Chereads / Elysium: Cahaya dalam Kegelapan / Chapter 9 - Nama baru, identitas baru

Chapter 9 - Nama baru, identitas baru

Setelah perjalanan yang cukup panjang mereka pun tiba dipasar, karna suasana menjelang malam disana banyak sekali makanan dan permainan.

"Hmm, bagaimana jika kita bermain sejenak? Sepertinya menyenangkan." ucap yun yun.

"Boleh juga, kelihatan nya menarik." jawab yuan'er, akhirnya mereka pun memutuskan bermain sejenak di sana.

Mereka menikmati permainan di sana, hingga mereka menemukan makanan seperti tanghulu, roti, sate, bakpao, dll.

mereka memilih membeli sate cumi, lalu setelah itu riyu memilih membeli tanghulu dan sate cumi.

Setelah selesai membeli makanan mereka pun akhirnya memutuskan kembali ke saudara mereka.

"Hmm, Zhang Xian ri yue?" batin riyu.

"Zhang Xian ri yue, ya.." batinnya lagi.

"Hmm baiklah." ucapnya.

"Kaka" bisik nya pada yuan'er, yuan'er pun menoleh ke arah nya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Em begini.. itu nama ku kan zhang xian ri yue, ya."

"Ya, lalu?" tanya yuan'er sedikit heran.

"Emm itu, bisakah kalian memanggil xian saja?" Jawabnya.

"Hmm, Xian? Mengapa memang nya" tanya yuan'er lagi.

"tak apa hanya mungkin aku rasa lebih baik di panggil xian saja, hehe" ucapnya sambil nyengir dan berbisik.

Melihat adiknya yang senang yuan'er pun akhirnya menyetujui nya, "baiklah, Aku akan memanggil mu Xian mulai sekarang."

"Benarkah?" ucap riyu sambil tersenyum, lalu di angguki oleh yuan'er yang membuat riyu tersenyum.

Akhirnya mereka pun tiba di restoran yang di tempati para saudari-saudarinya itu.

Saat mereka berempat masuk para putri yang lain sedikit terkejut dan memiliki banyak pertanyaan di kepala nya.

"Hai, maaf membuat kalian menunggu" ucap yue xu'er.

"ah, iya kami tidak apa" ucap Salang seorang putri.

Mereka berempat pun akhirnya duduk di kursi yang sudah disediakan, dengan riyu masih mengikuti ketiga putri itu.

ketika mereka sudah duduk para putri lainnya masih bingung memikirkan harus mulai dari mana mereka bertanya.

Yuan'er pun akhirnya berbisik kepada yue xu'er dan yun yun, "Riyu bilang ia ingin di panggil xian.. mungkin itu menurut nya lebih nyaman, ia pun tadi sangat senang saat aku mengiyakan nya."

"Benarkah?" tanya yue xu'er lalu di angguki yuan'er pertanda benar.

"Hmm baiklah, Aku akan bilang ke yang lain seperti nya mereka pun masih bingung" ucap yun yun yang di setujui oleh yuan'er dan yue xu'er.

Yun yun pun akhirnya mencoba menunggu waktu yang tepat untuk bilang dan tak lama setelah itu, "Em ka, aku izin pergi sebentar, aku ingin buang air"

"Baiklah, apakah kau ingin di temani?" ucap yue xu'er yang langsung di tolak begitu saja dengan nya.

"Baiklah baiklah, aku hanya bercanda" lanjut nya.

Riyu pun bergegas pergi dari situ, ketika riyu pergi para saudarinya pun langsung bertanya akan pemuda tadi.

"Hei dia siapa?"

"Ya, benar dia siapa?"

"Mengapa kalian tidak bilang sesuatu"

"Jawab dan jelaskan lah"

Berbagai pertanyaan di lontarkan kepada mereka bertiga, yuan'er pun menenangkan adik adiknya itu lalu meminta yun yun yang menjelaskan.

"Itu dia.. riyu" ucapan itu langsung membuat para putri lainnya terkejut kemudian mereka menenangkan para putri yang lain.

"Baiklah tenang dulu akan ku jelaskan." ucap yun yun lalu menjelaskan semuanya.

