Chapter:23
Setelah menutup telepon dari Rikardo, Leena-sensei mendadak merasa ada sesuatu yang bergerak cepat di dekatnya. Sekilas matanya melirik ke arah pintu yang sedikit terbuka. Namun, ia hanya menghela napas pelan, mengabaikan firasat itu, lalu kembali menunduk pada ponselnya.
Di ruang UKS, suasana terasa santai. Tensura dan Sasami duduk bersandar di atas kasur, menikmati cemilan yang baru saja diberikan oleh Leena-sensei.
"Kamu mau teh hijau atau teh biasa?" tanya Tensura sambil mengangkat dua gelas teh di tangannya.
"Teh biasa aja. Aku mau yang ringan-ringan dulu," jawab Sasami santai.
Tensura menyodorkan gelas teh itu pada Sasami. Sesaat hening menyelimuti ruangan sebelum Tensura kembali bersuara.
"Omong-omong, gimana ya sama yang lain? Kita udah di sini hampir sejam loh."
Sasami terperanjat. "Eh? Yang bener?"
---
Di kelas, suasana jauh berbeda. Yukata gelisah, mondar-mandir di depan meja.
"Iiih, gimana ini? Mi-chan sama Tensu-kun belum balik juga! Apa jangan-jangan mereka berdua terluka parah sampai lama di UKS? Gimana ini, Kato?" suara Yukata meninggi, kepanikan jelas terdengar.
Kato, yang sibuk bermain game di ponselnya, hanya melirik sekilas. "Mana aku tahu. Aku capek abis gendong Futaro dan Sasami ke UKS," balasnya datar.
---
Dua Jam Sebelumnya...
"Aduh... berat banget sih kamu, Futaro!" keluh Kato sambil berjuang menggendong Futaro yang pingsan.
"Semangat, Kato-kun!" seru Yukata ceria di belakangnya.
Kato mengerutkan dahi. "Omong-omong, kemana sih si Sasami? Nyariin Tensura ya?"
"Gak tahu ah! Aku cari dulu ya, bye-bye!" Yukata melambaikan tangan dan berlari meninggalkan Kato.
"Hei, tunggu dulu! Ah, dasar... Futaro, nyusahin aja!" gerutu Kato, tetap berusaha mengangkat Futaro menuju UKS.
Beberapa menit kemudian, setelah berhasil membawa Futaro ke UKS, Kato berdiri terengah-engah.
"Huh, akhirnya manusia ini sampai juga di UKS. Tapi... Yukata kemana ya?" gumamnya sambil menyeka keringat.
Saat Kato berjalan di lorong, ia bertemu dengan Tensura, Yukata, Leena-sensei, dan Sasami yang sedang digendong oleh Leena-sensei.
"Ah, Kato-san, kebetulan kita ketemu," sapa Leena-sensei tenang.
Kato mengerutkan kening. "Eh? Kenapa Sasami sampai pingsan begitu?"
"Jelasinya nanti aja. Sekarang gantian, gih, gendong Sasami," kata Leena-sensei santai.
"Oi, tunggu dulu! Kenapa nggak Tensura aja? Dia kan juga bisa!" protes Kato.
"Aku capek, Kato," jawab Tensura singkat.
"ALASAN GAK SETIMPAL!!!" bentak Kato, tapi pada akhirnya ia juga yang mengangkut Sasami.
"Dan kau sendiri minim kontribusi, Yukata!" semprot Kato.
"Hehe… gimana lagi? Aku kan perempuan. Tapi aku tetap khawatir sama mereka…" Yukata nyengir tak bersalah.
Tiba-tiba, pintu kelas terbuka. Futaro muncul entah dari mana.
"Mungkin mereka terlibat skandal UKS," ucapnya santai.
"Hah? Sendal UKS? Memangnya ada?" tanya Yukata polos.
"Skandal, bukan sendal, WANITA!" bentak Futaro frustasi.
"Heh, apa itu skandal?" Yukata menatap Futaro bingung.
"Itu loh, orang melakukan sesuatu diam-diam tanpa diketahui orang lain," jelas Futaro.
"Kayaknya nggak gitu deh konsep skandal," sahut Kato datar.
"Eh? Jadi maksud kamu mereka berdua lagi makan makanan dari Leena-sensei terus ketiduran karena kekenyangan?!" Yukata mendadak antusias.
Belum sempat Futaro menjawab, Yukata langsung berlari menuju UKS.
"Hei, tunggu! Padahal aku nggak bilang gitu…" Futaro menghela napas panjang.
---
Sementara itu, Tensura dan Sasami berjalan santai di koridor, membawa sisa cemilan.
"Hey, lihat! Hujannya reda," kata Sasami sambil menengadah.
"Oh iya. Ada pelangi nggak, ya? Sudah lama aku nggak lihat," balas Tensura.
"Ah! Lihat di situ!" seru Sasami menunjuk ke langit. "Indahnya…"
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lorong.
"SASAMI!!!"
Mereka menoleh dan mendapati Yukata berlari ke arah mereka. Tanpa aba-aba, Yukata langsung melompat memeluk Sasami.
GUBRAK!
"Aduh… Yukata!" keluh Sasami.
"Mi-chan! Kamu lama banget sama Tensu-kun! Aku khawatir banget, huwaaaa!" rengek Yukata.
"Duh, Yukata… kami nggak ngapa-ngapain kok. Nih, buat kamu," Sasami menyodorkan kantong makanan.
"Masa? Beneran? Makasiiih!" Yukata menerima kantong itu dengan mata berbinar-binar.
Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan kembali ke kelas.
Di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan Leena-sensei.
"Ah, kalian. Sasami, sudah mendingan?" tanya Leena-sensei.
"Iya, Sensei. Terima kasih untuk semuanya… juga makanannya," jawab Sasami sopan.
"Iyah, makasih buat makanannya~" tambah Yukata sambil mengunyah.
"Makan yang bener, jangan sambil ngomong! Plak!" Tensura mendorong makanan yang dikunyah Yukata.
"Hehe, ya udah sana. Sebentar lagi ganti jam pelajaran loh," ucap Leena-sensei sambil tersenyum.
"Baik, Sensei!" jawab mereka serempak.
Namun, langkah mereka terhenti. Di ujung koridor, seorang perempuan berjalan anggun mendekat, diapit dua orang di sisinya.
"Kalian bertiga, berhenti di sana," perintahnya dengan suara tegas.
Mereka langsung berhenti. Mata mereka membelalak.
Itu adalah Shiratori Aoi, Ketua Komite Disiplin Sekolah.
"A-anu… Ketua, ada apa ya?" tanya Tensura hati-hati.
"Sudah lama aku mencari kalian. Tadi aku cek UKS kosong. Sekarang ikut aku ke ruang komite disiplin. Teman-teman kalian juga sudah di sana."
"EHHH?!" seru mereka bertiga bersamaan.