"Saya belum pernah melihat Anda atau kakak perempuan Anda mengucapkan kata-kata yang menyesatkan di depan umum, hal itu akan membuat saya sakit kepala, tolong perhatikan bahasa Anda di masa depan," kata Shen Li dengan acuh tak acuh, lalu berpaling dan berjalan pergi, menuju bagian lebih dalam dari taman.
Guo Ling masih berlutut di tanah, tangannya menutupi lehernya yang sangat sakit. Sejenak, dia mengira akan dicekik sampai mati.
Kata-kata Shen Li bergema jernih di telinganya, seperti tamparan di wajah, membuat pipinya terasa panas. Di balik rasa malu, ada kekecewaan yang lebih besar. Dia mengira Shen Li masih muda, terlihat ramah, dan meskipun wajahnya tidak bulat dan penuh, pastinya dia orang yang sensitif. Selama dia mendekati dan mengakui Shen Li sebagai 'kakak', meskipun Shen Li enggan di hatinya, di depan semua orang, tentu dia tidak mampu kehilangan muka dan mengabaikannya.