Pagi itu, kabut tipis masih menyelimuti lereng bukit tempat Zhen Yi berlatih. Di bawah langit biru yang memudar menjadi jingga, tubuhnya berdiri tegak di atas batu besar, berfokus pada nafas dan energi yang mengalir di dalam dirinya. Kristal Cahaya Abadi yang tergantung di dadanya berkilau dengan cahaya lembut, seolah menjadi simbol perjalanan yang baru saja dimulai. Zhen Yi tahu, ini bukan hanya sekadar latihan. Ini adalah langkah pertama menuju takdir yang lebih besar.
"Zhen Yi, kamu sudah siap?" suara Xian Tao terdengar dari belakangnya, menandakan bahwa guru itu telah mengamati latihan Zhen Yi sejak tadi.
Zhen Yi membuka matanya dan menoleh ke arah gurunya. "Saya siap, Guru. Saya ingin menguasai seni kultivasi dengan cepat. Saya ingin menjadi cukup kuat untuk menghadapi para iblis."
Xian Tao mengangguk pelan. "Kamu punya tekad yang kuat, tetapi ingatlah, kultivasi bukan hanya soal kekuatan. Ini adalah perjalanan panjang yang menguji jiwa dan hati. Kekuatan sejati datang dari pemahaman diri dan alam semesta."
Zhen Yi mengangguk, meskipun kata-kata gurunya terdengar berat, ia merasa lebih terdorong untuk melanjutkan. Ia ingin segera mencapai tingkat yang lebih tinggi. Namun, ia tahu bahwa setiap kultivator yang hebat pasti pernah melalui tantangan-tantangan berat dalam perjalanan mereka. Dan sekarang, ia pun harus menghadapi tantangan pertamanya.
"Baiklah, mari kita mulai latihanmu yang sebenarnya," kata Xian Tao, lalu ia melangkah maju dan menepuk tanah. "Kamu akan menghadapi Tantangan Alam Pertama. Hanya mereka yang mampu mengatasi tantangan ini yang bisa melanjutkan perjalanan ke ranah yang lebih tinggi."
Zhen Yi menatap Xian Tao dengan serius. "Apa yang harus saya lakukan?"
Xian Tao memandang Zhen Yi dengan tatapan penuh makna. "Tantangan Alam Pertama adalah ujian yang akan menguji kelincahan dan ketahanan tubuhmu. Kamu harus bisa bertahan dalam medan yang telah aku siapkan tanpa tergoda untuk menggunakan kekuatan eksternal seperti Kristal Cahaya Abadi. Ini adalah ujian fisik dan mental."
Zhen Yi merasa jantungnya berdebar. Tantangan pertama? Seperti apa medan yang akan dihadapinya?
Tanpa memberi tahu lebih banyak, Xian Tao melambaikan tangannya, dan seketika tanah di bawah mereka mulai berguncang. Sebuah portal kecil muncul, menyemburkan cahaya terang, dan dari dalamnya muncul dua binatang besar yang tampak seperti ular raksasa dengan sisik berkilau seperti baja. Mereka memiliki mata merah menyala yang tajam, memperlihatkan bahwa mereka bukanlah makhluk biasa.
"Ini adalah Ular bawah tanah, salah satu tantangan yang telah aku persiapkan untukmu. Ular ini memiliki kemampuan bergerak yang sangat cepat. Kamu harus bertahan hidup tanpa menggunakan kekuatan dari luar, hanya mengandalkan kemampuan tubuhmu dan pengetahuan yang telah kamu pelajari sejauh ini," ujar Xian Tao dengan suara tenang.
Zhen Yi menarik napas dalam-dalam. Ia tahu ini adalah ujian yang sangat serius, tetapi ia tidak bisa mundur. Ia harus membuktikan bahwa ia layak untuk menjadi seorang kultivator yang tangguh.
