Shen Li tidur nyenyak, tidak sadar apakah itu karena dupa atau karena semangatnya yang terlalu tegang beberapa hari ini. Ia tertidur dengan cepat, pikiran dan tubuhnya segera rileks, mengalami tidur nyenyak yang jarang didapatkan akhir-akhir ini.
Dalam mimpinya, ia seolah memasuki ladang bunga, areal yang luas penuh dengan lavender, berwarna cerah, membawa aroma yang menyenangkan. Sinar matahari terang bertebaran dari langit, lembut dan damai, sementara angin sepoi-sepoi mengibaskan roknya dan membuat lavender bergoyang ditiup angin.
Dari kejauhan, ia melihat sebuah sosok mendekat.
Tinggi dan tegap, dengan sikap acuh tak acuh, dingin...
"Shen..." ia menjadi bersemangat, berteriak keras, lalu mulai berlari ke arahnya.
Dia ada di depannya, begitu dekat, namun tidak peduli betapa keras ia mencoba berlari ke depan, Shen Yu masih tetap jauh, jauh sekali darinya.
Seperti ada jarak tertentu yang tidak bisa ia lewati, tidak peduli betapa keras ia berlari.