Chapter 7 - Rumah Baru

Setelah anak itu membakar habis seluruh tempat pelelangan termasuk orang-orang di dalamnya, kecuali budak-budak yang dijual, dia lalu mengumpulkan para budak yang dia selamatkan itu.

Dia melihat para budak itu dengan teliti lalu melatunkan sebuah nyanyian.

Para budak yang mendengar ini terpesona, walaupun mereka tidak mengerti arti nyanyian tersebut sedikit pun.

Lalu, setelah nyanyian selesai kalung budak yang ada di leher para budak terlepas.

Gadis tersebut yang melihat fenomena ini terkejut. Dia tidak begitu mengerti bagaimana caranya, tapi dia tahu kalau mantra yang ada di kalung budak tidak bisa dilepaskan, kecuali oleh orang yang memakaikannya. Akan tetapi, anak ini bisa melepas paksa kalung itu dengan mudah. Apalagi kalung itu dilepas paksa dengan sebuah nyanyian aneh yang tidak dia mengerti.

Di saat para budak masih terkejut, anak itu hanya bisa tersenyum melihatnya, lalu dia berkata,"Aku tahu kalian semua terkejut, tapi tolong dengarkan aku sebentar.."

Perkataannya membuat para budak yang telah bebas langsung diam dan kembali menatapnya.

"Ehem.., aku tahu kalian tidak memiliki tempat untuk dituju setelah kalian bebas, benar kan?" tanyanya.

Para budak mengangguk mendengar pertanyaan tersebut.

"Jadi, begini saja, datanglah ke wilayahku. Aku akan memberikan kalian dukungan untuk bertahan hidup sampai kalian bisa mandiri," ucapnya lagi dan sekarang dia memberi penawaran pada para budak.

Para budak yang mendengar ini terdiam, lalu salah satu dari mereka angkat bicara.

"Maaf, tuan bertopeng. Pertama-tama, terima kasih sudah menyelamatkan kami, tapi apa kami boleh tau alasan Anda menyelamatkan kami dan menawarkan untuk memberi dukungan agar bertahan hidup?" tanyanya sopan.

Anak itu terdiam sebentar lalu menjawab,

"Hm, tidak ada hal khusus. Pertama, wilayah ini adalah timur kekaisaran, wilayah keluargaku, dan wilayah ini melarang keras perbudakan, jadi aku hanya menghancurkan mereka, itu saja. Kedua, kenapa aku menyelamatkan kalian? Tidak ada niat khusus, aku hanya melakukannya karena aku bisa, bukankah itu kewajibanku sebagai seorang bangsawan? Lalu ketiga, kenapa aku mau memberi kalian dukungan? Itu mudah saja, kalian tidak akan bisa langsung mandiri. Jadi, mau tidak mau aku akan mendukung kalian untuk sementara waktu, jika kalian merasa berhutang budi nantinya balaslah dengan cara yang sesuai."

Dia menjawab dengan santai dan seolah-olah itu wajar saja baginya.

Para budak yang mendengar ini terdiam, dan beberapa ada yang kagum.

Lalu, anak itu berkata lagi.

"Jadi, apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian mau menerima tawaranku? Jika tidak maka aku tidak mempermasalahkannya, tapi aku tidak bisa membantu kalian lebih banyak karena otoritasku terbatas."

Para budak yang mendengar ini langsung buru-buru setuju agar mereka mendapat perlindungan, dan dukungan, termasuk seorang budak yang tadi bertanya pada anak tersebut.

Anak itu tersenyum mendengar persetujuan para budak, ia lalu membariskan mereka dan memberi mereka koin emas yang sama banyaknya. Dia mengambilnya dari aset pribadinya dan uang-uang yang diambil dari bangsawan yang dia bakar.

"Ini adalah dukungan pertamaku untuk kalian. Gunakan koin emas ini dengan baik untuk menopang hidup kalian, dan...—"

Dia lalu menyerahkan sebuah liontin kepada seorang budak yang tadi bertanya.

"Mulai sekarang kamu adalah pemimpin kelompok ini, kalian bukan lagi budak, tapi aku pikir kalian butuh seorang pemimpin agar aku bisa memeriksa perkembangan kalian nantinya, jadi tolong jaga benda itu baik-baik. Dan sekarang kalian bisa pergi ke Kota Ruida, tunjukkan liontin itu pada para ksatria yang menjaga kota maka mereka akan mengerti, itu saja."

Para budak lalu mengangguk mengerti dan anak itu membuat sesuatu lagi.

"Kalian lihat api kecil itu kan?"

Dia memunculkan sebuah api yang melayang di udara.

"Ikuti api itu, dia akan memandu kalian ke Kota Ruida, dia juga akan melindungi kalian selama perjalanan ke sana," ucapnya.

Lalu, para budak mengangguk mengerti, dan mulai berjalan mengikuti api tersebut.

Sekarang hanya tersisa dua orang, anak bertopeng misterius, dan gadis budak yang merupakan mantan putri.

Dia melihat ke arahnya dengan teliti. Lalu, dia mendekati gadis tersebut. Gadis itu secara refleks perlahan mundur karena takut, tapi anak itu menahannya dengan mencengkram kuat lengannya.

