Chereads / TOMORROWLANDS / Chapter 21 - TOMORROWLAND:THE BEGINNING

Chapter 21 - TOMORROWLAND:THE BEGINNING

Chapter 21

Hujan masih mengguyur pelan, meninggalkan jejak basah di jendela ruang UKS. Suasana begitu tenang, hanya suara rintik hujan yang menemani percakapan di antara Tensura dan Sasami. Sasami termenung sejenak setelah mendengarkan cerita panjang Tensura, lalu menghela napas pelan.

"Maaf karena membuatmu menceritakannya," ucap Sasami, suaranya terdengar pelan dan penuh rasa bersalah.

Tensura menggeleng pelan, tersenyum tipis. "Tak apa. Lagi pula, kita sudah berteman sejak kecil. Ingat waktu pertama kali kita bertemu di taman? Saat itu kamu sedang sendirian membuat istana pasir."

Sasami menatap langit-langit, mencoba mengingat.

"Ibuku yang menyuruhku menghampirimu, kan?" tanyanya perlahan.

Tensura terkekeh. "Iya, kamu mendekatiku dengan wajah polosmu dan bertanya, 'Kamu lagi buat apa?' Aku bilang sedang membuat istana pasir yang besar agar sang raja aman dari bahaya. Lalu, aku mengajakmu ikut membangun. Aku yang mengerjakan bangunan utama, dan kamu membuat bentengnya."

Sasami mengernyitkan dahi. "Hah? Benarkah? Aku nggak ingat."

"Iya, kamu bilang harus ada ruang di belakang istana untuk para hewan," kata Tensura sambil tertawa kecil.

Mata Sasami membulat. "Eh? Serius? Aku ngomong begitu?"

"Iya! Katamu, itu supaya kamu bisa jadi dokter hewan di istana. Lalu aku tanya, 'Memangnya untuk apa dokter hewan di istana?' dan kamu cuma jawab, 'Hehe, nggak tahu. Tapi nanti kalau sudah besar, aku mau jadi dokter hewan yang berkeliling dunia.' Waktu itu aku cuma bisa bilang 'Waaah…'"

Wajah Sasami memerah, tersipu malu. "Ehhh... Ternyata kamu masih ingat, ya. Memang, sih... Sampai sekarang aku masih ingin jadi dokter hewan dan keliling dunia. Tapi... entah kapan itu bisa terwujud."

Tensura tersenyum mengingat kenangan itu. "Aku juga ingat, waktu istananya selesai dibangun, tiba-tiba Futaro muncul sambil berlari dan teriak, 'Serangan raksasa!' Lalu dia menghancurkan istana kita. Mukamu langsung marah dan kamu mengejar dia!"

Sasami mendengus pelan. "Dari dulu dia memang nggak berubah. Waktu tahu aku sekelas dengannya, aku sempat kesal. Untung ada kamu."

Tensura tertawa kecil. "Iya, sih. Tapi Futaro juga yang sering bikin suasana jadi lebih cerah. Walaupun usil, dia tetap teman yang baik."

Hening kembali menyelimuti ruangan. Mereka berdua menatap keluar jendela, memperhatikan hujan yang mulai reda, meski awan kelabu masih menggantung di langit. Senyum tipis terukir di wajah mereka.

Namun, mendadak Sasami mengerutkan dahi, seperti teringat sesuatu.

"HEI! Apa yang kamu lakukan dengan Leena-sensei tadi, hah?!" serunya tiba-tiba.

Tensura terkejut. "A-Aku... anu... aku kira kamu sudah lupa soal itu. Aku... itu..."

Belum sempat Tensura menjelaskan, sebuah suara muncul dari balik tirai UKS.

"Aku dapat lotre sebesar seratus ribu yen!"

Keduanya sontak menoleh. Leena-sensei muncul dari balik tirai dengan senyum lebar.

Sasami memandangnya curiga. "Tunggu... sejak kapan Sensei beli tiket lotre?"

"Hehe, tadi waktu Sensei jalan di koridor, kebetulan Tensura lewat. Saat itu Sensei sedang memilih tiket lotre, jadi Sensei minta Tensura pilihkan satu. Ternyata tiket yang dipilih Tensura menang!" Leena-sensei tertawa ceria. "Makanya Sensei senang banget sampai memeluk Tensura. Benar kan, Tensura-san?"

Tensura mengangguk penuh percaya diri. "Iya! Gara-gara aku, Sensei menang lotre!" ujarnya bangga.

Sasami hanya bisa menatap mereka berdua dengan tatapan tidak percaya.