga bulan telah berlalu sejak saat itu, Rika sendiri sadar bahwa ini mimpi, tapi dia sendiri tidak peduli.
Selama tiga bulan ini, dia telah melalui banyak hari yang membahagiakan. Setiap hari rasanya menyenangkan baginya, dia bahkan bisa sedikit melupakan rasa sakit di hatinya karena kematian keluarganya, dan hilangnya status dirinya sebagai seorang putri. Walaupun saat ini dia hanyalah pelayan, tapi baginya ini lebih dari cukup karena orang-orang di sisinya adalah orang-orang baik.
Pada suatu waktu, dia meminta tuannya, Leo untuk menemuinya di perbukitan di luar wilayah Kota Ruida.
Di sana, dia menunggu di bawah sebuah pohon rindang.
Lalu, beberapa menit kemudian Leo muncul.
"Maaf memanggil Anda untuk ke sini, Tuan Leo," ucapnya sambil meminta maaf.
Tapi, Leo menggelengkan kepalanya mendengar permintaan maaf ini.
"Tidak apa-apa, Rika. Jadi, ada apa? Kenapa kamu memanggilku ke sini?" tanya Leo.
Rika lalu menyingkir dari bawah pohon tersebut.
"Bisakah Anda berdiri di depan pohon ini, Tuan Leo?" tanyanya.
Lalu, Leo menuruti kemauannya, dan berdiri di depan pohon tersebut, tepat sebelum pakaiannya menyentuh batang pohon itu.
"Jadi, ada apa—..?"
Tepat sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Leo didorong ke pohon tersebut oleh Rika, dan— Rika menciumnya.
Itu bukan ciuman di pipi melainkan ciuman di bibir. Leo yang tak tahu apa yang terjadi tidak bisa berkata-kata, dia bisa merasakan lidahnya dan lidah Rika saling bertautan, dan mereka bertukar air liur.
Ciuman itu berlangsung lima menit, dan setelahnya Rika langsung mundur.
Leo yang terengah-engah akibat sulit bernafas menatap Rika dengan mata sedikit berair.
"A-apa yang kamu lakukan, Rika..?" tanyanya pelan dengan wajah sedikit memerah.
Rika lalu menundukkan kepalanya.
"Saya minta maaf atas apa yang telah saya lakukan, Tuan Leo."
Leo tidak mengindahkan permintaan maaf, dan kembali bertanya.
"Lupakan tentang permintaan maaf, bisakah kamu menjelaskan kenapa kamu melakukan ini padaku?"
Rika mengangguk mendengar ini, dan mulai menjelaskan.
"Apa yang telah saya lakukan pada Anda adalah sesuatu yang disebut sebagai sumpah jiwa," ucapnya.
Leo jelas tidak mengerti ini, dan bertanya,"Apa itu?"
"Sumpah jiwa adalah sebuah metode yang sama dengan sumpah sihir yang kita kenal, hanya saja pemegang sumpah menggunakan jiwanya bukan sihir. Sumpah jiwa biasanya dilakukan oleh sepasang laki-laki, dan perempuan yang telah menikah," ucap Rika menjelaskan pada Leo tentang sumpah jiwa.
"Ok... Aku mengerti.., tapi kenapa kamu melakukan ini padaku? Kamu sendiri bilang bahwa itu biasanya dilakukan oleh sepasang laki-laki, dan perempuan yang telah menikah," balas Leo. Dia merasa agak aneh.
Rika mengangguk mendengar perkataan ini, dan melanjutkan penjelasannya.
"Memang, seperti yang saya katakan tadi sumpah jiwa biasanya digunakan oleh mereka yang sudah menikah. Akan tetapi, itu "biasanya" artinya itu memang bisa digunakan di waktu selain pernikahan."
Leo yang mendengar pertanyaan ini memiringkan kepalanya, dia merasa bingung, dan memutuskan untuk bertanya.
"Dari apa yang aku mengerti dari perkataanmu itu artinya sumpah jiwa memiliki berbagai tujuan, kan? Jika itu untuk mereka yang sudah menikah maka ada tujuan tertentu, begitu juga untuk tujuan lain. Jadi, apa yang kamu lakukan dengan sumpah jiwa ini?"
Rika langsung menjawab dengan tegas.