"Tolong jangan kabur, aku tidak berniat menyakitimu," ucapnya dengan tulus.

Lalu, gadis itu menghentikan niatnya untuk kabur, dan dia diam.

Anak itu lalu menyentuh pipi gadis kecil tersebut dengan lembut, dan sebuah cahaya pelangi bersinar dari tangannya yang menyentuh pipinya.

Dan, kalung budak itu terjatuh begitu saja, dilepas paksa olehnya.

"Kalung budak yang ada dilehermu jauh lebih rumit untuk menghancurkannya daripada yang lain, itulah kenapa aku merawatmu secara pribadi," ucapnya.

Lalu, gadis itu hanya mengangguk mengerti.

Dia lalu bertanya pada gadis tersebut.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Kamu sudah bebas, apa kamu punya tempat pulang?"

Tapi, ekspresi gadis itu langsung sedih saat mendengar pertanyaannya, dan dia dengan lemah menjawab.

"Tidak..., Aku tidak punya tempat untuk pulang. Keluargaku telah tiada, mereka dibunuh di depan mataku, dan kerajaanku telah jatuh ke tangan para pengkhianat."

Anak itu yang mendengarnya terdiam sebentar sambil memasang ekspresi simpati lalu dia menawarkan lengannya.

"Kalau begitu, ikutlah bersamaku. Kamu adalah mantan putri, sejujurnya aku tidak mau melepasmu begitu saja karena itu terlalu berbahaya, jika fakta bahwa kamu adalah mantan putri diketahui maka akan ada banyak orang yang akan mengincarmu, bukan hanya pedagang budak saja, tapi para bangsawan, dan bahkan rakyat biasa sekali pun bisa gelap mata."

Gadis itu yang mendengar ini menelan ludah kering, dan dia menjawab dengan lemah.

"Tapi, aku tidak punya sesuatu yang bisa aku berikan padamu, kenapa kamu mau membawaku?" tanyanya sedih.

Anak itu lalu memegang tangannya dan mengusap punggung tangan tersebut dengan lembut, dan dia berbicara langsung ke arah matanya.

"Kamu adalah gadis yang cantik, aku yakin di masa depan akan ada banyak orang yang akan tergila-gila padamu. Jadi, tidak mungkin aku membiarkan orang sepertimu berkeliaran di jalanan sendirian, jika kamu mau ikut denganku, aku akan melindungimu dan memberikanmu pekerjaan. Ini mungkin terdengar kasar, tapi aku benar-benar bersimpati pada keadaanmu."

Gadis itu yang mendengar ucapan tulus ini membalasnya dengan senyuman sedih dan perlahan menangis. Jadi, akhirnya dia memegang balik tangan anak tersebut dan memutuskan untuk pergi bersamanya.

Lalu, gadis itu dibawa sebuah kota. Ya, itu Kota Ruida, dan mereka terus berjalan hingga tiba di sebuah rumah yang besar, itu jelas sebuah mansion milik keluarga terkenal.

"Siapa kamu?" tanya ksatria yang berjaga.

Lalu, anak itu melepas topengnya dan wajahnya terlihat jelas.

Para ksatria yang berjaga ini begitu terkejut, dan hendak berteriak, tapi itu dihentikan olehnya.

"Aku akan langsung masuk dengan membawa anak dibelakangku. Kerja bagus atas usaha kalian menjaga rumah ini, terima kasih," ucapnya tulus lalu dia melewati para penjaga, membuka gerbang dengan kedua tangannya sendiri, dan berjalan masuk ke pekarangan mansion bersama gadis tersebut.

Lalu, di tengah perjalanan menuju mansion anak itu berhenti sebentar, dan berbalik ke arah gadis tersebut serta menatapnya lurus.

"Ah, kita belum saling memperkenalkan diri. Namaku Leo Astby, aku putra pertama keluarga Duke Astby yang menguasai wilayah timur Kekaisaran Zehid," ucapnya dengan sopan untuk memperkenalkan dirinya.

Lalu, gadis tersebut membalasnya dengan cara yang sesuai, walaupun dia tidak memakai gaun, tapi dia memperkenalkan diri seakan-akan dia memakai gaun.

"S-salam kenal, namaku Rika von Aerial. Aku putri pertama Kerajaan Aerial, yah sekarang mantan putri..," ucap gadis itu dengan sopan.

Lalu, anak yang memperkenalkan diri sebagai Leo itu mengangguk senang melihat perkenalan diri Rika.

"Jadi, Putri Rika, mulai sekarang kamu akan hidup disini. Sesuai janjiku, aku akan memberimu pekerjaan," ucapnya.

Lalu, Rika membalasnya pelan.

"Rika saja tidak apa-apa, aku bukan lagi seorang putri. Jadi, statusmu lebih tinggi, ah sekarang aku harus memanggilmu Tuan Leo ya?"

Leo tertawa kecil mendengar ini. Lalu dia memegang tangan Rika, dan membawanya masuk ke mansion keluarga Duke Astby. Rika lalu diperkenalkan kepada keluarganya dan orang-orang di mansion, dan telah diputuskan bahwa Rika akan menjadi pelayan pribadi Leo.

Maka, dimulailah hidup Rika yang baru di tempat yang baru kali ini.