Anastasia merasa ngeri sekaligus kagum mendengar penjelasan putrinya.
Pertama, ia merasa ngeri, karena kutukan itu terdengar sangat kuat. Dasarnya adalah siksaan yang tak berujung yang dapat digunakan untuk berbagai alasan oleh penyihir, baik untuk investigasi, atau yang lebih buruk lagi, untuk kesenangan.
Pada saat yang sama, ia merasa kagum ketika Aria memberikan idenya. Mereka dapat menggunakan kutukan ini pada prajurit-prajurit mereka, sehingga prajurit mereka akan tetap hidup tidak peduli seberapa parah luka yang mereka derita.
Aria mengangkat alisnya melihat reaksi ibunya, "Tidakkah kamu pikir ide itu hebat, Bu? Holy Achate bisa menjadi yang terkuat di dunia, karena tidak seorang pun—bahkan Raja Binatang, dapat membunuh prajurit kita."
Bibir Anastasia mulai melengkung ketika ia perlahan membuang moralitasnya.