Daun yang Jatuh
Brayen berjalan menyusuri hutan yang rimbun, langkahnya ringan seperti daun yang melayang ditiup angin. Pagi itu, udara segar menyelimuti daratan tinggi, tempat tinggalnya yang dikelilingi oleh pepohonan besar dan jurang dalam yang tak terjamah. Sebagai seorang anggota dari Fraksi Penjaga Lautan, hidup Brayen biasanya penuh dengan latihan keras dan penjagaan wilayah yang sering kali sepi. Namun, hari ini, ia merasakan ketenangan yang langka.
Di tengah hutan yang sunyi, Brayen menemukan sesuatu yang tidak biasa. Sebuah daun, begitu halus dan bersinar lembut di bawah sinar matahari pagi. Daun itu tidak seperti daun lainnya. Di tengahnya ada pola bercahaya, warna biru keemasan yang seolah hidup. Terpesona, Brayen mengangkat daun itu dengan hati-hati. Tanpa ia sadari, seiring sentuhannya, daun itu mulai bergetar, melepaskan energi yang terasa asing namun kuat.
"Apa ini?" gumam Brayen, matanya terbuka lebar. Tiba-tiba, tubuhnya terasa panas, energi mengalir dengan cepat melalui dirinya. Brayen terjatuh ke tanah, tubuhnya tidak bisa mengendalikan kekuatan yang datang begitu mendalam. Namun, sebelum ia bisa sepenuhnya memahami apa yang terjadi, bayangan gelap melintas di depan matanya. Sesosok pria berbaju hitam muncul, matanya penuh ancaman.
"Jangan sentuh daun itu, Brayen," kata pria itu dengan suara rendah. Brayen hanya bisa tertegun, tubuhnya masih lemah karena aliran energi yang mengalir tanpa kendali.
"Siapa kamu?" tanya Brayen, hampir tidak bisa bersuara.
Pria itu tersenyum tipis. "Aku Elara Stormveil, anggota Fraksi Penjaga Lautan. Daun yang kamu temukan bukanlah milikmu. Itu adalah kekuatan yang berbahaya."
Brayen terdiam, menyadari bahwa pertemuan ini adalah awal dari sebuah perjalanan yang jauh lebih besar dari apa yang ia bayangkan.