"oh begitu ceritanya, mengapa kalian tidak memberitahu kami?" ucap feng huang.

"Ya mau bagaimana lagi, kalau kami mendatangi kalian lalu mengajak kalian mengejar nya tidak akan sempat" ucap yue xu'er.

"Benar juga si" kata hong ying.

"Ya, dan juga ia meminta untuk di panggil xian.. menurut kalian bagaimana?" tanya yuan'er.

"Ya benar, dia juga tadi sangat antusias sekali" lanjut yue xu'er.

"Ya, kalo kami si ga masalah yang penting dia seneng ini." ucap salah seorang putri lalu di setujui oleh para putri lainnya.

"Baiklah jadi sekarang kita akan memanggil nya xian?" tanya ming yue, yang di angguki oleh para putri pertanda setuju.

Riyu yang kini selesai buang air ia pun pun segera merapihkan diri lalu beranjak kembali, namun saat ia hendak kembali ia mendengar suara keributan di dekat arah hutan.

Riyu yang mendengar suara keributan itu akhirnya mendatangi sumber suara tersebut, disana ia melihat ada seorang pria yang bisa di bilang muda.

Ia melihat sosok pria itu yang tengah berkultivasi. hawa nya gelap dan ia mengeluarkan berbagai teknik yang membuat riyu sedikit tercengang, namun tak lama dari itu pria itu pun berhenti lalu berbicara suaranya sangat mengerikan bahkan riyu pun mematung mendengar nya.

"Hh, Hanya menghilangkan 1 " ucapnya, dengan seseorang yang sudah m*ti.

Riyu tak bisa berkata kata rasanya campur aduk, namun ia memutuskan untuk mengenakan topeng yang ia bawa. Setelah mengenakan topeng itu ia pun mencoba memunculkan diri di hadapan pria itu.

"Apa yang kau lakukan? Mayat itu.." ucapnya pada pria itu. Pria itu pun segera menoleh ke arah suara riyu, sedikit terkejut ia pun mencoba pergi dari sana namun riyu mengejar nya.

"Apa apaan ini?" ucap pria itu.

"Kau mau pergi kemana? Coba kau pikir bagaikan perasaan orang tua gadis itu jika tau anaknya m*ti dengan tragis." ucap riyu namun di hiraukan begitu saja.

"Hh, baiklah" ucap riyu lalu ia menggunakan teknik api nya dan ia gabungkan dengan teknik cahayanya.

Meski teknik yang ia miliki masih lemah, teknik itu menghasilkan kekuatan yang lumayan besar bisa di bilang 40% dari kekuatan yang seharusnya.

Riyu menggabungkan keduanya sambil terus mengejar pria itu, lalu saat pria itu sedikit kebingungan ia langsung mengeluarkan energi tersebut sehingga membuat pria itu sedikit terlempar dan terluka.

"Akhh, a-apa ini."

"Bagaimana bisa dia melakukannya." gumamnya.

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, sekarang ku tanya apa yang kau lakukan pada gadis malang tadi." ucap riyu dengan mata menyalang.

"Aku tidak melakukan apa pun." ucap pria itu.

"jangan bohong." ucap riyu sambil mengambil senjata nya yang berada di sakunya. Ketika senjata itu di perlihatkan membuat pria itu memegang belakangnya.

"Heh, begitukah? baiklah mari kita bertarung." ucap pria itu.

Akhirnya mereka pun bertarung, perlawanan demi perlawanan mereka lakukan.

"dia terus menangkis serangan ku, apa boleh buat hanya ini satu satunya cara." batinnya, lalu segera menggunakan teknik pedang terhunus.

Pedang itu berkilau dengan cahaya keemasan, pedang itu berwarna emas dengan sedikit warna merah pedang yang begitu indah namun sangat mengerikan.

"APAA?!" ucap pria itu.

"Baiklah jika itu mau mu." Pria itu lalu mengenakan teknik, badai penghancur cahaya.

Teknik yang di gunakan oleh pria itu memancarkan aura gelap, senjata yang ia keluarkan berwarna hitam dengan sedikit lapisan perak dan warna ungu menyala.

"Kita lihat siapa yang menang."