Shen Li, yang sedang marah, berjalan menuju ruang tamu. Bukan keputusannya untuk berakhir di sana; ruang tamu hanya berada di ujung koridor. Huo Tianqi berada di koridor, yang berarti dia hanya bisa menuju ke luar.
Hampir pusing karena marah, Shen Li tidak memikirkan kemana dia akan pergi, tetapi saat ia menoleh, ia melihat Huo Siyu turun dari lantai dua. Dia sedang mencari Shen Li, karena percakapan antara ayah dan anak perempuannya itu sudah berlangsung terlalu lama.
"Apa yang terjadi pada lehermu?" wajah Huo Siyu menjadi gelap.
Lima tanda jari merah cerah menonjol di leher putih Shen Li, kontras yang mencolok dan nyata yang tidak bisa dia abaikan.
Meskipun kulit Shen Li memerah dengan sentuhan paling ringan sekalipun, seseorang berani memegang lehernya seperti itu pasti sebuah ajakan mati.
Shen Li secara tidak sadar menyentuh lehernya; dia tidak merasakan banyak sakit, tetapi bekasnya menakutkan. Dia berbalik ke pelayan terdekat dan berkata, "Tolong ambilkan saya syal."
