Bab 1 – Kelahiran Sang Pemangsa
Di dunia yang penuh dengan kehancuran, tempat makhluk-makhluk liar mendominasi, Toru terbangun di reruntuhan sebuah desa. Tubuhnya basah oleh hujan, dan rasa lapar yang menggigit membuatnya merasa seperti binatang buas. Namun, yang membuatnya takut bukan rasa lapar itu, melainkan naluri aneh yang membisikkan bahwa ia tidak lagi seperti manusia biasa.
Toru tidak ingat siapa dirinya sebelumnya. Dalam kepalanya hanya ada serpihan memori samar tentang api besar dan suara-suara yang meminta tolong. Ketika ia berdiri, rasa sakit menusuk di seluruh tubuhnya. Namun, sesuatu menarik perhatiannya—sebuah kristal hitam kecil yang bersinar redup di antara puing-puing.
Ketika Toru menyentuh kristal itu, ingatan seolah-olah ditanamkan dalam pikirannya. "Devour," kata suara asing dalam kepalanya. Kekuatan misterius ini memberinya kemampuan untuk menelan mangsanya dan menyalin kekuatan mereka.
Namun, Toru tidak punya banyak waktu untuk memahami kekuatan barunya. Dari kegelapan muncul seekor makhluk besar berbentuk serigala dengan bulu kelabu kusam dan taring yang meneteskan cairan hijau korosif. Matanya merah menyala, penuh kebencian.
"Mangsa pertama," pikir Toru.
Dalam pertarungan hidup dan mati itu, Toru menyadari bahwa tubuhnya bergerak dengan cara yang tidak pernah ia pelajari sebelumnya. Serigala itu menyerangnya dengan cakarnya yang tajam, tapi Toru berhasil menghindar secara naluriah. Ketika ia akhirnya mengalahkan serigala dengan menghantamkan pecahan logam tajam ke leher makhluk itu, rasa lapar yang menggila mengambil alih.
Tanpa berpikir panjang, Toru menelan bagian dari serigala tersebut. Saat itu juga, sesuatu yang gelap dan dingin meresap ke dalam tubuhnya. Ia merasakan kekuatan baru mengalir—kemampuan berlari secepat angin dan menciptakan racun korosif seperti yang dimiliki serigala itu.
Namun, ia juga merasakan sesuatu yang lain: bisikan, suara-suara kecil yang meminta untuk dibebaskan dari dalam tubuhnya.
Toru tahu bahwa ini baru permulaan.