Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Guardian of Dark Night

Nugo8588
--
chs / week
--
NOT RATINGS
137
Views
Synopsis
Duan Holster 24 tahun berambut hitam dan mata hitam seorang mahasiswa tingkat akhir yang tinggal bersama neneknya. Duan bekerja sebagai penjaga toko, setelah mengakhiri kelas, setiap siang hari hingga malam, Duan bekerja selama 10 jam. Pada suatu hari Sebuah serangan terjadi dalam serangan pada toko tempatnya bekerja, tiga perampok datang ke tokonya, satu dari jauh menodong pistol, dua orang mencoba mendekat dengan salah satunya membawa pisau. "Beri semuanya atau mati" Rampok meminta. "Tolong tenang, ambil saja ini semua". Sepertinya pekerjaan ku berakhir disini pikir Duan. Pria terakhir mencoba mengambil uang dalam penyimpanan. "Minggir jangan melakukan apapun" Pach!!, sebuah pukulan mendarat di pipi Duan dan Dia terlempar membenturkan kepala belakang mengenai meja kasir di belakangnya. 'Sial ambil saja tidak usah memukul' pikir Duan dalam benaknya. Duan berdiri dengan sedikit linglung, pria yang membawa pisau mencoba menusuknya, Duan menghindarinya ke kanan menyerempet lengan kirin, Duan memposisikan kaki kanannya ingin maju ke depan tapi merasakan bahaya, Dia melompat mundur dan dan suara bang bang kaca disamping Duan sebelum pecah. Duan dengan reflek langsung menunduk 'Sial kenapa bergerak sih' mereka waspada terhadap perlawanan Duan. Duan memberi sarat dengan mengangkat dua tangan keatas mencoba berdiri untuk menyerah tapi di abaikan oleh pria membawa pisau. Wuss wuss wuus, tiga tusukan yang cepat dilakukan ke arah dada nya. 'uhh!!!' tusuk terakhir mengenai ulu hati dan suara pistol meletus 'bang! bang!' peluru mengenai kepalanya dan Duan terjatuh terkapar dengan wajar menghadap lantai, darah mulai membanjiri area tersebut. Delapan detik sebelum kematian kenangan terlintas dalam pikirannya 'aku tidak memiliki banyak kenangan indah untuk dibawa mati' Dia yang di besarkan oleh neneknya saja yang tidak memiliki teman seorang pun karena terlalu lusuh. Setelah kegelapan pun datang di pikirannya dan Duan mati, setelah beberapa waktu berlalu, Dalam kegelapan Duan Merasakan hangat. Matanya terbuka!!!
VIEW MORE

Chapter 1 - 2. kehidupan kedua dan nama baru!

Dalam kegelapan yang dingin Duan tidak merasakan hangat lagi ia mulai merasakan lapar yang membuatnya membuka matanya dan menyadari bahwa ia merasa asing dengan tempatnya seperti ditengah hutan yang penuh dengan suara serangga.

Dia melihat tangan kenapa menjadi kecil, 'apa aku terlahir kembali' pikirnya.

Duan terkejut dengan kejadian ini, saat kesadaran mulai kembali dan bertanya-tanya 'apakah ini kehidupan kedua ku' dia tidak menyangka kesempatan kedua terjadi padanya.

'Dimana ini, apakah ada orang yang akan menemukan ku'. Keluhnya.

'Apa yang dipikirkan oleh orang meletakkan ku disini, apa ingin membunuhku sekali lagi, sial! '.

Rasa laparnya makin Duan rasakan Dia ingin mengeluarkan suaranya dengan kesal. Mencoba meminta tolong .

' Waa waa waaa'

Saat Duan ingin berteriak lapar suara malah terdengar seperti bayi menangis. Dia masih belum bisa mengeluarkan suaranya. Duan merasa gelisah tentang semua yang terjadi. Membayangkan sendiri ditengah hutan tanpa seorang yang mendengarnya.

Duan mencoba mengulangi suaranya secara perlahan tapi tetap tidak bisa, malah membuat Duan marah dan suara tangisan bayinya lebih kencang.

Setelah beberapa kemudian Duan merasakan suara langkah kaki yang mendekati tempatnya, suara pria paruh baya mulai terdengar datang secara perlahan ke arah Duan berada.

"Anak kecil siapa yang tenga membuang mu seperti ini". Kata pria paruh baya dengan melihat sekeliling dengan cermat.

Lalu mengangkat keranjang bayi Duan dan menggendongnya.

" Seperti takdir membawamu kepadaku, mulai sekarang aku akan merawat mu tapi jangan menyusahkan ku anak kecil" Katanya sambil tersenyum.

Duan pun melihat seorang pria paruh baya dengan baju baja ringan dengan pedang di pinggangnya dan tatapan lembut melihat ke arahnya. Dia terlihat seperti pemburu dalam film-film yang pernah dia tonton dulu.

Dia merasa lega membuat Duan tenang dan berhenti mengeluarkan tangisan frustasi.

'Pakaian yang seperti orang cosplay'. pikir Duan

'Apakah aku terakhir ke dunia lain atau ke masa lalu yang jauh'. pikirnya lagi.

Seperti takdir mempertemukan kita dalam kehidupan ini, kemudian pria berkata.

"Ayo kita pulang" Kata pria paruh baya pada bayi Duan.

Pria paruh baya mulai berjalan tanpa keluar dari hutan. Duan pun tertidur pulas tanpa dia sadari mungkin karena terlalu lama menangis membuat tubuh bayi Duan cepat lelah.