"Apa yang saya lakukan adalah sumpah jiwa kesetiaan. Sejujurnya, ibu saya menekankan pada saya untuk menggunakan sumpah jiwa ini pada orang yang saya cintai, tapi setelah apa yang terjadi..., saya pikir saya harus menggunakannya pada Anda."
Leo yang mendapat jawaban tegas ini, menelan ludah pahit.
"Kenapa..? Kenapa kamu menggunakannya padaku? Kita baru kenal kurang lebih tiga bulan, bukankah terlalu dini untuk menggunakannya, apalagi jika itu sumpah yang namanya saja sumpah jiwa, itu mengambil nyawa sebagai bayarannya kan?"
Leo bertanya dengan nada sedih, dan khawatir. Sementara itu, Rika yang melihat kekhawatiran ini tersenyum, dan dia mendekat ke Leo.
Dia lalu memegang kedua pipi Leo, dan mengarahkan pandangan mata Leo ke matanya sehingga mereka saling menatap.
"Tuan Leo, apa yang saya lakukan adalah murni keinginan saya, saya sangat bahagia karena Anda mengkhawatirkan pelayan seperti saya, dan saya juga mengetahui dengan jelas resiko menggunakan sumpah jiwa, tapi itu tidak penting bagi saya..."
Dia lalu menarik nafas pelan dan melanjutkan perkataannya.
"Ibu saya memang mengajarkan untuk menggunakan ini pada orang yang saya cintai, tapi saya pikir sebelum saya mendapat orang yang bisa saya cintai, hidup saya sudah hancur terlebih dahulu karena saya menjadi budak. Akan tetapi, itu semua runtuh berkat Anda, dan berkat Anda juga saya masih bisa tersenyum seperti ini. Itulah kenapa tolong terima saja sumpah saya, Anda tidak perlu khawatir karena ini adalah sumpah sepihak, saya lah yang menawarkan kesetiaan saya pada Anda, dan Anda tidak perlu mengkhawatirkan apapun."
Leo yang mendapat penjelasan panjang lebar seperti ini hanya bisa menghela nafas pelan sebagai balasannya, sejujurnya dia masih khawatir.
"Itulah yang aku khawatirkan, kamu menawarkan kesetiaanmu padaku disaat kamu masih seorang anak kecil. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, bisa saja di masa depan nanti kamu akan mengkhianatiku. Jika hal seperti itu terjadi kamu akan mati kan? Apa kamu baik-baik saja dengan itu?" tanyanya sedih.
Tapi, Rika menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa-apa, Tuan Leo. Saya telah memutuskan untuk percaya pada Anda sepenuhnya mulai sekarang, dan saya bersumpah akan selalu di sisi Anda."
Leo jelas ingin menolak ini dan memberikan bantahan.
"T-tapi—!!"
Akan tetapi, sebelum dia bisa menyuarakan ketidakpuasaannya, Rika lagi-lagi mencium bibirnya. Mereka sekali lagi saling menautkan lidah, dan bertukar air liur hingga beberapa menit lamanya.
Setelah itu, Leo langsung melepaskan Rika dengan paksa karena dia semakin sesak nafas akibat kurangnya oksigen.
"Ok, ok, aku mengerti! Tolong jangan lakukan itu lagi! Aku sesak nafas!" ucap Leo memprotes kelakuan Rika.
Rika yang melihat ini hanya bisa tertawa kecil, lalu Leo buru-buru kembali ke Kota Ruida agar kejadian yang sama tidak lagi terulang. Dia tidak mau mengalami sesak nafas lagi.
Leo tidak mengerti, dia belum mendapat pendidikan yang cukup tentang hal semacam ini. Akan tetapi, itu berbeda dengan Rika yang sudah cukup mengerti dunia orang dewasa. Dia telah menawarkan jiwanya dengan sumpah jiwa pada Leo yang baru saja dia temui tiga bulan lalu, terlebih lagi dia juga menawarkan tubuhnya lada Leo dengan memberikannya ciuman pertama. Bagi keturunan Kerajaan Aerial, ciuman pertama di budaya negeri itu artinya orang tersebut telah menawarkan dirinya sepenuhnya pada orang yang ia cium, dan itu juga adalah keinginan untuk menikah. Akan tetapi, Rika sadar bahwa mereka masihlah anak-anak, jadi Rika memutuskan untuk menunggu mereka dewasa, dan berharap Leo mau menjadikan dirinya sebagai salah satu istrinya.