Chereads / Entertainment Heroes in Another World (Bahasa Indonesia) / Chapter 18 - Toko Sistem dan Rencana Kedepan

Chapter 18 - Toko Sistem dan Rencana Kedepan

Dua minggu berlalu begitu cepat. Aku duduk di taman yang indah, ditemani oleh Myra, sementara Lumi asyik bermain di sekitar kami setelah selesai membaca Doraemon volume 3. Pelayan-pelayan rumah menjaga jarak, mengawasi Lumi dengan penuh perhatian. Keasyikan anak itu berlari kesana-kemari tampak begitu murni, dan aku tak bisa menahan senyum melihatnya.

Sambil menikmati pemandangan itu, Myra dan aku melanjutkan percakapan tentang rencana yang pernah ku diskusikan dengannya sebelumnya (yang tercatat di akhir bab 6).

Saat itu, aku sudah meminta Myra untuk menghubungi beberapa penjahit ternama yang kualitasnya sudah terbukti. Tujuanku memang untuk mengubah standar mode di dunia ini. Sebagai orang yang bereinkarnasi, melihat dunia dengan pakaian yang sangat bergaya medieval—terutama pakaian bangsawan—terasa sangat asing bagiku. Bukan karena aku menganggap pakaian mereka buruk, melainkan lebih kepada keinginanku untuk membawa sentuhan modern pada pakaian mereka. Rasanya seperti ada kesenjangan antara tradisi dan kebutuhan masyarakat modern yang lebih fungsional. Jadi, aku ingin membawa pakaian yang lebih praktis dan elegan, tapi tetap mencerminkan identitas dan kebanggaan yang dimiliki oleh bangsawan.

Tentu saja! Bukan karena aku ingin melihat ISTRI-ku berpakaian dengan gaya yang lebih modern, seperti seleraku. Ya, niatku murni hanya ingin mengenalkannya pada dunia mode yang lebih modern. Itu saja!

"Ya, ya, Pak Tua Mesum, niatmu murni," kata sistem, seolah mengejekku.

"Hei, siapa yang kau panggil Pak Tua!" aku menyahut, namun sistem mengabaikannya.

Baiklah, kembali ke topik. Aku meminta Myra untuk menghubungi beberapa penjahit ternama dan mengikat kontrak dengan mereka atas nama keluarga Carval. Aku berencana membangun sebuah perusahaan fashion di dunia ini. Aku tahu ini bisa menjadi peluang besar. Seperti yang dikatakan para pengusaha hebat di dunia lamaku, bisnis di bidang kecantikan dan mode tidak akan pernah mati. Dan aku rasa, dunia ini sangat membutuhkan pembaruan dalam hal fashion.

Aku berani melangkah ke sini karena ada sistem yang menyediakan desain-desainnya, meskipun tidak gratis. Aku harus membayar dengan "poin popularitas" yang kudapatkan dari menyebarkan hiburan. Sistem memberikan desain tersebut, meskipun harganya tidak murah.

Toko sistem memang terkunci pada awalnya, tapi sistem memberitahuku bahwa toko itu akan terbuka ketika aku mendapatkan poin popularitas pertamaku. Itu adalah langkah pertama menuju tujuanku yang lebih besar.

Memang sekarang aku bisa dibilang miskin, karena poin popularitas yang kumiliki masih sangat sedikit.

Untuk desain pakaian sederhana saja, seperti kemeja, harga desainnya minimal 100 poin popularitas. Namun, itu sudah termasuk informasi tentang rekomendasi bahan-bahannya juga. Jadi, meskipun mahal, itu sebenarnya masih terjangkau jika aku bisa mengumpulkan poin popularitas yang cukup.

Dan yang paling mahal adalah desain "internet magis." Ya, kau tidak salah dengar, "internet" di dunia ini meskipun tidak mengenal teknologi modern. Saat pertama kali melihatnya, aku terkejut. Ternyata berdasarkan sedikit bocoran dari sistem, desain itu berisi berbagai macam susunan rune-rune kuno. Harga desain itu? 10 Miliar poin popularitas.

YA! 10 MILIAR!

Aku merasa ingin mengumpat, tapi aku mencoba bersabar karena penjelasan sistem membuatku paham bahwa itu adalah investasi jangka panjang.

"Beberapa penjahit ternama tertarik menandatangani kontrak, tetapi hampir semuanya menolak karena tidak ingin terikat," kata Myra, tampak sedikit kecewa.

"Baiklah, tidak apa-apa, aku sudah menduganya, sayang," jawabku dengan tenang. "Lagi pula, kebebasan mereka untuk memprioritaskan karya mereka akan berkurang jika mereka menandatangani kontrak. Tapi aku yakin mereka akan menyesal kemudian karena menolaknya," kataku sambil tersenyum kecil.

