Zhen Yi berdiri di antara reruntuhan rumahnya, memandang tubuh kedua orang tuanya yang kini terbaring tak bernyawa. Suasana malam itu begitu kelam, dengan langit yang gelap dan angin yang menggerus seolah-olah turut merasakan kesedihannya. Tubuhnya gemetar, bukan hanya karena dingin, tetapi juga karena amarah yang mendalam. Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan yang sedang menguasai hatinya.
Kehilangan orang tua adalah pukulan yang sangat berat. Namun, lebih dari itu, apa yang membuatnya semakin hancur adalah kenyataan bahwa Kristal Cahaya Abadi, benda yang sangat ia percayai dan jaganya dengan hati-hati, kini menjadi alasan bagi kematian mereka. Sebuah kekuatan besar yang telah mengubah takdirnya.
Di tengah rasa kehilangan itu, Zhen Yi tiba-tiba teringat akan perkataan terakhir ayahnya: Para iblis… Mereka mencari sesuatu… Kristal itu.
"Siapa mereka?" gumam Zhen Yi, melangkah mundur dari jenazah orang tuanya, matanya membara penuh dendam. "Apa yang mereka inginkan dariku? Daripada Kristal Cahaya Abadi itu?"
Dalam keadaan bingung dan marah, Zhen Yi tahu satu hal yang pasti—ia tidak bisa tinggal diam. Ia harus mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan gelap yang datang ke desa ini dan mengapa mereka begitu tertarik pada kristal tersebut. Ia harus melanjutkan perjalanan yang telah dimulai oleh Xian Tao, dan melindungi apa yang tersisa dari dirinya, sekaligus membalas kematian orang tuanya.
Zhen Yi mengatur langkahnya, bergegas keluar dari reruntuhan rumahnya dan menuju ke tempat persembunyiannya. Di sana, ia menyimpan Kristal Cahaya Abadi yang selama ini dijaga dengan sangat hati-hati. Begitu ia menyentuh kristal itu, aliran energi yang luar biasa mengalir melalui tubuhnya, memberinya kekuatan yang bahkan tidak dapat ia bayangkan sebelumnya. Kristal itu berkilau dengan cahaya biru kehijauan yang semakin terang, memberikan Zhen Yi kekuatan untuk memulai perjalanan balas dendamnya.
Namun, Zhen Yi tahu, kekuatan ini belum cukup. Untuk menghadapi iblis yang sudah begitu kuat, ia harus lebih kuat lagi.
Dengan tekad yang bulat, Zhen Yi memutuskan untuk pergi menemui Xian Tao, gurunya yang telah mengajarinya kultivasi. Meskipun ia masih merasa bingung dan terkejut, Zhen Yi tahu bahwa hanya dengan pembelajaran lebih lanjut, ia bisa menguasai lebih banyak kekuatan yang bisa melawan iblis yang telah merenggut orang tuanya.
Perjalanan Zhen Yi tidak mudah. Ia harus melewati hutan lebat dan pegunungan terjal yang memisahkan desa Jiaohua dengan tempat tinggal Xian Tao. Setiap langkah terasa berat, tetapi ia terus maju, bertekad untuk menemukan guru yang dapat membantunya.
Akhirnya, setelah beberapa hari perjalanan, Zhen Yi tiba di rumah Xian Tao. Rumah itu terletak di puncak sebuah bukit yang tinggi, jauh dari peradaban manusia. Ketika Zhen Yi tiba, Xian Tao sedang duduk di luar, memandangi cakrawala dengan tatapan yang jauh, seolah-olah menunggu kedatangan Zhen Yi.
"Zhen Yi, aku tahu kamu akan datang," kata Xian Tao dengan suara yang tenang, tetapi penuh makna.
Zhen Yi mendekat dengan cepat, matanya penuh dengan pertanyaan dan kesedihan. "Guru, orang tua saya… Mereka telah dibunuh oleh para iblis. Mereka mencari Kristal Cahaya Abadi. Saya tidak mengerti apa yang terjadi, tapi saya ingin tahu apa yang bisa saya lakukan untuk menghentikan mereka."
Xian Tao mengangguk pelan, seolah sudah lama mengetahui bahwa ini akan terjadi. "Kristal Cahaya Abadi adalah artefak kuno yang memiliki kekuatan luar biasa. Itu bukan hanya alat untuk memperpanjang umur, tetapi juga memiliki potensi untuk membangkitkan kekuatan yang dahsyat. Itulah sebabnya para iblis menginginkannya. Mereka tahu kekuatan di dalam kristal itu bisa memberikan mereka kendali atas dunia ini."
Zhen Yi menggenggam tangan Xian Tao dengan erat. "Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa menghentikan mereka?"
Xian Tao berdiri dan menatap Zhen Yi dengan serius. "Kekuatan yang ada di dalam dirimu masih sangat mentah. Untuk melawan iblis yang begitu kuat, kamu harus menguasai seni kultivasi lebih dalam lagi. Aku akan mengajarkanmu lebih banyak, tapi kamu harus siap menghadapinya. Hanya dengan kekuatanmu yang sejati, kamu bisa melindungi dunia ini."
Zhen Yi menundukkan kepalanya sejenak, mencerna kata-kata gurunya. Setelah beberapa detik, ia mengangkat kepalanya dan berkata dengan penuh tekad, "Saya siap, Guru. Saya akan belajar dan menjadi cukup kuat untuk mengalahkan mereka. Saya akan melindungi dunia ini—dan membalas dendam orang tua saya."
Xian Tao mengangguk dengan penuh keyakinan. "Baiklah. Mulai dari sekarang, kita akan memperdalam latihanmu. Namun, kamu harus ingat—kekuatan yang besar membawa tanggung jawab yang besar pula. Jangan pernah tergoda oleh keinginan untuk menggunakan kekuatan itu untuk hal-hal yang salah."
Dengan itu, Zhen Yi memulai latihan kultivasi yang lebih intensif di bawah bimbingan Xian Tao. Setiap hari, ia berlatih dengan tekun, menggunakan Kristal Cahaya Abadi untuk memurnikan energi dalam tubuhnya. Seiring waktu, Zhen Yi merasakan dirinya semakin kuat. Ia mulai memahami aliran energi dalam dirinya, dan dengan setiap latihan, kekuatan spiritualnya semakin meningkat.
Namun, meskipun Zhen Yi merasa kekuatan baru yang muncul dalam dirinya, ia tahu bahwa musuh yang akan dihadapinya tidaklah mudah. Iblis yang datang ke desa Jiaohua adalah kekuatan yang sangat gelap, jauh lebih kuat dari yang bisa dia bayangkan. Tapi tekadnya sudah bulat—ia akan berjuang untuk membalas dendam atas kematian orang tuanya, dan ia akan melindungi dunia dari ancaman para iblis ini.
Zhen Yi mengangkat Kristal Cahaya Abadi di tangannya dan menatapnya dengan mata yang penuh tekad. "Saya akan menjadi lebih kuat. Saya akan melawan mereka semua."