Saat membuka mata Duan melihat sekelilingnya yang terbuat dari kayu semua dan seorang nenek yang sepantaran dengan pria paruh baya dengan rambut coklat dan mata coklat mencoba mengangkatnya dari keranjang bayi untuk menggendongnya. Di samping nenek seorang gadis berambut coklat dengan mata coklat sama. Matanya berbinar melihat Duan mencoba menyentuh pipinya. Gadis terlihat berumur 11 tahun.

Duan melihat mereka dengan penasaran tentang dunia ini tapi dia sadar harus melakukan secara perlahan, mulai dari mendengarkan apa yang mereka katakan dan melihat yang mereka lakukan. Mengetahui pria paruh baya pergi mencari kebutuhan untuk merawat bayi yang dibutuhkan setelah meminta saran dari temannya Mila.

Hingga Duan akhirnya mengetahui nama mereka. Pria paruh baya bernama Arnold, nenek bernama Mila dan gadis itu adalah cucunya bernama Sela.

Ditempat Mila yang sederhana Arnold mulai belajar merawat bayi karena Arnold tidak pernah merawat bayi sebelumnya karena itu pertama-tama Arnold belajar cara memandikan bayi, menyiapkan makanan dan susu untuk bayi, memakaikan kain baju agar bayi tidak kedinginan bahkan membersihkan pup untuk pertama kalinya. Arnold bahkan terbangun awal dan tidur lebih larut dalam beberapa hari terakhir, dia pulang larut malam dari rumah Mila kemudian datang lebih awal di pagi harinya untuk kembali.

"Kenapa merawat bayi sangat merepotkan, apa kau sering melakukannya dan tidak lelah? " Tanya Arnold

"Tentu saja melelahkan tapi itu membuatku bahagia saja hanya dengan melihat bayiku tersenyum. iya, walaupun lihat sekarang mereka sudah dewasa tapi tidak pernah mengunjungi ku hanya meninggalkan Sela, aish" Jawabannya dengan raut tersenyum kemudian jengkel sambil Memeluk Sela cucu di sampingnya.

Sela hanya melihat mereka dengan tatapan bertanya-tanya. 'Bukankah ibu dan ayah akan kembali setiap bulan, apanya maksudnya tidak pernah mengunjungi. Ya terserah lah' pikirnya, kemudian tatapnya menuju pada bayi dan bertanya pada kakek Arnold.

"Kek nama apa yang akan kau berikan pada bayi ini" Dengan tatapan penasaran karena beberapa hari berlalu hanya memanggil dengan sebutan bayi saja.

Duan yang mendengar pun penasaran dengan apa yang dikatakan bocah gadis Sela 'kau harus memberikan nama yang bagus pak tua kalo tidak aku akan membencimu walupun kau merawat ku, heheh' sambil tersenyum pada tatapan meraka.

Melihat senyum bayi menawan Sela mencoba memegang pipinya. Menyadari tangan Sela mendekat membuat senyum bahagia Duan berhenti tersenyum dan fokus mendengar nama barunya.

"Ah iya aku lupa memberinya nama, aku sudah memikirkannya dalam beberapa hari terakhir, bagaimana mana dengan Bear karena dia ditemukan di hutan yang akan menjadi penguasa hutan hahaha" Tawa Arnold dengan keras.

Kemudian Mila di samping memukul bahunya dengan keras dan Sela memberi tanda X dengan kedua tangan memberitahu bahwa mereka tidak setuju.

'Apaan nama Bear kau pikir aku beruang, ah beruang pun tidak ingin diberi nama Bear ckck' pikir Duan dengan alis terangkat.

"Nama aneh apa yang kau berikan, pikikan nama yang lain " Balas Mila tidak senang.

"Iya, kakek Arnold beri nama yang bagus untuk adik kecil yang imut ini" Kata Sela juga sambil mencubit pipi hingga memerah.

"Bukan kah itu bagus Bear apa yang jelek dari itu, ckck bagaimana kalau Jaguar, Simbat, Lion atau Dagin" katanya dengan wajah serius yang membuat Duo Nenek dan cucu melotot ke Arnold dengan serius.

"Bah apaan biarkan aku saja yang memberi nama" Berkata pada Arnold dengan memejamkan matanya.

"Tidak tidak biarkan aku saja kali ini serius" Katanya.

Sela melihat dan mendengar dengan serius ke arah kakek Arnold dan Mila berhenti memejamkan matanya mencoba percaya pada nama yang akan diberikan karena dia yang menemukan bayi tersebut.

"Nama, nama nama yang keren" Setelah beberapa detik berpikir

"Bagaimana dengan Duka Larack dengan Larack sebagai nama belakang yang sama dengan ku" Kata Arnold melihat mereka berdua dengan tersenyum.

Duan yang mendengar nama barunya hanya tertawa membuat mereka melihat lalu mereka berdua berkata secara bersamaan.

Setuju" Kata Mila

" Setuju" kata Sela, lalu Sela melanjutkan berkata.

"Lihat kakek Arnold dia tersenyum dan tertawa dengan nama yang kamu berikan hehe daripada nama aneh sebelumnya hahah " Vala Sela.

"Baiklah mulai sekarang namamu adalah Duka Larack " Kata Mila

Duan yang mendengar nama baru yang diberikan dalam kehidupan kedua hanya cekikikan dalam kasur bayinya.

'Mulai sekarang nama ku adalah Duka Larack' kata Duka dalam hatinya kemudian tertidur karena waktunya bayi tertidur.