"Rekrut saja beberapa penjahit ternama, dan untuk penjahit lainnya, cukup pastikan mereka mencapai standar tertentu. Itu sudah cukup," tambahku.

"Baiklah, sayang. Tapi kenapa kamu membutuhkan begitu banyak penjahit?" tanya Myra, ekspresinya penuh rasa ingin tahu. Matanya berkilau antusias, seolah tak sabar untuk mendengar penjelasanku lebih lanjut. Aku bisa melihat betapa dia mendukung ideku, bahkan tanpa sepenuhnya memahami keseluruhan rencana.

"Begini, sayang, ceritakan padaku, bagaimana biasanya kita, para bangsawan, membuat pakaian?" tanyaku.

"Ya, biasanya kita akan menghubungi para penjahit terkenal dan meminta mereka untuk membuatkan pakaian sesuai dengan yang kita inginkan, atau berdasarkan rekomendasi dari penjahit itu sendiri," jawab Myra, dengan semangat. "Walaupun kadang harus menunggu berbulan-bulan, atau bahkan setahun, karena pekerjaan mereka yang sangat banyak."

"Lalu bagaimana dengan rakyat biasa?" tanyaku lagi, penasaran.

"Setahuku, kebanyakan dari mereka membuat pakaian sendiri, karena lebih hemat biaya, atau membeli dari tetangga mereka yang tidak lagi membutuhkan pakaian tersebut," jawab Myra.

"Jadi begini rencanaku," kataku, mulai menjelaskan dengan lebih rinci. "Aku akan memperbaiki hal yang paling mengganggu dulu, yaitu masalah waktu. Aku akan merekrut banyak penjahit biasa untuk membuat pakaian-pakaian sehari-hari bagi rakyat biasa. Tujuannya agar mereka memiliki lebih banyak pilihan dan gaya. Tentu saja, aku tidak akan membuat pakaian asal-asalan. Aku akan memastikan kualitasnya tetap baik meskipun harganya terjangkau. Pakaian tersebut akan dibuat secara massal dalam berbagai ukuran, kemudian kita akan distribusikan ke pedagang melalui tim distribusi kita. Dengan begitu, pakaian siap pakai akan tersedia lebih luas untuk rakyat biasa."

"Selanjutnya, untuk para penjahit yang kemampuannya sudah bisa disebut ahli, aku akan menugaskan mereka untuk membuat pakaian yang lebih mewah dari pakaian-pakaian biasa. Pakaian yang memerlukan waktu lebih banyak untuk diproduksi, yang tentu saja akan lebih mahal, tetapi masih dapat dijangkau oleh para rakyat biasa. Ini akan memberi mereka rasa pencapaian."

"Dan terakhir, untuk para penjahit terkenal yang bersedia mengikat kontrak, aku memerlukan nama besar mereka untuk membuat desain pakaian khusus yang akan dijual secara terbatas. Aku berencana hanya menyediakan 50 buah pakaian eksklusif ini. Setelah stoknya habis, seberapa pun uang yang mereka tawarkan, aku tidak akan memproduksi lagi. Pakaian-pakaian ini akan memberikan rasa eksklusivitas seperti yang kita, para bangsawan, inginkan."

Myra menatapku dengan tatapan penuh pengertian, lalu senyumnya semakin lebar. "Itu rencana yang sangat besar, sayang." Suaranya penuh semangat, dan jelas terlihat bahwa dia sangat antusias dengan ideku. "Kamu benar-benar berpikir jauh ke depan, ya? Aku bahkan bisa membayangkan betapa gembiranya rakyat dengan pilihan pakaian yang lebih terjangkau. Aku benar-benar mendukungmu, sayang!"

Namun, seiring senyumannya, ada sesuatu yang sedikit berubah di wajahnya. Myra menatapku dengan lembut dan suara lembut, seolah memohon, "Sayang, kalau nanti pakaian-pakaian eksklusif itu siap, apakah... apakah aku bisa mendapatkan satu di antaranya? Mungkin, untukku?"

Aku menatapnya sejenak, merasakan betapa dia benar-benar menginginkannya. Kemudian, aku tersenyum penuh kasih sayang, "Tentu saja, sayang. Akan selalu ada satu untukmu."

Matanya bersinar, dan aku bisa melihat rasa bahagia yang tulus muncul di wajahnya. "Terima kasih, sayang," bisiknya sambil memelukku, seolah dunia ini tidak ada yang lebih penting baginya selain kata-kata itu.