Ular itu mendesis dan bergerak cepat, meluncurkan tubuh mereka ke arah Zhen Yi dengan kecepatan luar biasa. Zhen Yi berusaha untuk tetap tenang, mengamati gerakan ular-ular itu. Dalam sekejap, salah satu ular meluncur menuju tubuhnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Dengan cepat, Zhen Yi melompat ke samping, menghindari serangan ular pertama. Gerakannya hampir tak terlihat, tubuhnya meluncur ke tanah dengan kecepatan yang tak terduga. Namun, saat ia berusaha untuk bangkit, ular kedua sudah melesat dengan lidah berbisa mengarah ke tubuhnya. Zhen Yi hanya punya sedikit waktu untuk menghindar, dan ia tahu bahwa jika ia gagal, tubuhnya bisa hancur seketika.
Dia berbalik dan memusatkan seluruh perhatiannya pada gerakan ular itu. Dengan sekuat tenaga, Zhen Yi melompat tinggi ke atas, menghindari serangan itu dengan selisih yang sangat tipis. Namun, tak lama setelah itu, ia merasakan rasa sakit yang tajam di kakinya—ia terjatuh ke tanah, terluka akibat ujung sisik ular yang sempat mengenai kulitnya.
Sakitnya luar biasa, tetapi Zhen Yi menggigit bibirnya dan berdiri lagi. Dia tahu, untuk mengalahkan tantangan ini, dia harus lebih cepat, lebih tajam, dan lebih cerdas. Zhen Yi menatap ular-ular itu dengan tekad yang semakin kuat, dan dalam hatinya, ia memutuskan untuk tidak menyerah.
Dia mulai mengubah taktiknya. Alih-alih hanya menghindar, Zhen Yi mulai mengalihkan perhatian ular-ular itu dengan gerakan-gerakan tipu daya, memanfaatkan kecepatan dan ketepatan gerakan tubuhnya. Dalam beberapa detik, Zhen Yi melancarkan serangan balik dengan tangan kosong, menumbuhkan keberanian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dengan gesit, Zhen Yi berhasil melumpuhkan salah satu ular dengan sebuah tendangan kuat yang mengenai bagian tengkuk ular itu, membuatnya terjatuh ke tanah.
Ular kedua langsung mengamuk, meluncur lebih cepat, mencoba membalas dendam atas temannya yang terluka. Zhen Yi tahu ini adalah saat terakhir. Dia berkonsentrasi, mengumpulkan seluruh tenaga di dalam tubuhnya, dan saat ular itu meluncur ke arahnya, Zhen Yi melompat tinggi dan menghantam bagian kepala ular dengan telapak tangan yang dilapisi energi yang telah ia kumpulkan.
Dengan sekali pukul, ular itu terpental dan hancur, tubuhnya terbelah menjadi beberapa bagian. Zhen Yi mendarat dengan kaki gemetar, nafasnya terengah-engah, dan luka-luka di tubuhnya mulai terasa lebih perih. Namun, rasa puas dan bangga mengalir begitu saja dalam dirinya.
Xian Tao berjalan mendekat, matanya penuh dengan kekaguman. "Kamu berhasil, Zhen Yi. Tantangan pertama telah kamu lewati. Ini adalah awal yang baik. Namun, ingatlah, ini baru permulaan. Perjalananmu masih panjang, dan banyak tantangan yang lebih besar yang menantimu."
Zhen Yi menundukkan kepala sejenak, merenungkan kata-kata gurunya. Ia tahu bahwa hanya dengan menghadapi tantangan demi tantangan, ia bisa mencapai tujuannya. Semangatnya semakin membara, dan ia merasa bahwa dirinya sedang berada di jalur yang benar untuk menjadi kultivator yang tangguh.
Dengan tekad yang baru, Zhen Yi bersiap untuk menghadapi ujian-ujian berikutnya yang pasti akan datang. Ia tahu, hanya dengan menjadi kuat dan memanfaatkan segala potensi yang ada dalam dirinya, ia bisa melindungi dunia dari ancaman yang semakin besar.